BUUKKK !!!!!
"AAHH !" Pandangan Rafa pun seketika menjadi kabur dan gelap . Lalu tiba tiba terjatuh dan tak sadarkan diri .
*****
**Dirumah**
Hari pun berganti menjadi malam . Sudah hampir pukul 19.00 WIB , Rafa tak kunjung pulang . Rafi yang tahu dengan kepergian sang kakak , merasa cemas dan khawatir . Ia takut terjadi apa apa dengan Rafa . Akan tetapi ia juga tak mungkin melapor jika saudara kembarnya itu belum pulang dari tadi sore . Karena dirinya tidak punya alasan untuk memberitahu kepada keluarganya kenapa Rafa pergi keluar . Mungkin diam lebih baik , meskipun akhirnya Rafi dan yang lainnya bakal kena getahnya .
Rasa tak enak hati melanda pikiran Rafi . Ia tentu saja tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang gelisah dan penuh kecemasan .
"Anjim ! Kenapa bang Rafa belum pulang juga ?" gumam Rafi yang sedari tadi mondar mandir dikamarnya seraya sesekali melihat jam ditangannya . "Sudah waktunya makan malam nih , bang Rafa kemana sih ?" Dalam pikirannya , Rafi dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat dirinya semakin khawatir . Rafi mencoba menelpon nya namun tak ada jawaban , berkali kali ia telpon tetap saja Rafa tak menjawab panggilan darinya .
"Bang Rafa !" panggil Rachel dari depan pintu kamar Rafa . "Ayok makan bang ." titahnya namun tak ada jawaban . Rachel pun mencoba mengetuk ngetuk pintunya tetapi Rafa masih tidak menyahut . Lalu Rachel beralih kepintu kamar Rafi yang sebenarnya kamar mereka berdua menyatu dalam satu ruangan . "Bang ! Bang Rafi ! Ayok turun bang , kita makan ." teriak Rachel .
"Gila ! Si Rachel manggil lagi ." pekiknya dalam hati . "Gue harus gimana nih ? Kalau gue gak turun , kena omel oma . Tapi , kalau gue turun , mau jawab apa ke oma soal bang Rafa ." gumamnya nampak bingung sekali . "Ah ! Mending gue pura pura gak enak badan aja deh ." pikirnya . Rafi pun segera membaringkan badannya ditempat tidur sebelum Rachel masuk kedalam kamarnya .
Rachel juga terus mengetuk pintu kamar Rafi sambil berteriak memanggil nama Rafi . "Bang Rafi !" panggilnya lagi .
"Iya Chel ." sahut Rafi dengan suara serak seperti orang yang beneran lagi sakit .
"Lho , suara bang Rafi kenapa ?" tanya Rachel dalam hati . Karena penasaran , Rachel pun membuka pintu kamar Rafi , dan mendapati abangnya itu sedang tiduran dikasur dengan selimut menyelimuti seluruh badannya . "Elo kenapa bang ?" tanya Rachel .
"G-gue , la-lagi gak enak badan Chel ." jawab Rafi gugup . Tanpa berpikir panjang Rachel pun percaya dengan jawaban Rafi . Lalu ia bergegas keluar kamar Rafi dan segera turun menuju ruang makan .
*****
**Diruang makan**
Seluruh keluarga telah duduk ditempatnya masing masing . Malam minggu merupakan malam yang paling disukai oleh seluruh anggota keluarga Sultan . Karena mereka slalu menyediakan makanan ala ala restoran atau makanan khas seluruh kota diIndonesia . Terkadang mereka memasak masakan ala luar negeri , seperti masakan Korea , Jepang , Thailand , bahkan sampai masakan ala Arab Saudi , Singapura atau Malasyia mereka sediakan dirumah .
"Lho , kamu kok turunnya sendirian ?" tanya Cellyn kepada Rachel yang baru saja sampai dimeja makan .
"Iya , mih . Bang Rafi lagi gak enak badan katanya ." jawab Rachel seraya duduk .
"Bang Rafi gak enak badan ?" timpal Rio . "Bukannya tadi dia baik baik aja pas maen game ." pikirnya .
"Tahu tuh ." timpah Rachel .
"Terus , Rafa mana ?" tanya Haris papahnya sikembar .
"Kalau bang Rafa , Rachel gak tahu om ." jawabnya santai .
"Kok gak tahu ?" gumam Marissa . "Memangnya Rafa gak ada gitu dikamarnya ?" tanyanya .
"Tadi Rachel sempat manggil sih , malah udah ketuk ketuk pintu kamarnya . Tapi gak dijawab sama bang Rafa . Mungkin tidur ." jelas Rachel .
"Masa sih Rafa tidur jam segini ." ujar Adriana . "Coba tante cek dulu deh ." Adriana pun beranjak dari tempat duduknya . Tiba tiba Rere dan Bram tiba dimeja makan .
"Mau kemana ?" tanya Rere . "Makan malamnya kan mau dimulai ." timpahnya .
"Adriana mau ke kamar anak anak dulu Mah ." jawabnya . "Kata Rachel , Rafi lagi gak enak badan . Sekalian mau cek Rafa ."
