webnovel

SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard

Rachel Gabriella Winata , cucu perempuan satu satunya yang dimiliki Bram Winata dan Retno Winata. Gadis remaja SMA yang dikawal oleh 3 orang anak laki laki seusianya yang memang merupakan saudaranya sendiri. Mereka adalah cucu cucu keturunan SULTAN. Rachel dijodohkan oleh Retno , atau oma Rere alias neneknya sendiri kepada seorang anak dari orang paling terkaya nomor dua setelah keluarganya . Akankah Rachel menuruti permintaan sang Nenek ? Atau Rachel akan menolaknya ? Simak terus kisahnya hanya di SULTAN FAMILY . Selamat membaca ! Semoga kalian suka :)

FheeKamikaze_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
111 Chs

ULANGAN MATEMATIKA...

Hari demi hari telah dilewati Laura tanpa keceriaan yang seperti dulu saat Rachel berada didekatnya. Waktu bergulir begitu cepat, dua bulan telah berlalu. Sejak kedatangan Melani disekolahnya sampai saat ini, hidup Laura tak pernah tenang, dan selalu mendapat masalah yang datang bertubi-tubi.

Melani tidak membiarkan Laura hidup bahagia, ia selalu mencari cara untuk membuat Laura menderita. Ia juga tetap berpikir keras kalau Laura adalah Lara. Dan ingin membuktikannya pada semua orang bahwa perkataannya adalah sebuah kebenaran.

Hari ini ada jamnya Bu Endang, guru matematika. Saat jamnya tiba, tanpa basa basi Bu Endang mengumumkan bahwa hari ini kelas MIPA Elit ada ulangan matematika dadakan.

"Loh, kok dadakan sih bu?" protes Shandy dengan wajah memelasnya.

"Kalian kan kelas Elit, IQ dan EQ kalian diatas rata-rata murid lain. Kenapa masih protes?" ucap bu Endang menyindir dengan nada selow tetapi menyakitkan.

"Tapi bu, tidak semua orang pintar dimata pelajaran ini." sanggah Melani halus dan sedikit menyindir karena terlihat dari ujung matanya yang melirik Laura.

"Siapa kamu berani membantah ibu?" tatapan mata bu Endang yang awalnya biasa saja berubah drastis ketika Melani ikut protes. Matanya yang bulat besar, wajahnya yang memang tidak cantik ditambah pipinya yang chuby membuatnya terlihat garang. "Sekarang terserah kalian. Yang mau ikut ulangan tetap diam ditempat, kalau tidak? Silahkan keluar dari kelas dan saya anggap kalian alpa."

Semua murid pun terdiam dan tidak berani protes lagi. Karena itu bisa mengurangi nilai point kelas juga point sendiri.

Bu Endang pun segera membagikan kertas soal pada semua murid. "Waktu kalian mengerjakan hanya tiga puluh menit." ucapnya.

"WHAT??? Tiga puluh menit?" ucap Benny.

"Ada apa Benny? Bukankah itu cukup untuk sepuluh soal matematika?" kata Bu Endang yang mendengar ucapan Benny.

"I-iya, bu. Cukup kok bu."

"Baik! Kalau begitu, ulangan dimulai dari sekarang." perintah bu Endang memberi aba-aba setelah mengatur waktu pada benda berbentuk persegi panjang kecil yang menampilkan angka-angka seperti jam digital alias stopwatch.

Kelas pun seketika menjadi hening. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka kecuali hembusan nafas. Tak ada yang berani melirik ke kanan atau ke kiri apalagi kebelakang. Semua murid harus fokus pada soal dan mengerjakannya sebaik mungkin.

"Soal yang mudah." gumam Melani sombong. "Dan gue yakin, dikelas ini juga pasti gue yang akan mendapat nilai tertinggi seperti disekolah dulu." pikirnya optimis seraya mengerjakan soal dengan santai.

Lima belas menit kemudian, Rafa adalah orang pertama yang mengumpulkan lembar jawaban pada bu Endang. Diikuti oleh Rio lalu Rafi. Ketiganya membuat Melani terkejut dan tak bisa berkata-kata.

"Gila! Ini baru lima belas menit." umpat Melani sambil melihat stopwatch yang ada didepan meja bu Endang. "Halah, paling mereka ngasal nulis jawaban." tuduhnya. "Si Laura juga masih mikir kayaknya."

Baru saja Melani berhenti bergumam, Laura sudah menyelesaikan ulangannya dan segera menaruh kertas miliknya dimeja bu Endang. Disusul oleh Nadin dan Ripan kemudian Hesti juga Desi bergiliran memberikan kertas jawaban miliknya masing-masing ke depan.

Shandy dan Benny juga telah menyelesaikan ulangannya diwaktu yang sama. Sisanya tinggal tujuh orang yang masih mengerjakan ulangannya termasuk Melani.

Dia yang awalnya percaya diri dan sedikit sombong menjadi gugup sampai keluar keringat dingin. Tapi keyakinannya mendapatkan nilai tertinggi masih ada dalam benaknya. Melani juga berpikir, jika melakukan sesuatu dengan terburu-terburu maka hasilnya tidak akan sempurna.

Setengah jam telah berlalu, ulangan telah selesai. Bu Endang masih menilai hasil ulangan para muridnya. Setelah itu, barulah guru matematika tersebut memberikan pengumuman hasil nilai dan poin tertinggi yang diperoleh setiap muridnya.

"Baik anak-anak, ibu akan bacakan siapa yang mendapat nilai tertinggi pada ulangan hari ini?" ucapnya seraya melirik Melani yang entah apa artinya.

