( POV AUTHOR )
Jika gue jadi Rachel , seperti nya gue bakalan jadi orang yang paling bahagia . Eh , ralat deng ! Bukan cuma gue aja sih , yang lain juga pasti merasakan hal yang sama . Terlahir dari keluarga yang super duper tajir , dikelilingi cogan , dikasih fasilitas yang mewah , pengen ini itu tinggal bilang , apa apa dikasih , terus banyak yang jagain pula . Uuuhh udah kaya ratu gue Hahaha...
Tapi... kalau kehidupannya banyak dikekang , gak boleh ini , gak boleh itu . Apalagi soal teman . Percaya deh , mending gue pindah ke planet bulan aja . Dari pada harus tinggal dibumi yang banyak penghuninya tetapi gak punya teman sama sekali .
Haha... Eits ! Untung ini cuma cerita . Mudah mudahan gak ada yang ngalamin seperti yang dicerita .
Okay guys ! Selamat membaca kembali ya ! Thanks yang sudah ngikutin cerita Sultan Family sampai bab ini :) Jangan lupa tambahkan koleksi kalian ya !
°°°
Design gedung yang sempurna . Biasanya , untuk menuju ke rooftop cukup dengan menaiki anak tangga saja . Tetapi , gedung Delicious Restaurant ini memanglah sangat berbeda . Sebenarnya restoran ini terbilang cukup megah , yang menjadi pengunjung pun kebanyakan bukan kalangan biasa . Tetapi kalangan atas , bahkan sampai kalangan konglomerat .
"Wah ! Keren banget restoran ini ." ucap Laura memuji .
"Jangan berlebihan deh ." sangkal Rachel . "Ini tuh biasa aja ." ucapnya merendah .
"Elo gila ya ?" pekik Laura . "Restoran semewah ini elo bilang biasa aja ? Gak punya otak lo ?"
"Oh ! Udah berani ngatain gue sekarang ? Dasar Fauna !" ketus Rachel yang langsung membuat Laura tertawa kecil .
"Elo lucu juga ya kalau lagi ngambek ." timpalnya .
"Aih ! Geli anjim !" ujar Rachel sambil sedikit menyentil jidat Laura .
"Aw ! Sakit anjir ." kata Laura seraya memegang jidatnya yang sakit . "Tanggung jawab lo ! Otak gue retak nih ."
"Mana ada otak retak goblok !"
Sesampainya di Rooftop , mereka telah disuguhkan pemandangan kota Jakarta yang indah . Kerlap kerlip lampu membuat keindahan tersendirinya , apalagi gedung itu terletak dekat danau disebelah kanan dan dekat taman hiburan yang terletak disebelah kiri gedung .
Tak hanya itu , rooftop gedung tersebut juga didesign layaknya taman . Tembok nya dipenuhi daun dollar atau semacam tanaman hias yang merambat , dengan ukuran tinggi dinding setengah meter .
Dirooftop juga tersedia beberapa kursi dan meja , adapun yang lantainya memakai rumput sintetis untuk kalian yang ingin rebahan atau semacamnya .
Rachel cs pun memilih duduk dimeja pojok sebelah kanan . Agar bisa melihat pemandangan indahnya kota Jakarta dimalam hari .
Namun keanehan mulai terjadi saat Rachel tengah asyik ngobrol sambil bercanda dengan Laura . Rafi yang duduk diatas pembatas tembok terus memperhatikan Laura . Sedangkan yang lainnya sibuk dengan game diponselnya .
"Eh ! Rafa mana nih ?" tanya Laura tiba tiba .
"Oh iya ! Gue hampir gak sadar , kalau bang Afa gak ada disini ." Ucap Rachel yang baru ingat ketidak hadiran Rafa . "Bang Rafa mana , bang ?" tanyanya pada Rafi .
"I don't know !" jawab singkat Rafi .
"Lah , kok gak tahu ?" sarkas Rachel heran . "Coba gue telpon aja deh ." gumamnya seraya mengeluarkan ponselnya dari dalam tas . Lalu mencoba membuat panggilan pada Rafa sampai terdengar bunyi tuuuttt...
📞"Hmm ?"
📞"Bang , elo dimana ?"
📞"Why ?"
Mendengar jawaban seperti itu , Rachel nampak kebingungan dan bertanya tanya . Ada apa sebenarnya dengan Rafa dan Rafi .
📞"Bang ! Kita lagi kumpul dirooftop , elo kemana sih ?"
📞"Dalam hitungan 10 menit , elo udah harus sampai dibase !
📞"Bang , elo gilaa-
Belum selesai bicara , sambungan sudah terputus . Rachel pun kesal , dan tak tahu apa yang sedang merasuki saudara tertuanya .
"Argh ! Pada kenapa sih ?" umpatnya .
"Why ? Kalian ada masalah ?" tanya Laura bingung .
"Entahlah ! Dari rumah sampai sini , kita baik baik saja ." jawab Rachel . "Kenapa sekarang bang Rafa seperti itu ?"
