webnovel

SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard

Rachel Gabriella Winata , cucu perempuan satu satunya yang dimiliki Bram Winata dan Retno Winata. Gadis remaja SMA yang dikawal oleh 3 orang anak laki laki seusianya yang memang merupakan saudaranya sendiri. Mereka adalah cucu cucu keturunan SULTAN. Rachel dijodohkan oleh Retno , atau oma Rere alias neneknya sendiri kepada seorang anak dari orang paling terkaya nomor dua setelah keluarganya . Akankah Rachel menuruti permintaan sang Nenek ? Atau Rachel akan menolaknya ? Simak terus kisahnya hanya di SULTAN FAMILY . Selamat membaca ! Semoga kalian suka :)

FheeKamikaze_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
111 Chs

PASSWORD NYA HILANG123

Seminggu telah berlalu. Waktu berputar begitu cepat. Kedua orang tua Rachel telah kembali ke Jakarta. Andrea dan Cellyn pun sudah tiba dibandara dan sedang menunggu supir menjemputnya untuk pulang kerumah.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Cellyn sengaja mengambil jadwal penerbangan dari Turki siang hari, agar dirinya tidak kepanasan saat tiba diJakarta dan bisa menikmati udara malam saat pulang kerumah.

"Ah! Akhirnya." ucap Cellyn menghela nafas lega saat tiba dirumah seraya keluar dari mobil.

"Ayok masuk sayang!" ajak Andrea menggandeng tangan Cellyn. Mereka pun segera memasuki rumah yang sepertinya sudah mereka rindukan.

"Assalamu'alaikum!" ucap mereka serempak namun tak ada sahutan dari penghuni rumah.

"Mungkin mereka diatas." kata Andrea.

"Ya sudah, biarkan saja. Ini kan malam minggu, mungkin mereka lagi kumpul." timpah Cellyn.

***

Disisi lain, Rachel dan yang lainnya memang sedang berkumpul diteras atas. Tentu saja mereka tidak mendengar orang yang datang kerumah karena jarak pintu utama rumah dengan teras atas cukuplah jauh.

"Gimana nih, mau bermain lagi ?" tanya Rafi. "Kita belum live, yang barusan jadikan video buat konten youtobe aja." sarannya.

"Boleh deh. Tapi, gue mau kebawah dulu." ujar Rachel. "Minuman gue habis nih."

"Gue titip." timpah Rio yang langsung diangguki oleh Rachel.

"Okay!" Rachel pun segera pergi dengan meningglakan ponselnya diteras.

Rachel bergegas menuruni anak tangga sembari bernyanyi. Dengan berjalan jingkrak jingkrak yang entah setan apa yang telah merasukinya.

🎶I used to believe

We were burnin' on the edge of

something beautifull, something beautifull

Selling a dream

Smoke and mirrora keep us waiting

On a miracle, On a miracle🎶

Rachel bernyanyi dengan penuh semangat sampai tak sadar saat dirinya melewati ruang keluarga ia tak melihat ada orang sedang memperhatikannya.

🎶Say go through the darkest of days

Heaven's a heartbreak away

Never let you go, never let me--

Rachelpun menghentikan langkahnya dan berjalan mundur lalu menengok ke ruang keluarga.

"Oh my God! Mamih!" ucapnya terkejut melihat kedua orang tuanya sudah berada dirumah. "PAPIH!" teriaknya sembari menghampiri lalu memeluk keduanya. "I miss you so much." katanya dengan manja.

Andrea dan Cellyn pun tersenyum bahagia melihat tingkah Rachel yang sudah seperti anak Tk.

"Mamih sama papih kok gak bilang kalau sudah sampai Jakarta ? Tahu pulang, Rachel pasti jemput ke bandara."

***

Ponsel Rachel masih dalam keadaan menyala karena ia belum keluar dari game. Tetapi ada sesuatu yang membuat Rafa penasaran yang mengharuskan untuk melihat.

Ada ikon chat berwarna hijau berkedip dideretan teman Rachel dalam game.

"Sweet Devil ? Siapa dia ?" gumam Rafa bertanya tanya. Lalu membuka isi chatnya.