"Bu Endang melirik Melani? Apa maksudnya?" tanya Nadin dalam hati.

"Sudah gue duga!" batin Melani. "Itu pasti gue. Nyatanya bu Endang melirik ke arah gue."

"Poin tertinggi dengan nilai A plus sempurna, diraih oleh....?" Guru itu pun menggantung perkataannya sehingga membuat para murid penasaran dan gregetan. "Rafa Alexander!" lanjutnya yang langsung dimeriahkan oleh suara tepuk tangan dari semua murid.

"Loh, Bu! Kenapa bisa Rafa?" tanya Melani penasaran.

"Memangnya harus siapa? Kamu?" tanya balik Bu Endang heran. Semua murid pun menyoraki Melani dan meneriakinya.

"Huuuuu....!!! Ngarep elo?"

"Bukankah tadi kamu lihat? Kalau Rafa adalah orang pertama yang menyelesaikan soal ulangannya dalam waktu lima belas menit dengan jawaban yang sempurna." jelas bu Endang.

"Heh Melon!" ucap Nadin. "Apa elo gak tahu aturan yang dipakai saat ulangan matematika?" tanyanya.

"Aturan? Aturan apa?"

"Dasar bodoh!" timpah Shandy. "Makanya jangan ngurusin hidup orang mulu elo, kali-kali belajar ngotak pelajaran napa?" cibirnya.

"Ripan, coba bacakan kembali aturan nomor tiga yang ibu buat ketika belajar bersama saya!" perintah bu Endang.

"Baik bu!" Lalu Ripan pun membacakannya tanpa melihat catatan. "Jika murid mampu menyelesaikan ulangan dalam waktu yang telah ditentukan akan mendapat poin 10 dengan jawaban yang sempurna. Tetapi jika mampu menyelesaikan dalam waktu yang lebih cepat atau kurang dari waktu yang ditentukan akan mendapat poin 15 dengan jawaban sempurna." ungkapnya.

"Apa itu artinya? Siapa yang cepat dia yang akan mendapat poin tertinggi?" tanya Melani memastikan. "Sial! Gue salah aturan nih." bisiknya kesal.

"Sudah-sudah! Jangan berbicara lagi kamu." kata bu Endang, lalu melanjutkan kembali membacakan hasil nilai ulangan.

***

Pada jam istirahat, Melani menghampiri Rafa ke meja makannya dikantin. Ia meminta bergabung dengan kawanan Rafa. Lalu mendudukki kursi kosong yang sebenarnya tempat itu adalah milik Rachel.

Ngomong-ngomong Rachel, dia apakabar ya? Jadi rindu sama kucing dan tikus yang kerjaannya ribut mulu. Tenang guys! Rachel dan Jason sebentar lagi bakal balik Jakarta. Mereka akan kembali dalam waktu yang dekat.

"Apa kalian selalu berempat?" tanya Melani basa basi. "Gue lihat-lihat, Laura hanya perempuan satu-satunya yang selalu bersama kalian. Apa gue boleh bergabung? Agar bisa menjadi teman Laura biar tidak sendirian."

"Tidak!" bantah Rafa seraya beranjak berdiri dengan wajah dinginnya. "Dia sudah cukup." lanjutnya dan berlalu pergi. Kemudian diikuti oleh Rio juga Rafi dan Laura.

"Apa-apaan mereka? Pergi ninggalin gue gitu aja." gerutunya kesal. "Gue harus cari cara dan menjebak Laura lagi." Melani pun ikutan pergi dari kantin.

***

Hari minggu telah tiba, rutinitas pagi seperti olahraga selalu dilakukan oleh keluarga Winata. Bukan hanya itu, mereka selalu menerapkan pola hidup sehat. Mereka juga rutin cek up kesehatan meskipun hanya sekali dalam sebulan.

Bagi keluarga Winata, hari minggu merupakan hari terbaik. Sebab bisa berkumpul dengan semua anggota keluarga walau tidak pergi keluar rumah atau jalan-jalan seperti kebanyakan orang.

"Laura, apakah kamu hari ini sibuk?" tanya Cellyn.

"Tidak, tante." timpalnya.

"Kalau begitu, maukah kamu temani tante ke toko?" tanyanya lagi. "Tante sedang rindu pada Rachel, dan hanya kamu yang bisa mengobatinya."

"Baik tante, Laura mau kok menemani tante kemana aja." ucap Laura menyemangatinya. "Ke ujung dunia pun jika tante bahagia, dengan senang hati Laura temani tante." Laura pun sedikit mengeluarkan kata-kata gombalnya untuk menghibur Cellyn.

"Ah, kamu ini. Ada-ada saja. Ya sudah, kamu siap-siap sana. Tante juga mau ganti pakaian dulu."

Selang satu jam, mereka telah sampai di toko kue milik Cellyn cabang ke tiga. Bangunan yang besar dan memiliki 3 lantai dengan dekorasi bertema rainbow candy mampu menarik puluhan bahkan sampai ratusan orang perminggunya.

Apalagi dihari weekend seperti sabtu dan minggu atau tanggal merah, toko Cellyn akan diserbu oleh kalangan para remaja. Karena toko tersebut dilengkapi ruangan untuk berfoto juga ada banyak spot foto yang unik dan menarik.

Bagi pengunjung yang datang rombongan atau dengan jumlah minimal lima orang, akan mendapat bonus. Mau itu bonus makanan atau minuman, bahkan jamuan spesial pun akan diberikan.

★★★★★