Beberapa jam kemudian , bel istirahat pun berbunyi . Semua murid berbondong bondong dari kelasnya untuk pergi makan siang dikantin . Termasuk Rafa cs . karena masih kesal dengan tindakan Rachel , Rafa sama sekali tak mengajaknya bicara lagi setelah obrolan terakhir didepan gerbang sekolah beberapa jam yang lalu .
"Chel , ngantik gak ?" tanya Rafi .
"Gak ah , gue disini aja ." jawab Rachel yang memang sedang gak mood ke kantin dan memilih berdiam diri dikelas .
"Okeh !" balas singkat Rafi seraya beranjak dari kelas meninggalkan Rachel .
Sejenak Rachel terdiam , mengingat kata kata Rafa mengenai kado yang dibawa pulang . Rachel teringat akan nasib kado kadonya setelah sampai dirumahnya . Rachel memang tak berpikir panjang atas apa yang dilakukannya , ia juga tak memikirkan apa resiko atas tindakannya .
"AAHHH ! Stupid !" umpat Rachel seraya mengacak acak rambutnya sendiri . "Kenapa gue gak berpikir sejauh itu ? Bodoh lo , Rachel bodoh !" Rachel pun kesal dan uring uringan sendiri . "Bodo amatlah , anjim !" pekiknya sambil menggebrak meja , lalu beranjak keluar kelas dan berniat pergi ke rooftop sekolah .
Namun , baru saja ia melangkahkan kakinya sampai depan pintu kelas . Disana telah berdiri sosok Maureen yang menghadang Rachel , salah satu fans Rafa yang tadi pagi diabaikan diparkiran sekolah .
"Anjim ! Ngapain lo berdiri depan pintu kelas gue ?" tanya Rachel kaget .
"Gue boleh minta tolong gak ?" tanya balik Maureen tanpa basa basi .
"Siapa lo ? Berani minta tolong sama gue ?" ucap Rachel sombong dan jutek . Mendengar perkataan Rachel seperti itu , Maureen merasa kesal dengan sikap Rachel yang gak ada akhlak terhadap seniornya .
"Gobl*k ! Gue minta baik baik sama lo . Gak ada akhlak banget lo sama senior !" pekiknya kesal .
"Suka suka gue dong ." balas Rachel jutek . "Dah lah , males berdebat gue ." lanjutnya seraya meninggalkan Maureen .
"Ck ! Aarrgghhh !" Maureen pun berdecak kesal . "Sial ! Gue gak suka diperlakukan seperti itu ." umpatnya . Lalu bergegas pergi menuju kelasnya .
*****
**Dikantin**
Rafa cs sedang menikmati makanannya dikantin tanpa Rachel .
"Bang ! Elo kenapa ? Gue perhatiin elo kayak nyuekin Rachel ." tanya Rafi kepo .
"Gue kesal ma tu anak ." ungkap Rafa .
"Kesal ? Kesal kenapa ?" tanyanya lagi .
"Elo pikir aja , dia nyuruh orang buat bawain kado ke rumah . Apa reaksi oma nanti ?" ucapnya . "Slalu saja ceroboh . Gak mikirin akibatnya ."
"Tapi bang , menurut gue ya . Kalo si Rachel gak nyuruh orang buat bawain kado kita . Emang elo mau bawa gituan pulang dari sekolah ? Mending 1 atau 2 , lah ini ? Banyak men , banyak ." pikir Rafi .
"Tetep aja Fi , kita bakal kena semprot Oma ." pikir Rafa yang terkadang keras kepala .
"Kan bukan salah kita bang . So , tenang saja . Oma gak bakalan marah marah gak jelas cuma karena sebuah kado ." jelas Rafi menenangkan .
"Lagian bukan kita yang minta kan ?" timpah Rio tanpa menatap lawan bicaranya . Kalo gak dibawa pulang , mau dikemanain ? Entar dikirinya kita gak ngerhargain pemberian orang ." terangnya seraya memasangkan headphone dikepalanya .
Tiba tiba Laura menghampiri Rafa cs seraya membawa 1 buket makanan .
"Lho ? kalian kok cuma bertiga ?" tanya Laura .
"Ngapain lo kesini ?" ketus Rafi .
"Gue cuma mau ngasih ini." ujar Laura sambil menyodorkan buket makanan yang dibawanya .
"From Wn Lovers ." eja Rafi .
"Tadi ada yang titip sama gue . Sekalian gue mau ketemu Rachel . Gue kira lagi bareng sama kalian ." lanjutnya .
"Mau ngapain lo ketemu Rachel ?" tanya Rafi lagi .
"Ada yang mau gue tanyain . Tadi gue lihat dia ngobrol bareng Maureen ." jawab Laura .
"Maureen ? Siapa Maureen ?" Hanya Rafi yang berbicara dengan Laura , meskipun dengan nada ketus .
"Cewek yang tadi Rafa cuekin pas diparkiran ." terang Laura . Rafa pun membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan Laura . Yang mulanya dia tak peduli dengan kedatangan Laura , sampai dirinya merasa kaget atas pernyataan Laura tentang Rachel berbicara dengan orang lain .
"Apa yang mereka bicarakan ?" tanya Rafa .
"Justru itu yang mau gue tanyain . Gue takut , kalo Rachel diapa apain ma tu anak ." ujar Laura .
"Maksud lo ?" Rafi pun bertanya kembali .
