"Okeh! Untuk keluarga Winata, saya mohon tunggu sebentar." Lagi-lagi Nana mengalihkan perhatian tamu undangan dan membuat Bram juga yang lainnya berhenti melangkah. "Sebenarnya, ini bukan rencana saya untuk membongkar semuanya. Ini semua akhir dari rencana Rachel." tuduh Nana. Semua orang pun lebih terkejut dengan perkataan terakhir yang di ucapkan Nana. "Bukan begitu, Rachel ?"
"Elo gak usah deh bawa-bawa nama Rachel." sanggah Rafi tak terima.
"Ya! Itu memang rencana gue." ucap Rachel tanpa menyangkal.
"Sudah gue duga." gumam Rafa dalam hati.
"Apa, rencana Rachel ? Apa yang kamu rencanakan sayang ?" tanya Leon penasaran.
"Rachel! Ayok, pulang." titah Rere. "Dan jelaskan semuanya dirumah."
"Baik, oma." Rachel dan yang lainpun berlalu pergi meninggalkan pesta.
"Ini semua gara-gara moms !" pekik Leon kesal.
"Kenapa kamu salahin moms ? Ini semua gara-gara Nana." sangkal Lydia.
***
Malam pun semakin gelap, jam diponsel menunjukkan pukul 11 tepat. Setibanya dirumah, Rachel dan yang lainnya segera berkumpul diruang keluarga sesuai yang diperintahkan Rere.
"Rachel! Kamu kenapa selalu bikin ulah ?" kata Rere saat memasuki ruang keluarga. "Coba jelaskan!"
"Sebelumnya, Rachel minta maaf oma." ucap Rachel. "Rachel tidak bermaksud membuat masalah. Rachel hanya sedikit mencari tahu sebuah kebenaran." ungkapnya.
"Maksud kamu kebenaran seperti apa ?" tanya Rere lagi.
"Waktu itu, Rachel tidak sengaja mendengar pertengkaran Leon dengan Nana. Dan Nana bilang, jika Rachel membuat kesalahan dengan berselingkuh maka tante Lydia bisa menuntut keluarga kita. Dia juga bakalan minta uang ganti rugi." jelas Rachel.
"Semua itu tidak dalam perjanjian, oma tidak menjanjikan apapun padanya." potong Rere.
"Oh, jadi sikap dan perlakuan elo yang baik juga manis terhadap Leon selama ini sebenarnya karena itu ?" timpah Rafi memastikan. Rachel pun mengangguk pelan.
"Rachel mencoba mencari tahu maksud dari kata-kata Nana. Dan alhasil, Rachel jadi tahu semuanya tentang perjodohan ini."
"Tapi kamu sudah berlebihan, kamu mencoba merencanakan sesuatu dibelakang kita, Rachel." sanggah Rere.
"Oma ? Apa oma bakalan percaya jika Rachel memberi tahu semuanya tanpa bukti ?" tukas Rachel membenarkan. "Apalagi ini bersangkutan dengan masalah perjodohan."
"Begini akibatnya, jika kamu memutuskan sesuatu hanya sepihak." ujar Bram mencela Rere. "Dari dulu, aku tidak pernah setuju tentang perjodohan Rachel. Selama ini, aku hanya mengalah terhadapmu." terang Bram.
"Coba lihat ini, oma." titah Rachel seraya menunjukkan sebuah video diponselnya.
**POV Lydia**
Rachel itu anak yang cerdas, kita harus bermain cantik demi mendapatkan hati Retno. Aku yakin, demi cucu kesayangannya Retno akan ngelakuin apapun. Dan Leon adalah umpan terbaik yang aku miliki.
Dalam dua tahun lagi, aku akan menguasai semua aset dan perusahan milik Winata. Dan nama Siregar akan menjadi nomor satu di dunia.
**POV Selesai**
Semua orang pun terkejut melihat rekaman video yang ditunjukkan oleh Rachel. Mereka tak menyangka jika sebenarnya keluarga Siregar mempunyai tujuan lain dibalik perjodohan itu.
Usai menjelaskan semuanya, Rachel dan yang lainnya pun segera pergi ke lantai atas untuk beristirahat. Namun bukannya tidur, malah berkumpul kembali diteras setelah mencuci muka dan berganti pakaiannya.
Rachel merasa sangat senang dan puas karena sebentar lagi dirinya akan terbebas dari seorang Leonardo. Ia juga takkan merasa terbebani dengan tuntutan-tuntutan dari yang namanya pacar, kekasih bahkan tunangannya.
"Elo kenapa gak ceritanya sih, Chel ?" ujar Rafi kepo.
"Iya kali gue cerita. Yang ada, kacau rencana gue. Apalagi harus cerita sama elo." sahut Rachel.
"Chel, Chel, elo kira gue ember bocor apa." tukas Rafi.
"Gue kira elo beneran terjebak cintanya si Leon." timpah Laura yang baru saja bergabung. "Eh tapi, gue jadi penasaran deh. Kenapa si Nana yang membongkar semua rencana elo ?" tanyanya heran.
"Separuh hidupnya kan cuma si Leon. Ya, apapun bakal dia lakukan. Termasuk membongkar kedok calon mertuanya sendiri." ungkap Rachel seraya tertawa kecil.
"Terus dia tahu dari mana itu rencana elo ?" tambahnya lagi.
"Gue sempat kepergok dia saat membuntuti tante Lydia. Dan ternyata, dia juga sedang mencari kesalahan tante Lydia untuk dia bongkar. Agar Leon bisa terlepas dari gue." jelas Rachel.
"Gue jadi kasihan deh sama si Leon. Pestanya jadi kacau." keluh Laura.