💬"Hi Lolly!"

Rafa hanya membacanya sekilas dan karena penasaran ia langsung cek profilnya.

"Sepertinya nama akunnya gue pernah lihat, tapi dimana ya ?" Rafa pun mulai berpikir dan mengingat ingat.

"Si Rachel kok lama sih ?" celetuk Rio.

"Halah, paling dia sengaja tuh. Biar kita nunggu." timpah Rafi.

"Tapi ini udah lebih dari 15 menit Sapi." tukas Rio.

"Ck! Sial lo. Ngapain ikut ikutan panggil gue sapi ?" sarkas Rafi kesal. "Taek lo!" ucapnya lagi.

"Udah, susul gih. Siapa tahu dia jatoh atau kepleset, makanya dia lama." titah Rio.

"Elo yang adek, ngapa nyuruh-nyuruh gue ?" ujar Rafi makin kesal diisengin saudaranya

"Tanggung gue, lagi nge push nih."

"Ah elah, gue juga sama kalik."

Tiba-tiba Rafa berdiri seraya melempar ponsel milik Rachel pada Rio. Untung saja Rio gerak cepat dan menakis ponsel tersebut. "Yo, lo cari tahu akun yang bernama Sweet Devil." titahnya lalu pergi meninggalkan Rafi, Rio dan Rey.

"Elo mau kemana, bang ?" tanya Rafi kepo.

"Mau berak, napa ? Mau ngikut ?" iseng Rafa.

"Idih, najis tralala."

"Halah, tidur barengan aja masa gak pernah berak bareng ?" tukas Rio yang langsung ditertawakan oleh Rey.

"Euh! Tawa aja." sarkas Rafi. "Eh tapi, barusan gue gak salah dengar kan ?" tanyanya memastikan.

"Barusan dia nyuruh gue cari tahu akun seseorang. Dan sepertinya, gue pernah dengar nama akun itu." ungkap Rio.

"Siapa ?"

"Sweet Devil."

"What ? Gak salah tuh ?" ucap Rafi kaget saat Rio sebut nama akun itu.

"Why ?" tanya Rio heran. "Nih, elo cek aja ponsel si baby bear." Rio pun memberikan ponsel milik Rachel.

"Wadidaw! Kok bisa ?"

"Ck! Emang elo tahu ?

"Yes, of course. Gue pernah lihat berita dia waktu gue lihat kontennya Valen di youtobe." terangnya.

***

Rafa yang katanya mau berak, ternyata dia pergi ke bawah juga guna menyusul Rachel. Tetapi yang ada, Rafa malah bertemu dengan orang tua Rachel.

"Tante Cellyn ? Loh, udah balik ? Kapan sampainya ?" tanya Rafa. "Kok gak telpon Rafa, kan bisa jemput ?"

"Ini kan malam minggu, biasanya kalian ngumpul bareng. Jadi tante suruh supir aja yang jemput. Makasih sebelumnya." ujar Cellyn.

"Oh gitu, ya udah selamat beristirahat ya." ucap Rafa. "Eh tapi om, ada yang mau Rafa bicarakan sama om. Boleh gak minta waktunya sebentar ?" tanyanya.

"Tentu saja boleh. Why not ?"

"Kalau gitu, aku duluan ya." pamit Cellyn seraya meninggalkan mereka berdua diruang keluarga.

"Sepertinya, penting banget nih." kata Andrea.

"Lumayan sih om. Tapi sebelum nya Rafa minta maaf, karena ini soal almarhum om William." ucap Rafa.

"William ? Kamu kenapa tiba tiba membahas soal William ? Gak baik Rafa, ngomongin orang yang sudah meninggal." tukas Andrea.

"Rafa bukannya mau ngomongin om Willi, tetapi hanya sesuatu yang berhubungan dengannya." jelas Rafa dan kemudian menceritakan sesuatu pada Andrea.

"Oh gitu. Okeh deh, om bantu kalian. Tapi dengan satu syarat."

"Setuju." ucap Rafa mengangguk.

"Ada satu berkas mengenai biografi William digudang. Besok, tolong kamu cari map berwarna kuning. Tapi ingat, jangan sampai ketahuan cctv." titah Andrea pada Rafa.

