webnovel

Petualangan Pertama

Ngomong-ngomong, setelah kami diberi misi, kami dilempar ke suatu tempat asing. Eh, Nata tak menerima misi itu. Hanya aku sendiri. Itu adalah pemandangan yang hampir sama pada saat aku baru ingin melakukan Lucid Dream sebelum akhirnya bertemu dengan ibu dan malah terjebak di sini.

Tapi itu lebih luas. Dari samping, memang bisa ditemukan pepohonan yang rimbun. Hutankah? Tapi dari depan dan belakang batasannya tidak terlihat.

"Eh, Kak Arga. Liat deh Nata beneran punya pedang!" Nata yang masih terlihat semangat menunjukkan sebuah pedang di tangannya.

Ah, aku baru sadar di tanganku juga ada senjata. Berbeda dengan Nata, aku memilih pistol. Melihat-lihat di mana peluru ditaruhkan, aku baru sadar entah sejak kapan memakai ikat pinggang dan ikat pinggang itu dari peluru untuk pistol ini.

"Kalau gitu, kita harus ngapain nih? Gimana kalau kita kek petualang-petualang gitu? Lagian, Kak Arga dikasih tugas sebagai pahlawan, 'kan?"

"Tunggu, Nat! Kita cek status dulu."

"Eh? Ah, iya benar. Liat dulu, yah."

Tadi aku sudah menerima misi, gelar, dan skill baru. Sudah pasti statusnya akan berubah. Ketika aku mengklik bagian profil, muncul seperti ini.

Nama: Arga Michael

Tanggal lahir: 07 April 2006

Zodiak: Aries

Jenis kelamin: Laki-laki

Status: Pelajar

Gelar: Pahlawan

Usia: 15 tahun

Level: 1

EXP: 1.000

Skill: NPC Buyer, Creation

Skill Ultimate: Justice Hero

Senjata: Pistol

Tiga permintaan:

1. Tidak terpisahkan dengan Nata.

2.

3.

Uh, nama belakangku ... berubah?

Sesuai dugaan, tapi tidak juga. Kukira saat diberi skill yang kuat, levelku akan naik. Tidak berpengaruhkah?

Mengklik ikon micropon, aku bertanya. "Hei, bagaimana caranya menaikkan level?"

"Menyelesaikan tantangan, permintaan, atau lomba. Untuk tantangan, kalian bisa melakukannya kapan pun yang kalian mau. Poin yang bisa kalian peroleh tergantung level monster dan jumlahnya. Kalau permintaan, itu tergantung jika ada permintaan dari orang lain. Akan ada pemberitahuan jika ada yang membutuhkan pertolongan. Poin yang didapat akan digandakan dari poin monster yang dikalahkan dan pembayaran jasa. Yang membuat permintaan harus membayar dengan poin juga. Ingat ini! Poin adalah segala hal di dunia ini bahkan sebagai mata uang. Ah, Permintaan agak tidak disukai bagi petualang biasa, jadi hati-hati dalam memilih monster. Tapi untuk pahlawan, itu tidak menjadi masalah. Terakhir untuk lomba, itu diadakan sesekali, secara acak. Poin monsternya akan dinaikkan tiga kali lipat dan yang ada di urutan pertama mendapatkan bonus."

Jadi, tergantung poin yang kami dapatkan. Makanya tidak berpengaruh aku memiliki skill baru di level SSS atau disebut Skill Ultimate. Tapi ini juga tidak benar dan juga tidak salah.

Ketika poin yang kami dapatkan semakin banyak, level secara otomatis akan naik. Beriring dengan naiknya level, skill-skill baru akan terbuka dan bisa membelinya. Semakin tinggi level skill yang dibuka, semakin kuat pula skillnya.

Khusus mereka yang menerima misi kemungkinan juga diberi Skill-Skill Ultimate lainnya walaupun levelnya rendah, sama sepertiku.

"Silakan baca ikon Perpustakaan untuk tahu lebih jelas, Tuan."

Ini bukan respons dari dewi itu karena dewi itu hanya menjawab ketika ditanya. Yang berbicara saat ini adalah Michael, skill yang baru kudapatkan. Tapi tentang skill ini masih sangat membingungkan. Aku masih perlu menyelidikinya nanti.

