webnovel

Seharusnya Begitu?

"Kamu terlalu berlebihan" sanggah Luo membuat Rei kesal dengan sikap plin-plan yang Luo miliki.

"Jadi—, apa yang mau kamu katakan? Aku rasa, kemarahan mu tadi siang tidak hanya tentang aku dan Rion. Tapi hal ini juga berkaitan dengan Rei. Benar begitu?" Tebak Rei membuat Luo memalingkan wajahnya sejenak . Kemudian menatap Rei tajam.

"Benar" sahut Luo tanpa ragu, membuat Rei menghela nafas. Bertanya dalam hati, mengapa Agatha mencintai pria semacam Luo.

"Lalu kamu tau apa yang membuat aku kesal?" Tanya Rei balik membuat Luo mengerjapkan kedua matanya. Mencoba mencerna apa yang Rei atau Agatha katakan kepadanya,

"Apa?" Tanya Luo balik, dia merasa penasaran dengan jawaban Rei. Agatha banyak berubah. Luo menyukai itu.

"Kamu plin-plan! Kamu tarik-ulur aku. Supaya aku merasa bersalah dengan Rei. Tanpa aku bisa mengingat apa yang sedang terjadi. Jangan buat aku masuk ke dalam teka-teki yang kamu buat. To the point aja ke intinya! Kalau memang aku yang salah. Aku akan minta maaf." Jelas Rei membuat Luo tak percaya,

"Benarkah?"Sangsi Luo membuat Rei menatapnya tajam,

"Tentu" jawab Rei,

"Maaf. Aku hanya lepas kontrol. Mengingat kamu yang tiba-tiba menabrak Rei, calon ibu tiri ku." Kata Luo. Tiba-tiba Luo berubah menjadi lunak, tidak seperti tadi. Jadi, jangan salahkan Rei jika dia menilai Luo plin-plan.

"Lalu?" Tanya Rei,

"Kamu dengar kan? Aku sedang menurunkan rasa ego ku saat ini. Kenapa kamu malah membuat aku bertambah kesal?" Tanya Luo beruntun, seolah-olah dia terusik.

"Kamu aneh! Aku hanya bertanya saja, kenapa kamu kesal aku menabrak calon ibu tiri mu!"kata Rei kesal,"bukankah usia nya masih muda?"lanjut Rei, ingin tahu kebenaran yang dia coba gali dari Luo.

"Karena dia wanita yang aku cintai" jawab Luo santai, tanpa beban.

"APA!!!!!" Teriak Rei tak percaya,

"Hei! Kenapa kamu berteriak?" Tanya Luo tak suka,

"Kamu mencintai siapa? Rei!" Tunjuk Rei kepada dirinya sendiri yang membuat Luo menatap bingung.

"Kamu Agatha. Bukan Rei. Jangan becanda. Jangan terlalu percaya diri dan menganggap kamu wanita yang aku cintai" Kata Luo dengan sinis membuat Rei mengerjapkan kedua matanya.

"Ah—, benar" Sahut Rei,

"Aku berharap dia segera sadar" kata Luo tulus, membuat Rei terdiam. Bagaimana raganya bisa sadar? Sedangkan jiwa Rei berada dalam tubuh Agatha, tunangan Luo.

"Lalu menjadi ibu tiri mu?" Desak Rei,

Luo menggelengkan kepala nya.

"Aku akan membawanya pergi" jawab Luo membuat Rei tertawa terbahak-bahak mendengarnya, "Kenapa kamu tertawa? Apakah jawaban ku terdengar seperti lelucon bagi mu?" Tanya Luo tak suka. Rei yang mendengar nada tak bersahabat dari Luo segera menghentikan tawa-nya.

"Maaf" sahut Rei menyadari kesalahannya,"Tapi, kamu terlalu percaya diri. Bahkan aku merasa Rei tidak mengenalmu" lanjut Rei dengan keyakinan di hati nya.

"Sudahlah! Bukan saatnya aku membahas ini denganmu. Lagipula, kamu sudah tau dari awal kalau aku mencintai Rei. Karena latar belakang kami yang berbeda, dan kamu tidak suka dengan kehadiran dia dalam hubungan kita"

"Ter-serah kamu! Capek ngomong sama batu. Aku mau istirahat" kata Rei

"Tunggu!"

"Apa lagi?"

"Kamu ikut aku pulang ke apartemen"

"Astaga! Apa keluarga orang kaya seperti kalian suka kumpul kebo!" Protes Rei, membuat Luo menghela nafasnya,

"Setelah otak mu sembuh! Kamu akan berterima kasih ke padaku karena memaksa mu pulang ke apartemen ku hari ini" kata Luo sembari menyeret Rei untuk keluar dari kamarnya.

