Rachel tak ambil pusing dengan kejadian tadi pagi, dia anggap masalah dengan Leon sudah selesai. Meskipun dirinya menjadi incaran wartawan. Malam pun tiba, keluarga Winata sudah bersiap untuk makan malam.
Kali ini Rere memanjakan semua anggota keluarganya dengan menghidangkan menu seafood pada makan malamnya. Ada udang dan lobster kesukaannya Rachel, ada kepiting juga kerang ijo, ikan gurame bahkan gurita dan ikan cumi pun Rere sediakan.
"Oh iya, Rachel punya berita penting buat kalian semua." ucap Rachel disela makannya. "Minggu depan Rachel go to Jepang." lanjutnya girang.
"UDAH TAHUU !" pekik semua anggota keluarga Rachel dengan serempak dan dikahiri oleh tawa, termasuk Cellyn dan Andrea. Rachel pun terlonjak kaget.
"Kok kalian pada tahu ? Padahal kan belum cerita." ujar Rachel heran dengan mulut penuh daging lobster.
"Kamu lupa ya, sayang ? Kamu itu siapa ?" tanya Cellyn menegaskan.
"Ck! Kagak seru ah." umpatnya.
"Oh iya, oma mau minta maaf sama kamu." ucapnya pada Rachel. "Mulai saat ini, oma gak akan ngelarang ini itu lagi. Karena nyatanya, yang menurut oma baik itu belum tentu baik juga buat kalian." jelasnya.
"Serius oma ?" tanya Rachel memastikan. Rere pun mengangguk pelan. "Yes !" ucapnya senang.
"Oh iya, satu lagi." ujar Rere. "Sebelum Rachel pergi ke Jepang, kalian boleh pilih satu tempat yang ingin kalian kunjungi."
***
Usai makan malam, Rachel dan yang lainnya kembali ke lantai atas. Karena sudah lama tidak bermain game, akhirnya mereka bisa bikin konten game bareng lagi. Rachel melakukan siaran langsung diakun instagramnya. Juga seraya membuat konten untuk youtobe.
Baru beberapa menit saja, live Rachel sudah ditonton banyak orang. Namun sayang, bukannya membahas game malah kebanyakan penonton membahas soal Leon. Muak dengan banyaknya pertanyaan yang sama, Rachel pun menjawab dengan empat kata saja.
"You not my lover !" ucapnya sedikit kesal.
Karena Laura tidak ikut bermain game, ia sengaja membantu membacakan satu persatu komentar yang ada dilayar yang menurutnya menarik. Atau sesekali ia mengarahkan kamera kepada Rachel dan yang lainnya.
"Kak Lolly, kapan berangkat ke Jepang ?" ucap Laura dengan gaya seorang host.
"Hari Senin kek nya udah disana deh." timpal Rachel santai sambil terus menatap layar ponselnya.
"Kak, aku udah kirim barang ke rumah kakak. Semoga kak Lolly suka ya."
"Oh ya ? Kirim apaan tuh ?" tanya Rachel mengambil alih ponsel yang sedang dipakai siaran. "Ok! Thank you sayang." ucapnya. "Euh, siapa ? Hah, Namira. Jangan lupa nanti kamu wajib ikut meet and great bulan Oktober atau enggak November ya."
"Lah, dalam rangka apa elo ngadain meet and great ?" tanya Laura penasaran.
"Hari jadinya LollyVers JakTim." jawabnya. Laura pun ber oh saja sambil sedikit manggut-manggut.
"Bang, elo udah mikirin tempat yang mau kita jadikan tempat liburan besok ?" tanya Rachel pada Rafa.
"Elo maunya kemana ?" tanya balik Rafi.
"Eump, Hawai kek nya seru tuh." jawab Rachel ngasal.
"Kejauhan Markonah." ucap Rafi greget.
"Lagian elo ditanya malah nanya balik."
"Nih, nih! Kata fans elo, ke Anyer aja." tunjuk Laura pada salah satu komentar dari Diana.
"Hah! Ide bagus tuh." ujar Rafi.
"Bener tuh kak, udah lama juga Rey gak pergi ke pantai." tambah Rey.
"Anyer kan dekat, bisa bawa mobil masing-masing tuh." imbuh Rio.
"Laga elo dekat, bilang aja kalau elo pengen nyulik anak orang." cibir Rachel.
"Apaan sih elo ? Nyulik siapa ? Gunderewo ?"
"Ah elah, gak usah pura-pura bego elo. Gue tahu, si Angel udah balik Indo kan ?"
"Shut up Rachel !"
***
Saat mentari menyapa pagi, dengan segala ketenangannya Rachel masih memeluk guling dan bantal. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, semua orang sudah berkumpul dimeja makan kecuali Rachel.
"Silahkan masuk non!" ucap bi Sumi pada seorang tamu. "Duduk dulu, saya akan panggilkan bunda."
"Siapa bi ?" tanya Rere.
"Itu eyang, ada tamu ingin bertemu sama bunda Marissa." jawab sopan bi Sumi. Rere pun melirik sekilas ke ruang tamu.
Nampak seorang gadis remaja berambut panjang dengan memakai rok tutu beberapa senti di atas tumit juga kaos putih yang sedikit ketat namun tidak begitu terlihat karena tertutupi oleh sebuah blezzer.
