Keesokan paginya , Rachel telah bersiap untuk pergi ke sekolah . Rambut panjang nya slalu dibiarkan tergerai , wajahnya hanya diberi sedikit polesan bedak , dan tak lupa ia pun memberi sedikit warna peach dibibir mungilnya itu sehingga membuatnya tampil cantik natural .
Dalam waktu bersamaan , Rachel , Rafi , Rio dan Rey keluar dari dalam kamarnya . Kekompakan yang hakiki . Mereka berjalan menuruni anak tangga sudah bagaikan bak model , langkah kaki mereka mengayun sangat kompak dengan beriringan .
Pagi ini , jam masih menunjukkan pukul 6 tepat . Keluarga Winata telah berkumpul di ruang makan dan bersiap untuk sarapan . Setelah itu , Rere kembali membahas soal penculikan Rafa .
"Haris !" panggil Rere . "Apa kamu sudah melaporkan kasus ini ?" tanyanya tanpa basa basi .
"Belum mah ." jawab singkat Haris . "Haris tidak akan melaporkannya . Biarkan saja anak anak yang mengurusnya ." ungkap Haris .
"Kenapa harus anak anak ?" tanya Rere lagi . " Ini soal nyawa , Haris !" tekannya.
"Mah , ini cuma kesalah pahaman ." timpah Andrea. "Jangan menuntut apapun , dia hanya seorang gadis yang terluka hatinya ." ujarnya .
"Apa kamu bilang ? Seorang gadis ?" pekik Rere tak menyangka jika yang menculik cucunya itu adalah seorang anak muda.
"Oma , oma gak usah khawatir ." ucap Rafi . "Ini semua kesalahan Rafi , Rafi akan bertanggung jawab atas segalanya ." terangnya .
"Apa maksud kamu ?" tanya Rere yang semakin bingung . "Ada apa dengan kalian ? Kenapa kalian membela seorang penculik itu ?" Rere pun tak paham dengan apa yang dimaksud oleh putra dan cucunya itu .
"Dia nekat melakukan itu bukan karena tidak ada alasan ." Rio pun angkat bicara . "Sakit hati karena telah kehilangan adiknya membuat dia seperti itu . Dua tahun yang lalu adiknya telah ditemukan mengapung didanau taman dalam keadaan sudah tidak bernyawa . Polisi menyatakan bahwa dia telah melakukan bunuh diri ." jelas Rio sedetail mungkin.
"Lantas , apa hubungannya dengan Rafa ?" Rere terus melontarkan pertanyaan terhadap cucunya .
"Dia berpikir bahwa Rafa penyebab utama yang membuat adiknya nekat melakukan tindakan konyol seperti itu . Dan semua sudah terungkap , bahwa bukan Rafa atau Rafi yang menjadi penyebab utama kematian adiknya ." lanjut Rio .
"Apapun alasan nya , sekali penculik tetap penculik ." kata Rere menegaskan .
"Hanya om Hamzah dan kita yang akan mengurusnya ." tekan Rafi seraya berdiri dari tempat duduknya. "Kami pamit pergi . Assalamu'alaikum !" ucap salam Rafi lalu pergi meninggalkan ruang makan yang diikuti oleh Rachel dan Rio .
***
Setelah mereka menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam disekolah . Akhirnya Rachel dan yang lainnya bisa segera mendatangi Irjen Hamzah dikantor nya , untuk membahas permasalahan antara Rafa dan Maureen . Tak lupa Rachel juga membawa Maureen sebagai tersangka penculikan Rafa dan juga Laura yang dijadikan sebagai saksi .
Setibanya dikantor polisi , mereka segera menemui Irjen Hamzah di ruangannya . Pada akhirnya keputusan Rafi telah bulat , ia tidak akan memberikan tuntutan kepada Maureen dengan sebuah perjanjian bahwa dirinya akan mencari pelaku yang telah menyebabkan meninggalnya seorang Alisa Putri . Dan Irjen Hamzah pun setuju dengan perjanjian yang dibuat Rafi .
"Secepatnya saya akan menemukan mereka dan menyeretnya ke kantor Om." tegas Rafi meyakinkan Irjen Hamzah .
"Siap ! Om percaya sama kalian ." tuturnya dengan memberi semangat kepada Rachel cs.
"Baik , kalau begitu kita pamit pulang om ." pamit Rachel lengkap dengan senyum manisnya .
"Oh iya , silahkan . Salam untuk keluarga ." ujar Irjen Hamzah .
"Mari om !" timpah Rafi seraya mengangguk pelan . Merekapun segera beranjak dan meninggalkan pekarangan kantor polisi .