"Rafa ?" gumam Bram seraya mengerutkan keningnya .
"Ya sudah , jangan lama lama ." gumam Rere .
"Iya Mah ." timpalnya lalu bergegas pergi ke lantai 3 . Dan anggota keluarga yang lainnya memulai untuk menyantap makan malamnya .
*****
Adriana menuju kamar Rafi terlebih dahulu . Ia ingin memastikan keadaan anak keduanya itu .
"Rafi !" Panggil Adriana lembut seraya mengetuk pintu .
Mendengar suara lembut milik sang Mamah , Rafi semakin gelisah . Jantungnya tiba tiba seperti diguncang gempa yang sangat hebat . Keringatpun bercucuran membasahi badannya .
"Waduh ! Mamah lagi ." gumam Rafi . "Gimana nih , mamah pasti nanyain bang Rafa ?"
"Fi ! Rafi !" panggilnya lagi .
"Terpaksa gue harus pake cara lama ." pikir Rafi . "Mah , maafin Rafi ya ." gumamnya lagi .
"Rafi !" Adriana mencoba memanggilnya kembali .
"I-iya mah ." sahut Rafi . Mendengar sahutan Rafi , Adriana pun langsung masuk ke dalam kamar Rafi .
"Rafi ? Kata Rachel kamu lagi gak enak badan , kamu kenapa sayang ?" tanyanya seraya menghampiri Rafi yang terbaring dibalik selimut .
"Rafi , gak papa kok Mah . Mungkin cuma kecapean aja ." jawabnya dengan suara lirih .
"Ya udah , kamu istirahat aja . Nanti makanan kamu biar bi Sumi yang antar ." ujar Adriana sambil mengusap pundak Rafi . "Oh iya ! Abang kamu ada kan ?" pertanyaan itu membuat Rafi sport jantung .
"Mampus deh gue ." kata Rafi dalam hati . "Aduh , mesti jawab apa , gue ?"
"Kalau gitu , mamah ke kamar bang Rafa dulu ." Adriana pun bergegas ke kamar sebelah .
Sementara Rafi bangkit dari tidurnya , ia mencoba menelponnya kembali . Akan tetapi , lagi lagi Rafa tak menjawab telponnya . "Sial ! Telpon gue gak dijawab jawab dari tadi ." ketus Rafi kesal sembari melempar ponselnya ke tempat tidur . "Bang , sebenarnya elo pergi kemana sih ? Kenapa telpon gue gak lo angkat ? Mana perasaan gue gak enak lagi ." umpat Rafi . "Semoga lo gak kenapa kenapa bang ." batinnya .
"Rafa !" Kini giliran nama Rafa yang dipanggil Adriana . "Fa ! Rafa !" panggilnya lagi tetapi tak ada jawaban . "Gak ada jawaban . Apa dia lagi tidur ?" pikir Adriana . "Coba masuk aja deh ." Karena penasaran , Adriana membuka pintu kamar Rafa . "Gak dikunci ." gumamnya . "Rafa ." Ia menyebut kembali nama anak sulung nya itu seraya berjalan masuk kedalam kamar Rafa . "Hah ! Kok gak ada ? Apa mungkin dikamar mandi ?" Adriana pun segera mencarinya , namun Rafa tidak ada dimana mana . Seketika ia panik dan langsung berlari mengitari seluruh ruangan dilantai 3 , untuk mencari Rafa . Tapi Adriana tidak menemukannya . Ia kembali turun ke lantai bawah untuk segera memberi tahukan kepada seluruh keluarga .
*****
Adriana kembali ke ruang makan dengan segala rasa kepanikannya . Ia berlari secepatnya sampai terjatuh tepat tiba diruang makan . Semua keluarga terkejut melihat Adriana dan langsung menghentikan aktivitas makan malamnya .
"Lho , Adriana ? Kamu kenapa lari lari sayang ?" ucap Haris seraya membangunkan Adriana .
"Mas !" ujarnya dengan nafas yang tidak teratur . "Rafa , Mas ."
"Rafa ? Kenapa dengan Rafa ?" tanya Haris yang mulai ikutan panik .
"Mbak , kamu mending tenang dulu ." tukas Cellyn sambil menyodorkan segelas air minum . "Mbak minum dulu deh ." ujarnya . Adriana pun sedikit tenang dan mulai berbicara lagi .
"Coba jelaskan sekarang ! Kenapa kamu lari lari ?" tanya Rere .
"Mah , tolong bantuin aku mah . Tolong cariin Rafa ." ucap Adriana gemetaran .
"Memangnya Rafa kemana ?" tanya Bram . Seketika semua menjadi panik .
"Rafa gak ada dikamarnya , aku udah cari keseluruh ruangan dilantai 3 . Tapi gak ketemu ." jelas Adriana .
"Yaudah , yaudah . Kamu tenang ya , jangan panik ." Haris pun menenangkan sang istri . "Kita bakal cari Rafa ."
"Okeh , semuanya mencar ." timpah Andrea .
"Pih , biar Rachel sama bang Rio coba cek lagi dilantai 3 ya ." timpal Rachel .