"Apa saja kegunaan poin? Kalau poin kami habis, apa yang akan terjadi?"

"Aha! Pertanyaan yang cerdas. Kalau kau pernah main game di duniamu, pasti pernah mendengarnya. Tapi ada sedikit perbedaan. Aku menggabungkan semuanya ke dalam satu istilah. Experience poin bisa untuk pembayaran, energi, bahkan nyawa. Hati-hati untuk tidak kehabisan poin. Kehabisan poin sama dengan mati."

Bahkan jika kau menyebutkan sedikit perbedaan dalam istilah di game, aku tentu tidak akan tahu apa bedanya. Aku tidak pernah memainkan permainan seperti ini. Kemungkinan besar banyak yang seumuran denganku memainkan game seperti itu, tapi aku termasuk yang tidak.

Aku paham. Jadi, EXP bisa untuk membeli apapun seperti skill dan NPC. Bisa juga untuk membayar jasa orang lain. Untuk ini, ada hubungannya dengan permintaan. Energi yang dimaksud ... apa itu? Staminakah? Aku kurang paham, tapi ini ada hubungannya untuk mengeluarkan skill. Lalu apa bedanya dengan nyawa? Hmm ... yah, aku bisa mempelajari lebih lanjut nanti. Masih banyak hal yang belum benar-benar kupahami.

"Hei, gimana kalau kita coba selesain tantangan buat ngumpulin poin dulu?"

Tantangankah ... hmm, aku mencoba melihat-lihat apa saja tantangan yang ada di ponsel.

Ada tantangan membasmi monster dengan beragam peringkat. Dari peringkat F sampai SSS. Kalau kami mengambil ini, sudah jelas kami tidak akan mengambil penanganan monster SSS. Lebih baik cari aman dulu. Salah-salah kami malah kehilangan nyawa.

"Hei, apakah bisa membuat permintaan abadi?" Itu hanya pemikiran spontan, tapi aku juga menginginkan jawaban.

"Bisa. Kamu bisa bikin permintaan jadi abadi dan enggak akan terbunuh apapun serangannya."

Abadikah? Memang benar itu saran yang bagus dan masih ada satu permintaan yang belum kuisi. Tapi jangan dulu. Aku akan memikirkannya dengan baik-baik.

"Jangan khawatir, Kak Arga! Cukup ambil tantangan semampu kita. Misalnya kita bisa nanganin monster slime atau peri salju. Memang nilainya rendah sih, tapi daripada membahayakan diri sendiri, 'kan?"

Slime atau Peri Salju. Memang, keduanya termasuk monster lemah dengan peringkat F. Satu monster yang dikalahkan bernilai tiga poin. Tapi itu juga tergantung.

Kalau melihat lebih detail lagi, ada juga slime dan Peri Salju di peringkat lebih tinggi tergantung jenisnya.

Sedikit sih, tapi seperti yang dikatakan Nata. Kalau kami nekat mencoba mengambil tantangan yang berat, kami tidak akan mampu.

Jadi, sepakat. Kami akan menangani monster slime dan setelah menekan tombol oke, lokasi kami berpindah.

***

Kami dikirim lagi-lagi ke lahan yang kosong meskipun tidak seluas tadi.

Hmm ... bukannya di sini agak terasa panas?

Nata juga mulai mengipas-ngipas dirinya sendiri menggunakan tangan dan hanya sebentar setetes keringat mengalir di pelipisnya.

"Oi, kok panas sih? Apa gak bisa lebih adem?"

"Monster slime hanya muncul pada musim panas."

Sepertinya saat Nata bicara, dia sekaligus menekan ikon Micropon karena Dewi itu segera menjawab.

Jadi, begitu, yah. Alasan mengapa di sini panas adalah kemunculan monster slime itu sendiri ada di musim panas.

Tapi aku tidak melihat satu pun slime di sini.

"E-eeh ... ada yang keluar dari tanah!"

Tadinya aku ingin bertanya di mana slimenya, tapi tak jadi. Sekarang aku menemukan sesuatu yang tampak ingin keluar dari dalam tanah dan ketika benda itu benar-benar muncul, itu yang kami cari.

Slime!

Secara tak terduga, slime-nya seperti yang kulihat di dunia nyata. Berwarna-warni dan slime ini tipe biasa. Apakah di level lain ada keunikan lainnya? Aku penasaran. Tapi ini bisa dicari tahu nanti.