"Ya udah , elo udah ditunggu kan ?" Rachel pun mengangguk pelan . Lalu beranjak dari tempat duduknya . Sambil berjalan ia berkata dan menyuruh Rafi , Rio dan Rey untuk segera turun menuju base .
Tetapi Laura masih duduk dan diam sejenak . Ia teringat akan perkataan Rachel tadi . "Maksud Rachel tadi apa ya , gue jadi penasaran ?" gumamnya .
***
Setibanya dirumah , Rafi langsung keluar dari dalam mobil dengan membanting pintu mobil cukup keras . Membuat semua orang sangat terkejut .
"Fi ! Rafiii !" teriak Rio . "Lah dia kenapa ?" tanyanya .
"Ini tuh sebenarnya pada kenapa sih ?" kata Rachel terheran heran . "Kalian berantem ?" tanyanya pada Rafa .
"No !"
"Heh , Fa ! Kalau lo nggak ada masalah sama tu bekicot , tadi lo pergi kemana ? Kita nungguin lo dirooftop ." ketus Rio . Rio mulai mengeluarkan kekesalannya sewaktu direstoran .
Rafa pun mengerutkan keningnya dan bertanya tanya ada apa dengan saudara kembarnya . "Gue gak ada problem . Gak usah mikir yang aneh aneh , mana mungkin gue berantem sama dia ." jelasnya .
Setelah perdebatan selesai , mereka pun segera keluar dari dalam mobil . Kemudian bergegas menuju kamar masing masing .
Rachel yang nampak sangat bad mood , langsung membantingkan badannya dikasur . Ia sangat kebingungan dengan keadaan hari ini .
"Harusnya malam ini Bottom squad live game ." gumamnya seraya memainkan ponsel . Lalu tiba tiba ponsel Rachel berdering . "Waduh ! Kak Roy nih ?" Dengan segera , ia menggeser tombol warna hijau dilayar ponsel nya .
📞"Racheeellllll....!!!" ucap seseorang diseberang telpon dengan setengah berteriak . Kedengarannya seperti suara seorang wanita yang lemah gemulai . Padahal dia seorang cowok tulen .
📞"I-i-iya kak Roy ! Rachel hadir ." sahut Rachel setengah takut .
📞"Kamu tuh ya , ini udah jam berapa ? Kenapa gak ada yang angkat telpon dari saya ? Kenapa kalian belum live juga ? Rafa , Rafi , Rio pada kemana ? Susah banget dihubungin . Mau sayan pot-...."
Tut tut tut....
Rachel pun mematikan panggilan tersebut . Ia menghela nafas dengan kasar . "Emang lagi pada gak waras tu manusia manusia !" ketusnya kesal .
"Siapa yang gak waras ?" tanya Cellyn yang telah berdiri diambang pintu kamar Rachel .
"Mamih ? Sejak kapan mamih disitu ?" tanya balik Rachel seraya membangunkan setengah badannya .
Cellynpun menghampiri Rachel dan duduk disofa milik Rachel . "Kamu kenapa sih , kok mukanya kayak gitu ? Cerita dong sama mamih ."
"Ck ! Rachel lagi kesal mih ." ungkapnya dan mulai bercerita .
"Why ? Siapa yang udah buat anak mamih jadi badmood gini ?"
"Mereka lah !"
"Mereka ?" Cellyn nampak bertanya tanya tak mengerti siapa yang dimaksud oleh Rachel .
"Iyalah ! Siapa lagi kalau bukan mereka ." ucap Rachel sinis .
"Yang dimaksud kamu tuh siapa sih ? Mamih gak paham sayang ."
"Itu loh mih , Upin Ipin ! Ditambah lagi sama kak Roy . Barusan dia telpon marah marah sama Rachel ." jelas Rachel .
"Lho , kenapa marah marah ? Terus , Upin Ipin kenapa ?"
"Ya , gara gara malam ini kita gak siaran . Upin Ipin lagi gak waras tuh , gak tahu kenapa . Makanya kak Roy marah marah sama Rachel ." lanjutnya .
Mendengar penjelasan Rachel , Cellyn malah tertawa kecil . "Kamu tuh ada ada saja , masak abang sendiri dikatain gak waras ?"
"Aahh , mamih ! Ini serius mih , kok mamih malah ketawa ?"
"Lagian kamu ada ada aja . Memang nya Upin Ipin kenapa ?"
"Itu yang Rachel gak tahu mih . Tiba tiba aja mereka marah marah gak jelas . Bang Rafa juga tadi gak ngikutin kita ke Rooftop . Malah nyuruh buru buru pulang ."
"Mungkin lagi badmood aja kalik . Besok juga mereka pasti baikan ."
"Maybe !"
"Ya sudah , kamu tidur gih ." titah Cellyn sembari menengok jam didinding kamar Rachel . "Udah jam 11 malam tuh . Jangan bergadang , gak baik itu ."
"Okay !" ucap Rachel seraya kembali membanting badannya dikasur .
"Good night baby !"
★★★★★