"Tak ada cara lain. Kecuali ada seseorang yang dapat mematikan mekanisme ini dalam waktu kurang dari satu detik!" kata Cui Shengdao sambil melirik ujung dari aula istana besar itu.
Di ujung aula, terdapat 36 anak tangga yang terbuat dari batu giok berwarna hitam. Di atas anak tangga itu terdapat sebuah patung naga berwarna hitam yang menggenggam matahari dan bulan dalam cakarnya. Cui Shengdao menatap matahari bundar berwarna merah.
Luo Yunyang berdiri setidaknya sejauh 20 meter dari matahari itu, sehingga ia harus bergegas mendekati patuh naga hitam itu dan mematikan mekanismenya dalam kurun waktu yang singkat.
Qin Wanqing terdiam untuk sesaat sebelum berkata dengan pelan, "Aku… Aku akan memohon pada Dewa Bela diri untuk membantu. Apakah itu akan berhasil?"
"Dewa Bela Diri memang kuat, tetapi Makam Zulong tak sesederhana yang kita pikirkan. Ada rangkaian mekanisme lain di dalam makam itu yang digunakan khusus untuk menghadapi ahli bela diri terkuat."
"Kita hanya dapat mengagumi orang yang menciptakan Makam Zulong. Meski ada perbedaan antara teknologi dan peradaban mereka dibandingkan dengan milik kita, ada beberapa orang di antara mereka yang berada di jalur yang berbeda.
Mata Profesor Qin bersinar dengan penuh kekaguman.
Ada serangkaian mekanisme lain yang dibuat khusus untuk menghadapi para ahli bela diri terkuat. Meskipun terdengar seperti ilusi, semua orang yang berada di sana mengetahui bahwa Profesor Qin tak akan mengacaukan kehidupan semua orang ini.
Jika ia bisa mengatakan hal seperti ini, maka ia sangat yakin.
Tiba-tiba saja suasananya menjadi lebih mencekam. Tak ada satupun dari orang-orang yang berada di sana yang dapat berpangku tangan saja dan menyaksikan Profesor Qin dan anggota lainnya mati begitu saja.
"Tolong bacakan formula rahasia itu, Profesor Qin," kata Liu Tiefeng. Suaranya begitu tenang hampir terasa seolah-olah ia tak tertarik dengan semua masalah ini.
Tak ada seorangpun yang mempermasalahkan cara Lu Tiefeng. Semua orang tahu betul ia bukan seorang pengecut, ia hanya berusaha bersikap masuk akal.
"Akhirnya mereka setuju. Tolong bacakan formula dari penguat tubuh kuno, Profesor Qin." Cui Shengdao menepuk tangannya saat mengatakannya.
Profesor Qin mengangguk sebelum mengatakan dengan jelas, "Siapapun yang memiliki ingatan yang bagus diharapkan untuk membantu menghafal formula ini. Jika ada kesalahan, efek dari formula akan sangat berbeda."
"100 gram rami kuno, 70 gram ginseng tanah, 250 gram tembakau asap kuning…"
Resep yang panjang itu begitu rinci dan sangat jelas hingga gram terakhir. Menghafalkan semua bahan ini bukanlah hal yang mudah untuk seorang amatir, tetapi semua orang yang berada di sana telah menghafal formula itu dengan hati-hati.
Beberapa orang bahkan mencatatnya pada apapun yang bisa digunakan. Sementara itu, Qin Wanqing hanya mendengarkan dengan tenang di pinggir.
Ketika Profesor Qin mengulang formula itu untuk kedua kalinya, Qin Wanqing telah hafal sepenuhnya dan ikut membaca bersamaan dengan ayahnya.
"Baiklah, kalian semua dapat kembali sekarang." Profesor Qin mengibaskan tangannya pada Lu Tiefeng dan prajurit lainnya. "Aku tak ingin kalian semua melihat kami mati."
Qin Wanqing menggigit bibirnya keras. Kali ini ia tak menangis lagi. Ia ingin ayahnya mengingat sisinya yang paling tegas.
"Selamat tinggal, Ayah."
Qin Wanqing memalingkan wajahnya begitu ia mengucapkan hal ini. Saat ia berbalik, Luo Yunyang yang berdiri di sampingnya dapat melihat linangan air mata mengalir di pipinya.
Ketika menyadari Lu Tiefeng dan yang lainnya sedang menatapnya, Luo Yunyang berkata dengan pelan, "Aku setengah yakin kalau aku bisa mematikan mekanisme ini."
Begitu mendengarnya, Qin Wanqing segera menoleh dengan mata yang penuh harapan.
Bagaimanapun juga, hubungan darah tak akan bisa tergantikan dengan mudah. Mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya yang telah menjadi batu sandarannya selama bertahun-tahun merupakan hal yang sangat menyakitkan.
