**Ruang Guru**
Entah apa yang akan dilakukan Rafa diruang guru ? Ketiga adiknya sungguh merasa bingung . Namun Rafa dengan santainya mengajak semua adik adiknya masuk ke ruang guru tersebut tanpa rasa takut. Sedangkan yang lainnya , merasa deg degan dengan tindakan abang tertuanya itu. Apalagi Rachel , jantungnya dag dig dug ser sudah bagaikan marching band sedang perform .
Dengan perlahan , Rafa mulai mengetuk pintu yang memang sedikit agak terbuka. Lalu mengucap salam.
Tok Toktok !!!
"Assalamu'alaikum !" ucap Rafa memberi salam.
"Waalaikum salam !" Jawab serempak para guru yang masih berada diruangan tersebut. "Silahkan masuk !" ucap salah seorang guru laki laki.
Rafapun segera masuk beserta ketiga adiknya.
"Ada keperluan apa kalian keruang guru ?" tanya guru laki laki tersebut.
Tanpa berpikir panjang , Rafapun menjawab dengan santai dan ramah. "Maaf pak . Saya Rafa Alexander Winata , murid kelas 1." ucap Rafa seraya memperkenalkan dirinya.
"Winata ?" ucapnya pelan. "Hah !? Mereka ini mungkin cucu cucunya Pak Bram Winata." Bisik guru laki laki itu kepada guru yang lainnya. Para gurupun sempat merasa kaget , ketika Rafa menyebut nama Winata. Tanpa basa basi guru laki laki tersebut menanyakan langsung apa perihal kedatangannya ke ruang guru ?
"Saya , Surya . Guru Kesiswaan . Ada yang bisa saya bantu ?" tanyanya dengan nada yang tegas.
"Maaf Pak , tadi kita terlambat datang kesekolah. Kita mau mempertanggung jawabkan kesalahan kita. Dan kita belum tahu , harus masuk kelas yang mana ?" alasan yang mungkin kurang masuk diakal.
"Bang ? Sebenarnya bang Rafa mu ngapain sih ? Kenapa harus bilang kalo kita terlambat kesekolah ? Cari mati apa dia ?" bisik Rachel kepada Rafi.
"Kagak tahu gue." jawab pelan Rafi.
Dengan pengakuannya Rafa , Surya merasa aneh . Baru kali ini beliau menemukan murid yang mengakui kesalahannya sendiri dan ingin bertanggung jawab atas kesalahannya. Namun beliau merasa tidak enak , jika harus menghukum murid didikan barunya itu dihari pertama mereka masuk sekolah. Apalagi mereka adalah anak dari keluarga yang berperan penting bagi sekolahnya.
"Ini hari pertama kalian masuk sekolah dan menjadi murid didikan saya. Saya tidak mau merusak hari pertama kalian disekolah ini. Maka dari itu saya memaafkan kesalahan kalian ." jelas Surya.
"Hah ? Berarti kita bebas dari hukuman dong." gumam Rachel.
"Terima kasih Pak." ucap Rafa seraya menyodorkan satu kantong yang berisikan 6 box kecil kue gulung yang ia bawa dari rumah. "Ini Pak , ada titipan dari Pak Bram Winata."
Tiba tiba , Pak surya berubah menjadi lembut dan berseri seri. Sepertinya beliau doyan makan , jika dilihat dari bentuk tubuhnya yang agak gemuk dan perutnya yang kelihatan buncit . Ditambah kepalanya yang botak dibagian depannya saja membuat ciri khas yang sempurna untuk seorang guru kesiswaan. "Oh , terimakasih. Salam dari saya untuk Pak Bram." ucapnya dengan suara berubah dari tegas menjadi seperti suara bencong yang ada dilampu merah.
"Sama sama Pak." ucap Rafa seraya tersenyum.
"Nak Rafa , mari ikut saya ." ucap seorang guru perempuan yang cantik dengan gaya rambut pendeknya sebahu . "Kebetulan nak Rafa , ada dalam daftar murid kelas saya. Saya Merry , wali kelas X.A ." Jelasnya seraya berjalan keluar meninggalkan ruang guru dengan diikuti Rafa cs.
"Oh , iya bu . Terima kasih."
