Satu bulan kemudian, tiba dimana Rachel akan segera pulang ke Indonesia. Ia telah menyelesaikan sekolah kilatnya di Jepang bersama Jason. Mereka berdua akan tiba di Jakarta pada malam ini.
Mereka sengaja mengambil jadwal penerbangan malam dari Bandara Tokyo, Jepang ke Indonesia dan take off pada pukul empat sore. Mungkin sampai di Jakarta sekitar pukul sepuluh atau sebelas malam. Dan langsung menginap dihotel. Sebab, Rachel ingin memberi kejutan pada keluarganya.
Rachel juga sengaja tidak memberitahu kepulangannya ke Indonesia pada seluruh keluarganya. Dirinya berpikir itu hanya akan membuat mereka khawatir. Dia tidak ingin kejadian tiga bulan yang lalu terulang kembali.
***
Hari ini hari Rabu. Jadwalnya olahraga untuk kelas MIPA Elit pada jam kedua. Sebelum melanjutkan kegiatannya, pak Tantan memerintahkan para muridnya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu dengan lari sebanyak lima belas putaran mengelilingi lapangan basket untuk murid laki-laki dan sepuluh putaran untuk murid perempuan.
Rafa menyelesaikannya dengan sangat cepat, lalu membiarkan tubuhnya terbaring dipinggir lapangan untuk rehat sejenak. Ia pun memejamkan matanya karena silau matahari seraya mengatur nafasnya.
Tiba-tiba sensasi dingin dikedua pipinya begitu menyejukan. Membuat dirinya seperti berasa dikutub utara. Sesaat ia membuka matanya karena ia merasa seperti ada seseorang yang menutupi sinar matahari diwajahnya.
Kaget bukan kepalang, Rafa tersentak karena langsung bertatapan dengan mata seorang gadis berwajah cantik dan berambut panjang seraya tersenyum lebar padanya.
"Annyeong Rafa!" sapanya gadis itu dengan lembut.
"Mwo?" ucap Rafa tak percaya sembari membangunkan badannya setengah duduk lalu menatap gadis itu lekat-lekat. "Rachel?" gumamnya. "Your is Rachel? Really?" tanyanya memastikan dan langsung dijawab anggukan kecil oleh gadis tersebut.
Ya, gadis itu Rachel Gabriella. Rafa pun masih tak percaya namun bibirnya membentuk senyuman kecil. Seketika Rachel melingkarkan penuh satu tangannya dileher Rafa sehingga Rafa merasa tercekik. "Elo tuh ya? Bukannya jemput gue malah enak-enakan tidur! Hah!" umpat kesal Rachel.
"Ah! Ampun-ampun!" kata Rafa. "Lepasin gue! Gue gak bisa nafas anjim!" mohonnya pada Rachel.
"Gak bisa!" kecam Rachel sambil menekan lehernya sedikit lebih kencang.
Melihat adegan seperti itu membuat murid lain pun teralihkan pandangannya. Mereka juga terkejut dengan kehadiran Rachel dipinggir lapangan. Terutama Rafi dan Rio, mereka seakan sedang bermimpi melihat wajah Rachel dihadapannya.
Tetapi tidak dengan Melani. Dia malah menunjukkan ekspresi bingung dan heran. "Rafa?" gumamnya. "Siapa cewek itu? Berani-beraninya sama Rafa gue." katanya dengan wajah berubah kesal melihat Rafa diperlakukan kasar oleh gadis lain. Kemudian Melani pun menghampiri mereka berdua.
"LEPASIN!" bentak Melani seraya melepaskan tangan Rachel. Rafa pun terbatuk-batuk dan segera mengatur nafasnya kembali. "Fa, elo gak papa?" tanyanya cemas pada Rafa.
Wajah Rachel pun kian berubah menjadi merah padam dan menatap tajam Melani. "SIAPA ELO BERANI BENTAK GUE?" tekan Rachel.
"Perang dunia kelima sepertinya lebih seru." ucap Shandy.
"Rachel?" Laura yang fokus berlari baru sadar akan adanya Rachel.
"Elo yang siapa?" tanya balik Melani. "Dari seragamnya, dia juga bersekolah disini." batinnya.
Rachel pun tersenyum menyeringai. "Oh! Jadi elo? Melani Puspa Sitanggang." ucapnya seraya melipat kedua tangannya.
Sontak Melani terkejut saat Rachel menyebut nama lengkap dirinya. "Loh, kenapa dia tahu nama gue? Siapa dia?" tanyanya dalam hati.
"Gak usah kaget! Gue tahu semua tentang elo." ujar Rachel saat melihat ekspresi wajah Melani.
Semua murid menjadi tak fokus gara-gara Rachel dan Melani. Sedangkan pak Tantan, beliau sudah meninggalkan lapangan sedari awal usai memberikan perintah pada murid-muridnya.
"Rachel!" teriak seseorang dari tengah lapangan.
"Ck! Si kampret tuh." umpat Rachel tak suka. "Mwo?"
"Gila lo! Balik gak bilang-bilang?" gerutu Rafi yang menghampirinya.
"Elo-elonya aja yang pada goblok!" ketus Rachel. "Gue udah spam di grup gak ada yang nyahut." Lalu Rachel melihat Laura yang seakan-akan ingin kabur dari pandangannya. Dengan cepat Rachel menarik kerah belakang baju Laura. "Mau kemana elo?" tanyanya. "Elo gak bisa kabur dari gue!"