"Eh? Enak!"

Aku melihat kiri dan kanan, mencari-cari sumber suara Nata. Tapi yang kulihat malah dia sedang menggigit slime.

Hah? Memakan ... slime?

"Nata, apa yang kamu lakukan?" Aku berlari mendekatinya yang sekarang malah memasang wajah polos.

"Eh? Nata cuma nyoba aja. Ternyata rasanya enak. Kayak puding atau agar-agar gitu. Mungkin bakal enak kalau ditambahin sirup atau kental manis. Terus, nih, yah lihat! Poin Nata juga bertambah."

Mengapa dia bisa-bisanya berpikir memakan slime? Itu mengerikan. Aku tidak pernah berpikir memakan sesuatu yang sepertinya masih hidup apalagi ini monster aneh yang tentu saja tidak akan ditemui di dunia nyata. Dan di dunia nyata juga slime bukan untuk di makan. Dari mana Nata mendapatkan ide itu?

Memang benar saat Nata memperlihatkan statusnya, poinnya bertambah tiga poin. Itu artinya memakan slime termasuk mengalahkannya. Tapi dimakan, yah ....

"Pake senjata kayaknya enggak guna. Walaupun agak licin sih buat ditangkap, tapi gak sesusah itu. Cobain deh! Rasanya benar-benar enak. Yang merah pas Nata makan tadi rasanya kayak Strawberry."

Ada rasanya juga?!

Tapi kayaknya memang benar senjata tidak begitu berguna terutama untuk pemula level satu seperti ini. Slime bergerak lincah sedangkan aku belum benar-benar tahu cara menembak.

Jadi, aku mengikuti metode Nata.

Mengejar, menangkap, dan mema–eh, apa aku harus memakannya juga? Apakah ini benar-benar tak masalah? Melirik Nata, dia benar-benar tampak menikmati seolah-olah sedang berada di festival.

Menatap ke arah slime yang sudah berhasil kutangkap satu. Slime itu menggeliat-liat di tangan. Agak licin, lengah sedikit pasti akan kabur. Aku meneguk ludah. Apakah aku benar-benar harus memakannya?

Mungkin tak apa kalau kucoba makan sedikit.

Dengan gugup, kucoba menggigit slime berwarna biru dengan pelan. Hanya satu gigitan kecil, tapi slime itu langsung berhenti bergerak.

Kunyah

Kunyah

Eh, manis? Rasa apa ini? Permen karet? Tidak, blueberry? Oi, jadi memang benar ada rasanya? Sepertinya yang dikatakan Nata adalah kebenaran. Slime ini bahkan lebih enak dari agar-agar yang biasanya kujual di toko.

Karena itu enak, kami jadi bersemangat menangkapnya. Ini tidak buruk! Kami bisa makan camilan enak dan EP kami bisa bertambah meskipun sedikit. Tapi sesuai kata pepatah "Dikit-dikit jadi bukit".

***

Sudah berapa jam yah berlalu? Aku tidak tahu karena di sini waktunya terlihat tak bergerak sama sekali.

Kami sudah lama melakukan ini bahkan aku sudah duduk selonjoran karena kelelahan. Untuk Nata karena dia punya skill Tireless, dia bisa bergerak semaunya.

Cek status di ponsel kira-kira berapa poinku bertambah.

Nama: Arga Michael

Tanggal lahir: 07 April 2006

Zodiak: Aries

Jenis kelamin: Laki-laki

Usia: 15 tahun

Gelar: Pahlawan

Level: 2

EP: 1210

Skill: NPC Buyer, Creation

Skill Ultimate: Justice Hero

Senjata: Pistol

Tiga permintaan:

1. Tidak terpisahkan dengan Nata.

2.

3.

Tidak begitu bertambah, tetapi levelku sudah naik. Maksimum untuk naik ke level berikutnya adalah 2500. Ya, aku akan beristirahat sebentar. Cukup melelahkan juga mengejar slime-slime lincah itu ke sana ke mari.

Kukira semuanya berjalan dengan damai, sebelum pikiran itu ditepis setelah suara teriakkan tak jauh dari sini.

"SIAPAPUN TOLONGIN GUE!"

*

TBC