***
Malam pun telah tiba , bintang bintang dilangit membuat keindahan malam ini bersema dengan terang rembulan yang menyinari kota Jakarta. Rachel , Rafi , Rio , termasuk Rafa sedang berkumpul diteras atas . Menikmati udara malam dan melihat pemandangan langit yang indah .
"Bang ! Gimana kondisi lo ?" tanya Rachel terhadap Rafa .
"Not bad ." sahut Rafa singkat .
"Oh , oke !"
"Tentang penculikan kemarin , sebenarnya ada apa ? Kenapa Maureen nyulik gue and why did he want to kill me ?" tanya Rafa yang tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi .
"Jadi sebenarnya..." Rafi pun menjelaskannya tentang maksud dan tujuan Maureen menculik Rafa .
"Lalu , apa yang membuat dia melepaskan gue ?" tanyanya lagi .
"Karena yang menyebabkan adik nya meninggal itu bukan karena cinta tapi karena ulah si Jessi ." timpah Rachel .
"Jessi ?"
"Iya , Jessica Aurora ." lanjut Rachel . "Elo masih ingat kan , kakak senior yang pernah tergila gila sama elo , bang ?"
"Jessica Aurora ?" ucap Rafa mengingat ingat .
"Itu lho , si alis tebal ." celetuk Rafi mengingatkan . Rafi memang anak yang paling iseng dari ke empat saudaranya . Dia suka sebut nama seseorang dengan panggilan semau dia .
"Gue ingat !" sahut Rafa. "Memang nya apa yang dia lakukan ? Bukannya si Alisa Putri meninggal karena bunuh diri ?" tanyanya lagi penasaran .
"Banyak nanya lo !" ujar Rio seraya menyodorkan laptop miliknya , dan memperlihatkan sebuah video lalu memutarnya . "Lihat nih ." Rio pun mengkode dengan dagunya .
Selang dua menit Rafa menonton video tersebut , ia nampak makin bingung . "Mana ? Katanya dia meninggal gara gara si Jessi , itu mah cuma mewek doang anjim !" pekik Rafa .
"Nih bocah geger otak kali yah ." umpat Rachel . "Bisa bisanya elo pelihara goblok ." ketus Rachel kesal . "Elo waktu diculik diapain aja sih ? Perasaan gue lihat , kepala lo baik baik aja kemaren."
"Argh !" satu sentilan pun mendarat dengan mulus tepat di jidat Rachel .
"Aw ! Sakit anjim !" rintih Rachel .
"Bisa bisanya elo ngatain gue goblok . Dasar adek lucknat ." balas Rafa .
"Nih , elo lihat video satunya lagi ." ujar Rio .
Usai melihat video ke dua , barulah Rafa paham dan mengerti . Kini giliran mereka berpikir bagaimana caranya bisa menemukan keberadaan Jessi ? Karena selepas lulus SMP , dia dikabarkan pindah rumah ke kota Bandung .
"Jadi , rencana kalian apa ?" Lagi lagi Rafa kembali melontarkan pertanyaan .
"Eump ? Sebenarnya gue punya ide sih ." jawab Rafi . "Tapi....." Rafi pun menggantung ucapannya.
"Tapi apa ?" tukas Rachel . "Bau bau mencurigakan lo ."
Lalu Rafi punhy mengkode Rafa dengan menaik menurunkan alisnya , lengkap dengan senyum devil nya .
"What the fuck ?" ucap Rafa ketus. "Lucknat lo jadi kembaran gue . Elo mau jadiin gue umpan ? Gak ada akhlak lo jadi adek . Baru juga kemarin gue diculik , elo udah maen nyuruh nyuruh gue aja . Punya ide dari mana lo ?" tanya Rafa yang sepertinya ia paham maksud dari kode Rafi .
"Dari Author lah , siapa lagi ." jawab Rafi terkekeh .
"Wah elo jahat banget sih bang ." sarkas Rachel kepada Rafi. "Author elo bawa bawa , padahal..." ucapan Rachel yang menggantung mampu membuat orang orang memasang wajah penasarannya . "Padahal bagus banget lho idenya si Author . Ya , mau ya ?" bujuk Rachel terhadap saudara tertuanya itu .
"Kagak , kagak ! Ogah gue ." tolak Rafa .
"Ayolah bang , kita gak punya banyak waktu ." Ujar Rachel membujuk .
"Ah males gue . Udah lah , gue mau tidur . BYE !" Rafa pun beranjak dari teras dan pergi meninggalkan Rachel dan yang lainnya .