Laura pun menghela nafas panjang. "Iya, iya. Gue gak kabur kok." ucapnya pasrah.
"FAUNAAA!!! Gue kangen sama eloooo!" teriak Rachel membuat semua murid lain geli mendengarnya apalagi melihat mereka sampai berpelukan.
Disisi lain, Melani masih bertanya-tanya siapa gadis itu? Kenapa dia bisa seakrab itu dengan Laura dan yang lainnya? "Heh! Elo belum jawab pertanyaan gue!" kata Melani pada Rachel.
"Pertanyaan? Memangnya elo bertanya apa?" tanya balik Rachel.
"Gue tanya, elo itu siapa?"
"Gue? Gue..." Rachel menggantung ucapannya dengan sengaja. "Gue Rachel Gabriella." lanjutnya. "Nice to meet you sayang." bisik Rachel dengan tersenyum menyeringai. Lalu pergi meninggalkan lapangan. "Gue tunggu kalian dikantin." titahnya yang ditunjukkan pada Rafa, Rafi, Rio dan Laura.
***
Dikarenakan Rachel masuk sekolah sebelum waktunya, dirinya bebas melakukan hal apa saja yang menurutnya menarik. Ditambah ia baru saja pulang dari Jepang, dan sebenarnya Rachel masih mempunyai waktu belajar di Jepang dua hari lagi. Namun berkat kepintarannya, Rachel dengan cepat bisa menyelesaikannya.
Rachel sengaja datang ke sekolah pada saat jam belajar, agar tidak membuat kehebohan disekolah karena kehadiran dirinya. Dengan sangat antusias, Rachel pergi ke kantin seraya menunggu yang lainnya istirahat.
"Annyeong pak Hamid!" sapa Rachel pada pelayan kantin sembari melambaikan tangannya juga senyuman khasnya.
"Non-non, non Rachel?" ucapnya terbata-bata melihat ratu sekolah kembali ke habitat aslinya. "Kapan sampai Jakarta?" tanyanya.
"Tadi malam pak." jawabnya.
"Oh! Iya, iya, iya. Kalau gitu, silahkan duduk non! Saya bikinin dulu minuman kesukaan non Rachel." ucap pelayan kantin tersebut. Rachel pun tak berkata, ia hanya membuat gestur membentuk huruf O sebagai tanda ok. Lalu duduk ditempat favoritnya.
Tak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Seluruh murid SMA Antariksa terdiam dan terpaku saat melihat seorang gadis cantik duduk sendiri dikantin. Terutama murid kelas sepuluh, yang baru melihat sosok Rachel.
"Siapa cewek itu?" tanya salah satu murid perempuan kelas satu.
"Cantik bener!" ucap yang lainnya sambil terus menatap Rachel. "Bukankah dia senior kita?"
"Oh! Jangan-jangan? Dia murid yang di ekspor ke Jepang oleh sekolah."
"Elo kata baju apa, di ekspor?" tambah yang lain membuat mereka tertawa kecil.
"Hufh!" Rachel menghela nafas sambil meniup poni rambutnya. "Ngapain sih pada lihatin gue? Risih dah." umpatnya.
"SURPRISE!" ucap Rafi saat tiba dikantin.
"Telat anjim!" tukas Rachel.
"Jadi ceritanya elo kasih kejutan gitu? Balik gak bilang keluarga?" tanya Rafi. "Terus si Jason gimana?"
"Gue udah selesain tugas gue, jadi mau apalagi?" jawab Rachel. "Waktu normalnya sampai hari Jumat, tapi gue minta sama Jason balik secepatnya."
"Apa-apa? Jason? Gue gak salah dengar?" tanya iseng Rafi. "Sejak kapan elo sebut dia dengan nama aslinya?"
"Ck! Yak! Gak usah mulai deh!" ketus Rachel.
"Jangan-jangan? Ada sesuatu diantara kalian berdua." tambah Rio mengompori.
"Shut up Rio!" Suasana dimeja milik Rafi pun kembali seru dengan adanya Rachel. "Rafa mana?" tanyanya yang sedari tadi tak melihat batang hidungnya.
"Palingan bentar lagi." jawab Rio.
Rachel berpikir sedikit ada yang aneh dari mereka berempat. Melihat raut wajah Laura yang seperti tidak bersemangat membuatnya heran. "Ra! Elo balik ke rumah gue ?" ucapnya pada Laura.
"Yoi!"
Mereka pun saling mengobrol dan bercerita. Tetapi sudah hampir lima menit, Rafa tak kunjung datang. Rachel bingung dan bertanya-bertanya, ada apa dengan Rafa? Mereka berempat juga seperti nampak tak peduli.
"Sorry gue telat!" kata Rafa yang baru saja tiba.
"Elo dari mana aja sih, bang?" tanya Rachel penasaran. "Gak rindu apa sama gue? Asal kalian tahu, gue sengaja datang ke sekolah jauh-jauh langsung dari hotel." rutuk Rachel.
"Yang benar elo?" tanya Rafi tak percaya.
"Iyalah, kapan gue bohong?" tekan Rachel. "Gue sengaja balik gak bilang-bilang biar pada gak cemas dan khawatir sama gue. Gue juga sengaja gak langsung balik kerumah, dan gak langsung ngabarin kalian." ungkapnya.
"Jadi, sampai detik ini gak ada yang tahu kalau elo udah balik Indo?" timpal Rafi.
"No! Barang-barang gue juga masih dihotel."
"Wah, laknat elo!" timpah Rio.
★★★★★