"Iya , setahu gue Maureen itu anak yang tak mudah menyerah . Apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan . Bagaimanapun dan apapun caranya , ia pasti lakukan meskipun itu nyawa taruhannya ."
"Tunggu , tunggu , tunggu ! Jadi menurut lo , obrolan mereka ada kaitannya sama Rafa ?" tukas Rafi .
"Maybe ." timpal Laura .
"Kenapa bawa bawa nama gue ?" tanya Rafa tak terima .
"Iya , karena dia suka sama lo kalik . Buktinya , tadi pagi dia ngasih coklat cuma sama elo doang, bang ." pikir Rafi .
"Coba lo telpon dia , tanya dia lagi dimana ? Soalnya tadi gue sempat ke kelasnya tapi gak ada ." titah Laura kepada Rafa . Rafa pun merogoh ponsel disaku celananya . Lalu membuka lockscreen ponselnya dan segera mencari nomor Rachel . Ia pun segera menelponnya , namun tak ada jawaban . Rafa mencobanya sekali lagi , dan masih sama . Rachel tak mengangkat telpon darinya .
"Gimana ?" Tanya Rafi yang dibalas dengan gelengan kepala Rafa .
"Mungkin dia marah sama gue ." ungkap Rafa .
"Elo sih , pake acara ngomel ngomel segala ." umpat Rafi .
"Yaudah kita cari dulu ." ajak Rafa seraya beranjak dari tempat duduknya yang langsung dapat persetujuan dari Rafi dan Laura .
Saat mereka hendak berlari , Rafi terhenti dari langkah kakinya . "Astaga !" Rafi pun menepuk jidatnya yang sadar akan Rio yang masih terduduk di meja makan . Lalu menolehnya ke belakang .
"Kenapa lo ?" tanya Rafa heran yang mengikuti gerakan Rafi . "Anjim ! Gue lupa ." pekiknya .
"Yo !" panggil Rafi . Namun Rio tak mendengarnya , karena kedua telinganya ditutupi headphone yang menempel dikepalanya . "Rio !" teriaknya lagi . Kesal teriakan nya tak didengar , Rafi pun kembali menghampirinya dan langsung menarik tangan Rio . Sontak , Rio langsung melonjak kaget . "Ayok !" ajaknya .
"Kemana ?" tanya Rio dengan wajah polosnya .
"Udah , ayok ikut aja ." timpal Rafi .
"Gila lo ! Kita lagi panik , elo malah asyik dengan ponsel lo ." Rafa pun mengomel . Lalu berlari kecil bersama Laura . Tanpa sadar , ia telah menggenggam tangan Laura . Rafi yang melihat keuwuan tersebut , diam tertegun . Entah apa yang dirasanya , ia tak tahu . Yang jelas ia merasakan hal aneh pada dirinya , saat melihat Rafa menggenggam tangan Laura .
"Woi ! Kok elo malah diam ? Ayok ! Keburu jauh entar ." ketus Rio . Rafi pun segera bergegas menyusul Rafa .
*****
**Di rooftop**
Rachel tertidur disofa yang berada di rooftop sekolah . Setelah mengobrol dengan Maureen , ia pergi ke rooftop untuk tidur . Agar tak ada yang mengganggunya .
Sedangkan Rafa dan Laura pergi ke kelas X.A terlebih dahulu . Namun yang ada mereka malah diteriaki oleh semua murid perempuan . Mereka tak mengerti , kenapa semua orang meneriakinya . Seketika Rafa sadar akan genggamannya terhadap Laura . Sontak ia pun kaget dan langsung melepaskannya . Wajahnya kian memerah menahan malu . Anehnya lagi , ia merasakan sesuatu dalam hatinya . Jantung nya berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang . Tetapi Rafa pura pura cuek seperti tidak terjadi apa apa . "Jangan geer lo . Gue pegang tangan lo biar cepat aja larinya ." ketus Rafa .
"Gak usah kepedean ." tukas Laura sembari menyeringai .
"Gimana ?" tanya Rafi yang baru saja tiba . Rafa pun menggelengkan kepalanya .
"Jam istirahat tinggal 10 menit lagi ." ujar Laura seraya menengok jam tangan yang dipakainya .
"Mungkin gak , kalau dia pergi rooftop ?" pikir Rafi .
"Wait , wait , wait !" tukas Rio . Sebenarnya kalian lagi cari siapa ?" tanya nya yang kebingungan dan tak tahu apa apa .
"Astaga ! Yo , Yo ! Makanya , orang lagi ngobrol tuh dengerin . Bukan malah sibuk sendiri ." gerutu Rafi .
"Hehee... Sorry !" cengir Rio sambil menggaruk kepala padahal tidak gatal .
"Okeh , sebelum bel berbunyi . Kita coba ke rooftop ." ajak Rafa . Merekapun mengiyakan ajakannya . Lalu bergegas pergi menuju tangga ke rooftop .
Baru saja ingin membuka pintu , mereka kaget karena pegangan pintunya bergerak dan tiba tiba pintu terbuka dengan sendirinya tanpa ada orang yang keluar dari pintu tersebut . Pintu pun menutup kembali .
"Anjim ! Kok gak ada orang yang keluar ?" Mereka pun dibuat bertanya tanya . Dikarenakan penasaran , Rafa mencoba kembali untuk membuka pintunya . Namun seketika , ceklek ! "AAAAAHHHHHHH !!!!!"
*****
•••Bersambung•••