webnovel

SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard

Rachel Gabriella Winata , cucu perempuan satu satunya yang dimiliki Bram Winata dan Retno Winata. Gadis remaja SMA yang dikawal oleh 3 orang anak laki laki seusianya yang memang merupakan saudaranya sendiri. Mereka adalah cucu cucu keturunan SULTAN. Rachel dijodohkan oleh Retno , atau oma Rere alias neneknya sendiri kepada seorang anak dari orang paling terkaya nomor dua setelah keluarganya . Akankah Rachel menuruti permintaan sang Nenek ? Atau Rachel akan menolaknya ? Simak terus kisahnya hanya di SULTAN FAMILY . Selamat membaca ! Semoga kalian suka :)

FheeKamikaze_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
111 Chs

RUANG MUSIK...

Tiba disekolah Rachel tak langsung pergi ke kelas. Kali ini dia pergi ke taman belakang sekolah setelah memarkirkan mobil kesayangannya.

Ia mencari udara segar untuk dihirup. Tumbuhan juga bunga bunga yang tertanam membuat keindahan taman sekolah.

Rachel menyandarkan tubuhnya dibawah pohon rindang yang besar. Dengan headphone diatas kepalanya, ia mendengarkan musik untuk menemaninya pagi itu. Semilir angin yang sejuk membuat Rachel betah menikmati udara pagi. Langit yang biru dengan gelombang-gelombang putih menjadikan pemandangan indah dipagi hari karena sorot cahaya matahari yang menembus sela-sela awan.

***

Rafa, Rafi, dan Rio yang baru saja tiba dikelas dibuat kaget. Mereka tidak melihat sosok Rachel didalam kelas, hanya ada Laura seorang. Padahal mobilnya terpangpang jelas diparkiran sekolah.

"Gue pikir, Rachel belum datang." ucap Laura.

"Dia berangkat duluan tadi, karena marah sama kita." ujar Rafi.

"Marah ?"

"Iya, dia marah soal kejadian kemarin."

Tanpa berkata Rafa langsung pergi meninggalkan kelas. Ia berpikir mungkin Rachel pergi ke rooftop dan berniat pergi atas menyusulnya.

Tapi sayang, sesampainya disana Rafa tak menemukan Rachel juga. Rafa pun bingung harus mencarinya kemana lagi. Karena hanya roof top lah tempat Rachel yang sering didatanginya ketika ada masalah.

Rafa kembali berpikir dan langsung bergegas ke tempat yang sudah ia kirakan. Namun ternyata, dugaan dia salah. Rachel juga tak ada disana. Sampai bel masuk berbunyi Rafa tak berhasil menemukannya.

Ketika tiba didepan kelasnya, Rafa tiba-tiba berpas pasan dengan Rachel didepan pintu saat ingin masuk.

"Dari mana ?" tanya Rafa penasaran. Akan tetapi Rachel mengacuhkannya. Dan berlalu pergi masuk ke kelas. "Chel!" panggil Rafa seraya menyusulnya. "Rachel! Gue minta maaf soal kemarin. Gue gak bermaksud ninggalin lo." ucap Rafa meminta maaf.

"Apa maksud elo ninggalin Rachel ?" tanya Leon mengejutkan Rafa. Tak ingin menjawabnya, Rafa kembali ke tempat duduknya.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Leon ?" suara itu sungguh familiar ditelinga Leon. Leonpun menoleh kebelakang.

"Eh, miss Merry. Gak ada kok, miss." jawab Leon kikuk.

"Cepat duduk ke tempatmu." titah Bu Merry yang langsung diangguki oleh Leon.

Kelaspun seketika menjadi hening. Mereka siap belajar sampai beberapa jam ke depan. Meskipun semangat tak semangat.

***

Bel kembali berbunyi tanda istirahat setelah beberapa jam semua murid bergulat dengan mata pelajaran.