Rei memutar bola matanya jengah. Dia mengikuti apa yang Luo katakan. Tidak ada pilihan lain.

———

"Lo udah sembuh Gath?" Tanya seorang wanita yang membuat Rei menghentikan langkahnya. Rei terdiam. Dia tidak tahu siapa sosok yang berada di depannya.

"Jangan sentuh dia!" Kata Luo dingin, ketika tangan wanita itu ingin menyentuh Rei. Rei mengernyitkan dahinya. Ketika Luo bertindak posesif seperti itu kepada dirinya. Rei masih belum terbiasa menjadi pusat dari kehidupan. Karena biasanya, Rei hanya menjadi pemeran figuran dalam hidupnya. Bisa dibilang, dia hanya men

"Hei—, dia itu adik ku!" Gertak wanita itu, membuat Rei tersentak. Tidak percaya.

"Adik tirimu!" Ralat Luo membuat Alena tak suka,

"Kenapa kamu selalu gak suka sama aku!"protes nya,

"Jangan terlalu mendramatisir keadaan Alena!" tegur Luo,

"Bukan berarti karena aku anak ibu ku. Kamu bertingkah" tunjuk Alena ke pada Rei yang berada di dalam tubuh Agatha. Rei yang diperlakukan seperti itu mencoba menyembunyikan dirinya di balik tubuh tegap Luo, tunangan Agatha.

"Hei! Kamu lupa? Aku bisa menendang mu dari keluarga ini jika aku mau!" Tunjuk Luo.

Alena menghentakkan kakinya kesal. Rei tidak bergeming. Siapa Alena? Mengapa terlihat amat sangat membenci Agatha?

Luo yang menangkap sinyal rasa ingin tahu dari mata Agatha. Segera menarik tangan Agatha agar semakin menjauh dari rumah keluarga Gianina. Neraka bagi Agatha.

Luo masih menggenggam tangan Agatha erat. Meskipun saat ini, dia sedang menyetir mobil dengan satu tangannya. Rei tidak berani bertanya. Karena tatapan mata Luo dingin. Seperti serigala yang siap mengoyak mangsa-nya.

Rei membuang tatapannya ke arah luar jendela. Sibuk dengan pertanyaan yang berputar di kepala-nya. Tanpa mendapat jawaban, karena dia bingung harus bertanya pada siapa saat ini. Yang Rei bisa lakukan saat ini, berdamai dengan keadaan. Berharap keajaiban muncul sekali lagi, di dalam hidup-nya. Rei ingin dia bisa kembali ke tubuhnya. Tapi apa daya, dia masih terjebak dalam tubuh Agatha.

"Itu alasan aku melarang kamu pulang ke rumah kamu. Meskipun aku tidak mencintaimu, kamu tetap sahabat ku Tha. Jadi, bertahan lah untuk menjadi tunanganku sampai Rei bangun." Pinta Luo tanpa melepaskan tangan Agatha,

"Oh, begitu"

"Semua bisa ku berikan untuk mu Tha. Tapi untuk masalah hati, aku tidak bisa. Maaf" sesal Luo membuat Rei tersenyum.

"Aku tau. Terima kasih" sahut Rei,

"Kamu bilang apa barusan? Terima kasih? Seorang Agatha Gianina mengucapkan kata terima kasih!" Ledek Luo membuat Rei yang tadinya mulai mengubah persepsinya tentang Luo. Menarik semua apa yang dia lontarkan dari dalam hatinya. Rei melepas genggaman tangan Luo.

"Aku tarik semua nya!!!!!" Kata Rei kesal, membuat Luo tersenyum dan mengacak rambut Agatha.

——

Rei menggunakan piyama tidur yang baru saja dia beli via online. Rei membeli beberapa baju baru via online. Dia tidak menyukai style Agatha. Terlalu terbuka dan mengekspose tubuh gadis cantik itu. Rei juga tidak terbiasa dengan pakaian terbuka. Apalagi kekurangan kain, biarkan saja harganya mahal dan ber-merk, Rei tidak akan tertarik. Dia lebih memilih menggunakan pakaian online yang dia beli di toko online berwarna oranye. Kualitasnya bagus dan nyaman dipakai. Rei ke luar dari kamarnya.

"Gatha!"

"Hmmm—"

"Kamu pakai piyama? Bukan—"

"Jangan harap aku pakai baju tipis yang di lemari. Kamu nanti bisa ngiler" omel Rei membuat Luo menatap tak percaya ke padanya.

"Aku sudah melihatnya berulang kali, hampir setiap hari. Kamu lupa?"

"Ya—, aku berusaha mengurangi dosa mata yang kamu lakukan setiap hari itu" kata Rei tanpa rasa bersalah,

"What!"