"Bisakah kau melakukannya?" Qin Wanqing berusaha agar tak tampak terlalu gelisah.
"Aku setengah yakin!" Luo Yunyang menjawab dengan tenang saat membalas tatapan Qin Wanqing.
Kali ini ia tak berbohong. Setelah melakukan perhitungan cepat dengan menggunakan Atribut Kecerdasannya, ia menyimpulkan bahwa ada harapan.
Hasilnya bisa berhasil maupun tidak. Segala sesuatu dapat terjadi dalam hitungan detik, sehingga Luo Yunyang tak dapat mengendalikan hasilnya.
Saat ia memikirkan tentang segala kemungkinan, ia merasa sedikit ragu-ragu. Ia bisa pergi dengan damai.
Itu benar. Jika ia tak mengatakan apapun, tak ada orang yang tahu bahwa sebenarnya ada kesempatan. Ia bisa saja pergi.
Namun, pada akhirnya ia tetap mengatakan yang sebenarnya.
Meskipun pada awalnya Luo Yunyang merasa cukup rasional, berkepala dingin, dan acuh tak acuh, segala sesuatu yang baru saja terjadi membuat darahnya mengalir dengan cepat.
Semua orang yang terjebak di sana memiliki status yang tinggi di kehidupan mereka, tetapi mereka semua sangat tenang saat hendak berhadapan dengan maut.
Jika Luo Yunyang memiliki separuh kemungkinan untuk menyelamatkan mereka, apakah ia akan memilih untuk tak membantu demi keamanan dirinya sendiri?
Jika ia tak berusaha mencoba, maka ia akan hidup dengan rasa bersalah seumur hidupnya.
Rasa bersalah dan kegelisahan itu akan terus menghantui dirinya seumur hidup. Luo Yunyang takut ia tak akan dapat memaafkan dirinya yang tak terhormat ini seumur hidupnya.
Oleh karena itu ia memutuskan untuk berterus terang.
Kata-katanya itu memberikan harapan di mata banyak orang, terutama Zhu Yan dan anggota tim yang terjebak.
Namun, Profesor Qin berbicara dengan suara yang datar. "Bukankah seharusnya kau mengatakan kepadaku terlebih dahulu, seberapa besar kemungkinannya untuk gagal, anak muda? Peluangmu bahkan tak mencapai separuh, kan? Lagipula jika kau gagal, kau akan mati juga. Apakah aku salah?"
Luo Yunyang tak menjawab. Sebaliknya, ia menatap ke arah Qin Wanqing. "Aku telah memutuskan untuk melakukan hal ini, tetapi aku harap kau bisa berjanji satu hal padaku."
"Katakan!" Qin Wanqing menggigit bibir bawahnya. Ia belum menjanjikan apapun, tetapi dinilai dari ekspresinya, ia akan melakukan apapun untuk membantu Luo Yunyang.
"Aku masih memiliki ibu dan adik perempuan. Jika aku tak berhasil, mereka tak akan memiliki siapapun untuk menggantungkan hidupnya. Hidup mereka akan sangat berat. Bisakah kau berjanji bahwa kau akan membantuku untuk menjaga mereka?" Luo Yunyang memandang wajah Qin Wanqing.
"Aku akan memperlakukan ibu dan adikmu seperti keluargaku sendiri!" Qin Wanqing seketika berjanji kepadanya.
Luo Yunyang tersenyum. Ia benar-benar takut mati. Ia takut bahwa orang-orang yang bergantung kepadanya itu akan dipaksa meninggalkan Chang'an dan menjalani hidup baru di Kota Donglu setelah ia tiada.
Namun, ia telah membuat keputusan.
Ia tak akan ragu. Ia akan melakukan hal yang benar!
Kalimat itu bagaikan gunung di dalam hatinya. Ia tak dapat bertindak acuh tak acuh dan hanya peduli pada dirinya sendiri lagi. Ia telah memutuskan untuk melangkah maju.
"Semua orang segera tinggalkan tempat ini!" Luo Yunyang berkata dengan tegas saat ia mengusir Qin Wanqing dan prajurit lainnya.
Qin Wanqing berbalik dan pergi tanpa keraguan. Ia tak menengok ke arah ayahnya atau Luo Yunyang lagi.
Walaupun tak ada cahaya matahari yang menonjolkan sosoknya, bayangan wanita itu tampak tegas saat ia pergi.
Zhang Hu membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tetapi ia segera ditarik pergi oleh Lu Tiefeng sebelum dapat berkata-kata. Lu Tiefeng menggelengkan kepala dan berteriak pada Luo Yunyang. "Jika kau gagal, aku akan menganggap ibu dan adikmu seperti keluargaku sendiri! Aku berjanji!"
Xiong Ben melirik ke arah Luo Yunyang dan menganggukkan kepalanya.