"Ya mau bagaimana lagi, itu sudah resikonya."
"Eh, Chel! Gue udah dapat info tentang Sweet Devil." ujar Rio. Rachel hanya mengerutkan keningnya.
"Elo ngapain cari info tentang dia sih ? Dia hanya teman gue digame." sarkas Rachel.
"Tahu tuh si Rafa." tuduh Rio.
"Bacot lo." ketus Rafa.
"Gue punya waktu seminggu nih." kata Rachel memberi kode.
"Laga lo main kode-kodean. Ingat masalah yang elo buat. Gue yakin, besok rumah kita bakalan kedatangan tamu." sembur Rafi.
"Wih! Udah lulus jadi dukun elo ? Sok tahu banget anjim." cibir Laura.
***
Seperti biasa, setiap minggu pagi Rachel dan yang lainnya selalu menyempatkan waktunya untuk berolahraga. Karena Rachel ingin berjoging, terpaksa Rafa harus menemaninya bersama Laura.
Setelah berlari pelan yang dimulai dari rumahnya sampai ke taman, Rachel melakukan sedikit pemanasan dengan sedikit menggerakan otot-otot tangan dan kakinya.
"Chel, Chel, Chel!" ucap Laura cepat seraya menepuk bahu Rachel.
"Apaan sih Na ?" tanya Rachel heran.
"Bukannya itu si Jason ya ?" tunjuk Laura seraya memandang cowok yang sedang berlari pelan dengan memakai jersy putih. "Jason !" panggilnya. Lalu melambaikan tangan saat cowok itu melihat ke arahnya.
"Ngapain sih dipanggil ? Mancing mancing keributan aja elo." sarkas Rachel sedikit cemberut.
Jason pun menghampiri mereka yang sedang beristirahat sejenak.
"Bertiga aja ?" tanya Jason tanpa basa basi.
"Yoi." jawab Laura.
Drrrtttt... Drrrtttt....
Rachel merogoh saku celana karena ponselnya berdering.
📞"Wae ?" jawab cepat Rachel saat menjawab panggilan telpon tersebut.
📞"Coba elo cek grupchat." titah seseorang diseberang telpon. Dan langsung mengakhiri panggilannya.
"Elo gila apa ? Kurang kerjaan banget. Woi! RAFIIII !" teriak Rachel kesal.
"Kenapa sih Chel ?" tanya Laura seraya menyodorkan botol air mineral padanya.
"Dasar, gak waras! Si Rafi kelakuannya emang rada-rada. Masa dia nelpon cuma nyuruh gue buka chat grup di WhatsApp ? Kenapa gak ngomong langsung aja ?" omelnya. Lalu segera membuka pesan di grup chat. "Mwo !? Aigo, an chotha." pekik Rachel.
***
Di rutan alias rumah sultan, pagi itu sudah kedatangan tamu tak diundang. Saat Rachel sedang asyik joging, keluarga Siregar datang menemui keluarga Winata untuk menjelaskan terkait perkataan Nana semalam.
"Please, oma! Demi anak saya." ucap Lydia memohon. "Tolong jangan batalkan perjodohan ini." pintanya sedikit mengemis.
"No away !" tegas Rere. "Sudah cukup! Saya tidak ingin mendengar alasan apapun dari kalian. Saya salah menilai kalian, dan saya cukup kecewa." ucapnya sedikit meninggi.
"Eyang, help me please!" timpah Regar pada Bram. "Saya tahu, eyang adalah orang yang bijak." alibinya.
"Maaf tuan Siregar, ini semua tidak ada hubungannya dengan saya." sangkal Bram. "Waktu itu hanya istri saya yang menyetujui masalah perjodohan ini."
"Tapi eyang, berita ini sudah kesebar luas dimana-mana. Ini akan berdampak pada perusahaan saya." tambah Regar.
"I don't care and not ever care." tekan Bram dan berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.
Tak lama kemudian, Rachel Rafa Laura juga Jason tiba dirumah. Dan mereka mendapati beberapa orang sedang mengobrol serius diruang tamu.
"Rachel ?" panggil Leon. "Kamu dari mana ? Dari tadi aku nunggu kamu." tanyanya yang langsung menghampiri Rachel. Laura dan Jason mengabaikannya dan segera pergi ke lantai atas.
"Ck! Bulshit." ketus Rachel. "Sedang bermain drama apa lagi ini ?" tanyanya menyindir.
"Rachel, sayang! Tante mohon sama kamu yah nak." kali ini Lydia memohon pada Rachel. "Tolong kamu jangan tinggalin Leon ya, sayang." pintanya.
"Eummp, gimana ya tante ? Rachel bukannya mau ninggalin Leon, tapi Rachel minta maaf. Karena Rachel tidak menyukai anak tante." ungkap Rachel.
"Loh, bukannya kamu sudah menerima aku ?" tanya Leon heran. "Kamu juga sudah ngabisin waktu selama beberapa bulan bersama denganku. Itu tandanya apa ? Kamu sudah mulai suka kan sama aku dengan perlakuan kamu yang manis terhadap aku ?" Rachel pun tertawa mendengar perkataan Leon.
"Bodoh! Itu hanya topeng, Leon." terang Rachel. "Kemarin gue hanya sedang berakting, sama seperti yang keluarga elo lalukan. Gimana ? Bagus gak akting gue ?" tanyanya seraya memicingkan senyumannya.
"Apa ? Ja-jadi, selama ini ?"
"Iya, selama ini gue hanya memakai topeng. And then, gue udah transfer duit ke rekening elo untuk ganti semua barang yang pernah elo beli dan kasih ke gue. Thanks ya." jelas Rachel dan berlalu juga.
★★★★★