Gadis yang lumayan cantik dengan fostur tubuh tidak terlalu tinggi, mungkin hanya memiliki tinggi badan sekitar 155 cm atau lebih, membuat Rere tidak percaya bahwa gadis itu seorang tamu untuk menantunya.
"Bi, dia seorang gadis ? Masa iyo, tamunya Marissa ?" tanya Rere memastikan.
"Moms, dia beneran tamu Marissa loh." ucap menantunya meyakinkan. Lalu Marissa pun menghampiri ke ruang tamu.
"Ngobrolnya disini aja, sekalian ajak makan." titah Rere. Alhasil semua orang penasaran, siapa tamunya Marissa yang datang sepagi itu ?
Kaget bukan kepalang, ketika semua orang mendengar suara Rachel yang kala itu baru turun dan menyebut nama Angel. Rio sontak terkejut dan sesaat membulatkan matanya.
"Angel ?" ucap Rachel sedikit terkejut.
"Loh, Rachel ?" Mereka berdua pun saling kaget membuat Marissa bingung.
"Emm... Kalian saling kenal ?" tanya Marissa.
"Ya kenal dong, tante. Angel ini kan...?" Rachel pun sedikit menggantung ucapannya. "Teman SMP." lanjutnya cepat. "Beuh, padahal mah dia teh gebetannya si Rio." pikirnya dalam hati.
"Oh kalau gitu berarti, kamu juga kenal sama Rio anak bunda dong ?"
"Nah kan, kena juga tuh." Rachel pun tertawa kecil. Pertanyaan Marissa sungguh membuat Angel menjadi kikuk. Untuk mengurangi rasa canggung, dengan segera Rachel memotong pembicaraan mereka. "Tante, udah ajak makan aja sekalian." suruhnya.
Lagi-lagi Angel dibuat kaget sampai mati rasa, apalagi harus bergabung makan bersama keluarga Sultan. Dirinya sama sekali tak menduga bahwa rumah yang dikunjunginya merupakan rumah keluarga Winata. Karena sebelumnya, ia juga belum pernah bertemu dengan orang tuanya Rio.
"Yuk, nak Angel! Sarapan bareng keluarga bunda." ajak Marissa.
"Tapi bunda, Angel lagi buru-buru nih. Lain kali saja ya, terima kasih sebelumnya." tolak Angel dengan halus. "Angel kesini cuma mampir, dan mau kasih oleh-oleh buat bunda."
"Wah, terima kasih nak Angel. Oleh-olehnya bunda terima ya. Tapi kamu tetep harus ikut sarapan dirumah tante." Lalu Marissa pun menggandeng tangan Angel dan memperkenalkan pada anggota keluarga yang lainnya. Terlihat dari raut wajah Angel yang bersemu merah dipipinya menahan rasa malu.
"Pa-pagi semuanya." sapa Angel penuh dengan kegugupan.
"Duduk disini Ngel." titah Rachel seraya menunjuk satu kursi kosong sebelah dirinya. "Elo gak usah malu-malu." ujarnya sambil menarik tangan Angel untuk duduk dikursi.
"Hai Ngel! Apa kabar elo ?" tanya Rafi mencairkan kegugupan Angel.
"Hai juga Fi! Gue baik." jawabnya masih malu-malu meong.
"Jawabnya santai aja. Nih, gue kenalin. Kakek-kakek yang beruban itu, elo panggil eyang aja. Dia ATM dikeluarga kita." gumam Rafi sedikit bercanda sembari menunjuk Bram.
"Rafi! Jangan bercanda ah." sarkas Haris.
"Nah, yang barusan ngomong, itu bokap gue." lanjutnya. Rafi pun sibuk memperkenalkan satu persatu keluarganya pada Angel. Ia tak berhenti bicara sampai selesai sarapan pagi.
Rachel melihat Rere sepertinya dalam mode hijau. Sekilas ia pun tersenyum tipis, karena ia merasa kehidupannya normal kembali. Tak ada lagi aturan-aturan konyol yang dibuat Rere, tak ada jodoh-jodohan lagi. Tak ada Leon sibiang rusuh dihidupnya lagi.
Usai sarapan, semua orang pergi bekerja sebelum berlibur ke pantai. Sore nanti mereka baru akan berangkat ke tempat yang sudah disepakati bersama, yaitu Pantai Anyer.
"Eh, eh, eh! Elo mau ngapain ?" tanya Laura yang heran melihat Rachel kembali memeluk guling.
"Apa sih Fauna ? Gue mau tidur lagi." ketus Rachel.
"Prepare woi, prepare!" ucap Laura setengah berteriak seraya merebut guling yang tengah dipeluk Rachel.
"Ya ini gue mau prepare, Una."
"Prepare apaan elo ? Malah tidur juga.
"Ya prepare gue tidur FAUNA !" tekan Rachel. "Gue kan nyetir, kalau ngantuk begimana ?"
"Lah, barang elo gimana ?"
"Barang apaan sih Fauna ? Asal elo tahu, segala keperluan gue itu udah dipack dan ditanggung jawab oleh RA-FA. You understand ?" jelasnya. "Udah ah, gue tidur dulu. Bye!"
"Ck! Dasar anak mamih."
★★★★★