Sementara Xue Gemuk dan yang lainnya menyambut kepulangan Luo Yunyang, jauh di Kota Timur bernama Shen'du, seorang pemuda tampan tersenyum saat melihat seorang wanita cantik berjalan dengan anggun ke arahnya.
Wanita itu tinggi dan cantik. Kebanyakan orang memanggilnya sebagai dewi.
Saat mata mereka bertemu, ekspresi wanita itu berubah menjadi lembut dan hangat.
"Aku sedikit terlambat, Nie Xin. Maaf membuatmu menunggu," katanya dengan anggun.
Pemuda itu tertawa ringan. "Tak masalah. Kau bisa menyiapkan makanannya sekarang," perintahnya pada seorang pelayan.
Saat mereka berdua sedang mengobrol, berbagai macam makanan lezat disajikan di meja mereka. Pelayan itu juga membuka tutup botol anggur merah yang tampak tua dan mahal.
"Ini adalah anggur merah pra-apokaliptik. Cobalah. Anggur yang ada di masa itu telah punah sekarang." Nie Xin menjelaskan dengan elegan sambil mengangkat gelas anggurnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com