"Untung saja mas Ardhan adalah kakaknya Aretha, bukannya Adam."
***
Adam masih saja terlihat menatap Bian dengan tatapan sengit, seakan-akan dia lah yang menjadi kakaknya Aretha, bukan Ardhan. Bahkan, untuk pertama kalinya, laki-laki itu merasa terindimidasi oleh sahabatnya.
"Sial! Apa-apaan ini. Bisa-bisanya, Adam menatapku dengan tatapan seperti itu," ucap Bian di dalam hati saat Adam masih menatapnya dengan tatapan sengit.
"Bisakah kamu berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu?" ucap Bian yang melayangkan protesnya pada Adam.
"Lagi pula, aku kan sudah meminta maaf pada mas Ardhan, dan dia pun sudah memaafkanku. Walaupun dia tetap memberikanku hukuman. Aku juga sangat sadar apa yang kulakukan adalah hal yang salah," ucap Bian yang menyadari kesalahannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com