Tanpa membereskan buku dan peralatan lainnya, Rachel bergegas dan beranjak dari tempat duduknya tepat setelah guru keluar dari kelasnya.

"Chel!" panggil Laura menghentikan langkah Rachel. "Elo marah sama gue ?" tanyanya yang membuat Rachel menoleh.

"Gue gak marah sama elo. Tapi gue minta, hari ini elo jangan ngikutin gue. Gue hanya ingin sendiri." jawabnya dan berlalu.

"Udah, jangan terlalu dipikirin. Rachel memang kayak gitu." ucap Rafi menenangkan.

Rachel berjalan-jalan sekitar koridor lantai dasar. Lalu ia menemukan satu ruangan yang menurut dirinya nyaman. Ya, ruangan musik. Ia pertama kalinya memasuki ruangan tersebut. Ruangan yang terdapat seperti panggung dibagian depan ruangan layaknya panggung sungguhan dengan kursi kursi penonton dibelakangnya.

Beruntung saat Rachel masuk, ada sebuah gitar yang entah siapa pemiliknya. Tanpa berpikir panjang, Rachel pun mencoba memainkannya seraya duduk dikursi diatas panggung. Lalu memulai memetik senar senar gitar membuat nada nada yang merdu. Dan Rachel pun mulai bernyanyi.

🎶Masih kuingat semua semangatmu

Masih kuingat jelas raut wajahmu

Tapi kini kau telah pergi jauh

Meninggalkanku disini, sepi...

Suara yang begitu merdu dan enak didengar, membuat seseorang yang berada dikursi pojok terbangun dari tidurnya tanpa sepengetahuan Rachel.

🎶Racun yang telah mengalir didarahmu

Membutakan semua harap dan anganmu

Hingga akhirnya kau menutup mata

Meninggalkan ku disini, sepi...

Tinggalkan aku untuk selamanya...

Saat memasuki Reff lagu, Rachel begitu mengkhayati lagu yang ia nyanyikan. Ekspresi wajahnya juga sesuai dengan lagunya yang sedih. Sampai Rachel tak sadar, dirinya menitikan air matanya.

🎶Apakah kau masih mengingatku

Walau kita ditempat berbeda

Akankah kau ada disampingku

Disaat kurindukan

Disaat kurindukan hadirmu...

Apakah kau masih mengingatku

Jika kita kan berjumpa lagi

Apakah kau masih mengingatku

Walau kita ditempat berbeda...

PROK... PROK... PROK...

Suara tepuk tangan mengejutkan Rachel dan menyadarkan lamunannya. Kaget bukan kepalang, Rachel kira ia hanya seorang diri diruang musik tersebut.

Seorang laki laki yang sangat Rachel kenali membuat dirinya malu telah melantunkan sebuah lagu sampai ia menangis dihadapannya.

"Se-sejak kapan elo disini ?" tanya Rachel terbata bata sambil menyeka air mtanya.

"Sejak elo pertama masuk ke ruangan ini." jawab laki-laki tersebut. "Bagus juga suara elo." pujinya.

"Gue gak butuh pujian dari elo." tukas Rachel kepalang malu.

"Sepertinya elo lagi sedih ?" tanyanya lagi.

"Sok tahu elo." sanggah Rachel seraya turun dari atas panggung.

"Mau kemana ? Tanggung jawab dulu napa ?" pertanyaan laki-laki itu membuat Rachel tak jadi membuka pintu keluar.

"Apa elo bilang ? Tanggung jawab ? Gak waras lo ." cibir Rachel.

"Gara-gara elo, gue jadi gak bisa tidur." jelasnya.

"Bukan urusan gue."

Laki-laki itupun menunjukkan ponsel pada Rachel sebagai ancamannya. Seketika Rachel membulatkan matanya seakan mengerti maksud dari laki-laki tersebut.