"Rey ikut kak ." sambung Rey yang langsung mendapat persetujuan dari Rachel dan Rio .
"Oke , kalau ada apa apa langsung kabari kita ya ."
"Siap Pih ." tukas Rachel . Mereka pun segera beranjak dari ruang makan dan bergegas mencari Rafa .
Bram segera meminta bantuan kepada satpam rumahnya dan seluruh pembantu serta bodyguardnya untuk mencari Rafa kesetiap sudut ruangan . Bram juga tidak mengijinkan perempuan ikut mencarinya . Marissa dan Cellyn ditugaskan untuk menemani Adriana juga Rere . Para laki laki segera berbagi tugas supaya mudah mencarinya .
*****
**Dilantai 3**
Rachel berbagi tugas dengan Rio dan juga Rey . Ia memilih mencari disekitaran kamar Rafi .
"Bang , elo sama Rey ke sana . Gue ke situ ." titah Rachel .
Rio dan Rey pun mengangguk dan segera berpencar dengan Rachel sambil berteriak memanggil manggil nama Rafa . Mendengar suara Rachel diluar kamar , Rafi pun membuka pintu kamarnya dan menghampiri Rachel .
"Chel !" teriaknya . Rachel pun menoleh ke arah pintu kamar Rafi yang hendak membuka pintu kamar Rafa . "Ada apaan sih ?" tanyanya sok polos .
"Itu ? Euh...?"
"Apa ?"
"Bang Rafa ilang ."
"Hah !? Serius lo ?"
"Iya , kita semua lagi panik cari dia ." jelas Rachel . "Dibawah juga , semua orang lagi pada nyari . Eyang aja udah nyuruh satpam sama Om undul buat nyari ."
"Cerita gak ya ?" pikir Rafi dalam hati . Seketika Rafi bengong .
"Bang ! Bang Rafi !" panggil Rachel . "Kok bengong sih ? Mau bantu nyari gak ?" tanyanya .
"Eh , iya . Gue bantuin ." ujarnya . "Gue kesini ya ." katanya lagi seraya menunjuk ke samping kiri kamarnya . Rachel pun mengiyakan dan segera masuk kedalam kamar Rafa . Siapa tahu abangnya ngumpet didalam .
"Bang !" panggilnya . "Bang Rafa !" panggilnya sekali . Rachelpun membuka pintu kaca yang mengarah ke balkon . Namun Rafa tak ada disana .
"Bang ! Elo dimana sih ? Jangan bikin semua orang panik dong ." teriaknya . "Apa ngumpet dikamar mandi ?" gumam Rachel . Ia pun langsung mencarinya . "Huh , gak ada juga . Jangan jangan ? Bang Rafa ngumpet dalam lemari ." pikirnya yang antusias langsung mencarinya . Tetapi Rachel tak menemukannya . Lalu ia duduk disofa milik Rafa untuk rehat sejenak . Sesaat mata Rachel tertuju pada sebuah kotak yang tergeletak dimeja belajar dan menarik perhatian Rachel .
"Kotak apaan itu ?" tanya Rachel heran . Dengan segera , Rachel mengambil dan membukanya . "Lho ? Ini kan foto jaman SMP ." gumamnya seraya tertawa kecil saat mengetahui isi didalam kotak tersebut . Kemudia , ia melihat selembar kertas yang penuh dengan coretan . "Puisi ?" umpatnya . "Hari gini masih jaman nulis nulis puisi kayak gini ? Iiww , norak banget . Dari siapa sih ini ?" umpatnya . Namun karena penasaran , Rachel pun membacanya.
•••Danau ini menjadi saksi , bahwa aku slalu menunggumu . Disini , ditempat sunyi . Tempat dimana hanya ada aku dan senja . Langit jingga yang slalu temani aku dikala aku merindumu . Dan aku berharap kamu adalah senjaku . Meski aku sadar bahwa senja datang hanya sesaat . Dan aku lebih sadar , bahwa menggapai langit jingga adalah hal mustahil aku raih•••
"Gila ! Alay banget , sumpah ." umpat Rachel setelah selesai membacanya . "Dari siapa sih , kok gak ada pengirimnya ?" tanya Rachel . Ia nampak kaget saat membalikkan kertas , karena masih ada coretan dibagian belakang kertas tersebut .
Lebih terkejutnya lagi , saat dirinya melihat sebuah tanggal yang tertulis dikertas tersebut . Dengan segera , ia bergegas menemui semua keluarganya dilantai bawah . Lalu ia memberitahukan apa yang dirinya temui dikamar Rafa . Rachel pun berlari kecil menuruni anak tangga .
Sesampainya ditempat dimana keluarganya kumpul , Rachel langsung memperlihatkan sebuah kotak dan isinya yang ia bawa dari kamar Rafa .
"Apa ?" ucap Cellyn terkejut .
"Jadi gara gara kado ini ?" tanya Rere tak percaya . Semua orang pun bertanya tanya tentang hubungannya kado tersebut dengan hilangnya Rafa .
*****
•••Eump...? Kira kira apa ya , yang dilihat Rachel dikertas itu ? Penasaran gak sih ? Yaudah , tunggu cerita selanjutnya.•••