Merekapun berjalan dibelakang mengikuti Bu Merry menuju kelas. Kebetulan , semua murid sudah pada masuk kelasnya masing masing karena bel sudah berdenting beberapa menit yang lalu setelah upacara selesai. Mereka menyusuri setiap koridor kelas sampai mereka tiba disatu kelas yang tepat didepan sebuah lapangan basket. Dimana didalam kelas masih terdengar berisik dan gaduh .
Kemudian Bu Merry menyuruh mereka untuk masuk kedalam kelas terlebih dahulu. Diawali dengan Rachel , karena dia satu satunya perempuan diantara mereka berempat. Rachel berjalan masuk dengan pandangan lurus kedepan bagaikan bak model yang sedang fashion show. Lalu diikuti oleh Rafa kemudian Rafi dan Rio. Setelah mereka mendapatkan tempat duduk , barulah Bu Merry masuk kedalam kelas.
Kehadiran Rafa cs dikelas X.A , membuat seisi kelas terdiam dan terpesona oleh ketampanan Rafa , Rafi , dan Rio. Terutama para kaum betina. Hahaa... Ayam kalik ah betina. Begitu juga dengan anak laki laki yang terpesona oleh kecantikan Rachel. Semua murid gak sabar ingin berkenalan dengan mereka.
"Selamat pagi anak anak." sapa Bu Merry mengawali pertemuan pertama mereka.
"Selamat pagi Bu ." jawab serempak semua murid.
"Welcome to class 1.A ." ucap Bu Merry. "Let me introduce you . My name is Merryani Latif, I am your homeroom teacher and teaches as an English teacher." lanjutnya. "Sebelumnya , Ibu ingin mengabsen nama nama kalian . Yang Ibu panggil namanya , dimohon untuk berdiri. Setelah itu , kita akan membentuk kepengurusan kelas. Your understand ?" jelas Bu Merry dengan jawaban ues dari semua murid.
Beberapa jam kemudian , bel istirahatpun berbunyi. Bu Merry , mengakhiri pertemuan pertama mereka. Pembentukan kepengurusan kelaspun telah dilaksanakan , meskipun belum lengkap semua.
*****
**Pukul 12.00 WIB**
Rafa cs pun keluar dari dalam kelas menuju kantin. Saat melewati setiap koridor kelas , tak ada yang tidak tertarik oleh pesona mereka. Rachel yang berjalan didepan sendirian dan diikuti oleh Rafa Rafi dan Rio , sudah bagaikan seorang ratu yang sedang dikawal oleh prajuritnya.
Bisikan bisikan syaitonpun terdengar jelas oleh mereka. Rachel yang mendengarnyapun hanya tersenyum kecil.
"Wah , ganteng banget !"
"Ih , mereka kembar toh ?"
"Aahhh , gue pengen yang paling kanan."
Bla bla bla bla.....
*****
**Dikantin**
"Eh bang ! Maksud lo , tadi pagi apaan sih ?" tanya Rachel yang masih penasaran dengan tindakan abangnya sendiri. "Elo ngapain bawa kita keruang guru yang langsung disambut oleh guru kesiswaan ? Mana pake acara ngasih makanan segala lagi."
"Itu tuh , taktik abang pas jaman SMP dulu." jawab Rafa sambil menyuruput segelas minuman ice lemon tea.
"Taktik ?" tanya Rachel lagi seraya mengerutkan keningnya.
"Iya , taktik. Taktik bilamana telat datang kesekolah. Abang slalu memperkenalkan diri dan mengakui kesalahan yang dilakukan. Dengan begitu mereka tidak akan berani macam macam , apalagi setelah mendengar kata Winata. " jelas Rafa sangat rinci. "Paham kan maksud gue ?"
"Wah , gila lo bang ." ketus Rachel. "Elo ngejual nama Winata kalo seperti itu. "
"Hahaa... Yang penting kita aman." cengir Rafa.
Merekapun segera menghabiskan makanan mereka , karena sudah tak tahan dengan bisikan bisikan tetangga yang memang ditunjukkan untuk mereka berempat.
Setelah itu mereka beranjak dari kantin menuju suatu tempat yang tak diketahui oleh siapapun.
*****
•••Eummpp ??? Kira kira tempat apa yah ? Penasaran kan ? Ikuti terus yah Sultan Family. Tunggu cerita selanjutnya. :) Jangan lupa tinggalkan komentar•••