"Ya , kok pergi sih ? Gak seru ah !" umpat Rachel . Lalu ikutan pergi dari teras dan masuk kedalam rumah .
"Ck ! Damn !" ucap Rafi kesal yang akhirnya pergi juga dari teras diikuti oleh Rio .
***
Mentari pagi telah menyapa , kicau burung pun kian bersiul bernyanyi . Membangunkan kelima cucu Winata dengan suaranya yang merdu . Rachel pun mengerjap ngerjapkan matanya , lalu membukanya dengan perlahan .
Setelah kurang lebih lima menitan ia mengumpulkan niat untuk bangun , akhirnya Rachel beranjak dari kasur king sizenya . Ia segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi . Sebelum berperang dengan air , tak lupa Rachel merentangkan kedua tangannya dan sedikit melakukan pemanasan terlebih dahulu . Agar otot otot nya tidak kaku dan peredaran darah mengalir dengan jernih , eh dengan baik dan lancar dalam tubuhnya .
Dalam waktu setengah jam , Rachel telah selesai segalanya . Ia pun telah rapi dengan seragam sekolahnya , namun ia harus mencatok rambutnya dengan gaya curly khasnya .
Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB . Rachel dan yang lainnya masih dirumah , mereka mendapat kabar bahwa pagi ini semua kelas sedang jamkos . Sebab seluruh guru SMA Antariksa sedang ada rapat bersama dengan Kepala Sekolah .
***
Jam terakhirpun sedang berlangsung , Rachel saat ini tatap fokus mendengarkan Miss Merry yang sedang menjelaskan materi Bahasa Inggris didepan kelas . Namun pembahasannya harus terhenti karena bel telah berdenting menandakan pelajaran hari ini sudah berakhir .
"Okay, before I say goodbye." ucap Miss Merry seraya membereskan buku yang ada dimejanya. "There is an announcement for you. Next week there will be a language presentation competition. Our class has been appointed directly by the Principal to represent a competition to review a teenlit novel. And I chose RACHEL GABRIELLA as our class representative." jelas Miss Merry yang langsung tunjuk Rachel tanpa berpikir lama .
"What !?" ucap Rachel terkejut , saat Miss Merry sebut nama dirinya . "Are you sure ?" tanyanya memastikan .
"Yes , of course ." balasnya . "Saya percaya padamu ." lanjutnya meyakinkan Rachel . Lalu pergi pamit meninggalkan kelas .
"Oh my god !" pekik Rachel pasrah seraya merapikan buku dan memasukkannya kedalam tas . Semua muridpun berhamburan keluar kelas sesaat setelah Miss Merry mengucap salam .
***
Waktu menunjukkan pukul tiga sore . Rachel dan yang lainnya mampir ke kantor polisi , untuk bertemu kembali dengan Irjen Hamzah . Mereka meminta bantuan untuk rencana yang dibuat oleh Rio . Irjen Hamzah pun menyetujuinya , dan beliau siap membantunya.
"So , kapan kalian akan pergi ?" tanya Irjen Hamzah.
"Mungkin sabtu sore lebih asyik deh." sahut Rachel antusias .
"Iya kalau dikasih ijin oma , kalau enggak begimana ?" timpal Rafi ragu .
"Masalah ijin , biar nanti om yang urus ." ujar Irjen Hamzah . "Kalian tinggal pergi aja ."
"Oke deh ! Makasih ya Om ." ucap Rachel yang langsung dibalas anggukkan oleh Irjen Hamzah sambil menebar senyuman yang manis.
"Kalau begitu , kita pamit dulu ." tukas Rafi . "See you , Om ."
***
Beberapa hari kemudian , Rachel dan yang lainnya telah bersiap untuk pergi . Mereka telah mendapat ijin dari seluruh keluarga untuk menyelesaikan sebuah misi .
Mereka berangkat pukul tiga sore agar tidak terkena macet , sebab hari ini adalah hari sabtu . Hari dimana banyak remaja keluar dari kandangnya untuk nongkrong , untuk bermalam mingguan , untuk bermain atau yang lainnya .
Rachel pun merasa sangat senang , ia bisa bermalam minggu dikota orang . Meskipun tujuan nya bukan untuk berlibur . Akan tetapi itu merupakan moment langka untuk dirinya dan yang lain .
★★★★★
•••Pada pergi kemana sih ? Kok Rachel seneng banget ya ?•••
Hai sahabat SulFam ! Maaf baru up lagi . Mohon kritik saran nya ya ! Saya hanya penulis amatiran yang punya khayalan tingkat dewa :) Semoga ceritaku bisa menghibur . Happy readers !