***

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Rafa dan yang lainnya kembali berkumpul dilobby atas, kecuali Rey. Lalu, Rafa menceritakan apa yang tadi ia bicarakan dengan Andrea.

"Paham ?" tanya Rafa yang langsung diangguki oleh semuanya. "Yo, tugas lo hanya mengatur cctv."

"Wokeh!"

Setelah itu, mereka beranjak dari lobby menuju kamarnya masing masing karena malam sudah larut. Rachel pun merebahkan badannya dikasur king size miliknya. Ia mencoba menutup matanya agar bisa tidur dan bangun lebih awal.

Hari yang cerah, saat ini Rachel tengah berada disuatu tempat. Dia duduk dibawah sebuah pohon besar yang begitu rindang.

"Ell!" panggil seorang anak laki laki berbadan lebih tinggi dari Rachel. Rachel pun menengok dan melihat sosok laki-laki itu dengan wajah yang tampan dan bercahaya menghampiri dirinya.

"Siapa elo ?" tanya Rachel heran dan sedikit takut.

"Aku ? Orang yang selalu kau tunggu." jawab laki-laki itu. "Terima kasih kamu selalu ingat aku." ucapnya berterima kasih.

Rachel sedikit tersentak dan ingat siapa sosok laki-laki yang berada dihadapannya.

"Apa ini benaran kamu ?" tanyanya memastikan dan laki laki itupun mengangguk pelan seraya tersenyum. "Senyum itu ? Dia beneran orang itu. Orang yang selama ini aku cari." gumamnya dalam hati.

Namun Rachel masih merasa tak percaya. Ia malah pergi berlari menjauhi laki-laki tersebut.

"Ell, tunggu !" ucapnya seraya mengejar Rachel.

"Dia ngejar gue ? Apa yang bakal terjadi bila dia berlari seperti itu ?" tanyanya.

Tak lama, Rachel berhenti disebuah jembatan kayu yang berada diatas sebuah danau.

"Kamu, kamu." ucapnya dengan nafas ngos ngosan. "Kemampuan berlari kamu makin hebat aja." pujinya.

"Apa ? Dia bisa berlari mengejar kecepatan lari gue ?" ucapnya heran dan bingung. "Kok elo bisa ngejar gue ?" tanyanya penasaran dan ingin membuktikan bahwa apakah laki-laki itu sungguh orang yang dicarinya atau bukan.

"Tentu saja bisa."

"Bukannya dengan berlari, penyakit lo bisa kambuh ?"

"Aku sudah sembuh, Rachel."

"Are you sure ?

"Yah! Aku serius." ucapnya meyakinkan. " Kamu tidak lupa kan dengan password-nya ?"

"Password ?"

"Hilang123. Kamu masih ingat kan ?" tanyanya sekali lagi dan membuat Rachel ingat sesuatu. "Pokoknya, jangan lupa. Hilang123. Aku pergi dulu ya, jaga kamu baik-baik." pamitnya.

"Kamu mau pergi kemana ? Kita baru ketemu lagi, Please, jangan pergi lagi." kata Rachel.

"Sudah saatnya aku pergi, kamu gak perlu khawatir. Aku sudah sembuh kok." ucapnya sambil melambaikan tangan.

"Hey ! Comeback!" teriak Rachel. "Please, comeback to me! COMEBACK!!!"

Rachel pun sontak terbangun dengan nafas terpenggal dan keringat sudah bercucuran diwajahnya.

"Rachel ! Elo kenapa ?" tanya Rafa tiba-tiba dari ambang pintu kamar Rachel. Lalu menghampirinya.

"Gue, gu-gue?" ucapnya dengan nafas yang tak beraturan. "Gue gak apa-apa kok, cuma mimpi saja." lanjutnya.

"Mimpi ? Elo mimpi buruk ?"

"Gak kok, gak apa-apa. Sorry ya, gue bikin lo kebangun."

"It's okay. Ya udah, gue temenin dulu elo tidur."

★★★★★

•••Ya, ternyata cuma mimpi. Rachel, Rachel! Anda belum beruntung hihii :)•••