"ES KUTUUUBBBB !" pekiknya. "Elo rekam gue ?" teriaknya. Lalu menghampiri laki-laki itu yang tak lain adalah Jason. Guna merebut ponsel milik Jason. "Hapus gak ?" titahnya seraya berebut ponsel.

Jason pun tak membiarkan Rachel merebut ponselnya. Ia keluar dari jajaran kursi dimana ia duduk agar bisa lebih leluasa ngerjain Rachel.

Rachel menarik tangan Jason yang memegang ponsel. Namun kakinya berdiri menyilang membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan mendorong Jason jatuh bersamanya.

Kini wajah Rachel saling bertatapan hanya beberapa jengkal saja dengan wajah tampan milik Jason. Untung saja, Rachel terjatuh tepat dibidang dadanya Jason yang datar sehingga tidak membuatnya kesakitan karena menghantam lantai.

"Jangan lama-lama natap gue nya ?" ucap Jason menyadarkan Rachel. Sesaat Rachel pun bangun dan beranjak berdiri. Kemudian merebut ponsel ditangan Jason.

Saat membuka menu dan memasuki galeri. Rachel tidak melihat adanya rekaman video dirinya sewaktu bernyanyi tadi. "Elo ngerjain gue ?" pekik Rachel kesal. Jason pun tertawa kecil melihat ekspresi wajah Rachel yang cemberut.

"Bodoh! Kenapa elo percaya ?" cemooh Jason yang tak berhenti tertawa.

"Sial, gue dikerjain." umpat Rachel dalam hati. "Awas elo, gue balas baru tahu rasa." rutuknya pada Jason.

"Okeh, okeh ! Sorry deh sorry." ucap Jason meminta maaf.

***

Beberapa jam kemudian, sekolah pun bubar barisan. Waktu yang ditunggu tunggu oleh para murid beserta guru telah tiba. Semua murid pun berhamburan keluar kelasnya masing masing.

Begitu juga dengan Rachel dan yang lainnya. Mereka bersemangat dan antusias sekali ketika mendengar bel berbunyi. Dengan segera, Rachel membereskan dan memasukkan buku serta alat tulisnya kedalam tas.

"Na ? Mau balik bareng gak ?" ajak Rachel tiba-tiba pada Laura.

"Serius elo ngajak gue ?" tanyanya memastikan. Rachel pun mengangguk pelan. "Okeh! Gue mau." ucapnya antusias.

"Chel! Gue gak diajak ?" timpal Rafi nimbrung.

"Iw ! Malesin." tukas Rachel dan berlalu pergi.

Rachel dan Laura pun keluar kelas bersama sama. Meninggalkan Rafa dan yang lainnya. Mereka terlihat seperti anak kelinci yang berjalan berlompat lompatan. Senandung riang bernyanyi sepanjang jalan menuju parkiran sekolah.

Padahal masih banyak orang yang berlalu lalang disepanjang koridor dan halaman parkiran. Tak sedikit juga yang memperhatikan kedua gadis yang sedang berbahagia itu membuat orang-orang syirik dan iri melihatnya.

Namun Rachel tak memperdulikannya, ia segera masuk kedalam mobilnya dan bergegas pergi meninggalkan pekarangan sekolah.

Sore itu, Rachel terlihat sedang bahagia. Meskipun entah apa yang membuatnya menjadi sedikit gila. Didalam mobil, Rachel menyalakan audio dan memutar lagu Rihanna yang populer pada masanya sampai mereka berdua ikut bernyanyi dengan serempak.

🎶Because, When the sun shines, we'll shine together

Told you I'll be here forever

Said I'll always be your friend

Took an oath, I'ma stick it out 'til the end

Now that it's raining more than ever

Know that we'll still have each other

You can stand under my umbrella

You can stand under my umbrella, ella, ella, eh, eh, eh

Under my umbrella, ella, ella, eh, eh, eh

Under my umbrella, ella, ella, eh, eh, eh

Under my umbrella, ella, ella, eh, eh, eh, eh, eh, eh🎶

★★★★★