**Di Sekolah**
Waktu rerus berjalan , Rachel pun kembali bersekolah setelah satu minggu ia ijin sakit . Padahal faktanya hanya empat hari ia sakit , hari berikut ia jadikan alasan untuk pemulihan dan akhirnya satu minggu full ia tak bersekolah .
Meskipun begitu , ia tetap mengerjakan tugas harian sampai ulangan matematika mingguan pun ia meminta susulan . Sebab , ia sudah mempelajari semua mata pelajaran lebih jauh daripada materi yang disampaikan oleh guru .
Pagi ini Rachel meminta Rafa , Rafi dan Rio untuk pergi terlebih dahulu ke kelasnya . Sebab Rachel harus pergi ke toilet . Setelah itu , Rachel hanya fokus berjalan sembari bermain ponsel . Ia tak melihat ke sekitar dirinya , bahwa orang orang sedang asyik menonton dan melihat dua laki laki tampan yang sedang berhadap hadapan dengan jarak kurang lebih 1 meter . Entah apa yang akan mereka lakukan tetapi semua mata tertuju pada mereka .
💬 "Bang , elo dimana ?"
Rachel mengirimi sebuah pesan terhadap Rafa . Ia ingin memastikan saudaranya pergi ke kelas atau pergi kantin .
Namun ia tak sadar bahwa dirinya kini sedang berdiri ditengah tengah dua laki laki tampan . Saat selesai dengan ponselnya , kaget bukan kepalang melihat orang orang sudah berkerumun di hadapannya . Barulah ia sadar dan tengok kanan tengok kiri . Ternyata ia mendapati dua cowok tampan yang ia kenali .
Tak lama kemudian , Rafa pun datang dan langsung menarik pergelangan tangan Rachel lalu membawanya pergi dari kerumunan itu .
"Gila ! Ngapain si Leon ada disekolah kita ? Orang itu juga , ngapain ada disini ?" tanya Rachel heran seraya berjalan mengikuti Rafa menuju kelasnya .
Orang orang pun silih berganti melihat kedua laki laki yang tak dikenali mereka . Terutama kaum hawa yang kepincut akan ketampanan kedua laki laki tersebut .
"Mereka siapa sih ? Bajunya kok sama kayak kita ?" ucap salah seorang murid perempuan .
"Mereka anak baru disekolah kita ."
"Oh murid baru , pantes gue gak kenal ."
***
Tak lama bel masuk pun berdenting setelah upacara selesai . Semua murid berhamburan menuju kelasnya masing masing .
"GAAAIISSSS !" teriak Nadin temen sekelas Rachel . Ia berdiri didepan kelas dengan ekspresi centilnya . "Kelas kita kedatangan... MURIIIDDD BARUU !" ucapnya girang . "Dan kalian harus tahu , dua murid itu cowok tampan yang tadi pagi..." jelasnya yang langsung membuat heboh satu kelas terutama murid perempuan .
"Ya elah , tampan apaan . Gue lebih keren dari mereka kalik ." ujar sinis Ripan sang ketua kelas .
"Yeee... syirik aja lo ." timpal Nadin .
Tiba tiba berdirilah seseorang diambang pintu kelas dengan tatapan killernya . Seketika suasana kelas menjadi hening dan semua murid panik melihat Nadin yang masih berdiri didepan kelas .
"Din ! Cepat duduk !" ucap pelan teman sebangku Nadin .
"Ngomong apa sih ?" tanya Nadin yang tak mendengar dengan jelas . Temannya hanya mengkode dengan membuat gerakan tangannya agar Nadin cepat duduk dibangkunya .
"Kenapa harus bisik bisik sih , ngomong tuh yang jelas ?" ujar Nadin dengan suara tinggi .
"EHHEM !" mendengar dehaman seseorang , ekspresi Nadin pun berubah panik . Matanya membulat dengan mulut membentuk huruf O .
"Sepertinya gue kenal suara itu ." pikirnya dalam hati . Lalu memberanikan menengok ke arah pintu kelas .
"HAH ? OH MY GOD !" Nadin pun menarik nafas dalam dalam . "Eh... Bu Merry ." ucapnya cengengesan .
"Sedang apa kamu , Nadin ?" tanyanya .
"Hee... Gak ada kok bu ." cengirnya lalu segera beranjak duduk ke tempatnya .
"Baik , perhatian semuanya !" ucap Bu Merry , guru terkiller diSMA Antariksa .
"Kelas kita kedatangan dua murid baru , saya mohon untuk kerja samanya . Silahkan kalian masuk !" titahnya .
Berjalanlah kedua murid tersebut dengn berurutan yang sudah bagaikan bak model . Semua matapun terpana melihat dua laki laki tampan itu .
Yang satu tinggi putih , badan agak berisi dengan style rambut mowhaek berwarna dark brown . Yang satu lagi , tinggi putih agak kurus dengan rambut dibiarkan tak beraturan .
"Coba perkenalkan diri kalian masing masing ."
"Nama gue Jason ." ucap laki laki berambut coklat . Mendengar nama Jason , Rachel sontak kaget . Ia pun membalikkan badannya ke belakang .
"Tuh kan bang , namanya aja hampir mirip sama dia . Apa sebenarnya dia punya kembaran ?" tanya Rachel pada Rafa .
"Ngaco lo ! Bukannya umur teman lo lebih 2 tahun dari umur lo ?"
"Iya sih ."
"Aaahhh ! Tampan banget..." puji salah satu murid perempuan .
"Apakah ada yang lain ?" tanya Bu Merry yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Jason . "Baik , kalau begitu silahkan untuk kamu ." titahnya kepada laki laki yang disamping Jason .
"Hai ! Kenalin , nama aku... Leonardo Siregar . Aku baru saja pindah dari Ausie ."
Rachel hanya memutar malas bola matanya mendengar ucapan dari Leon .
"Ngapain sih dia pindah kesekolah gue , kayak nggak ada sekolah lainnya aja ." gumamnya kesal .
"Ya sudah . Untuk kamu Jason , silahkan duduk disamping meja Rachel ." ujar Bu Merry . Jason pun melirik sekilas ke arah Rachel . Lalu tersenyum menyeringai .
"Kalau kamu , Leon silahkan duduk dibelakang meja Jason disamping meja Rafa ."
Mereka berdua pun segera duduk ke mejanya masing masing .
"Kalau begitu , Rachel maju ke depan ." lanjut Bu Merry .
"Hah , saya ?" tanya Rachel memastikan .
"Iya , siapa lagi ?"
"Ck !" Rachel pun menurutinya sambil berdecak kesal .
"Kamu kerjakan soal yang ada dihalaman 55 ." titahnya .
"Gila ! Baru aja masuk sekolah , dah dikerjain ma guru killer ." rutuk Rachel dalam hati . Dengan sangat terpaksa Rachel pun mulai menulis dan mengerjakan dipapan tulis .
Tak butuh waktu lama , Rachel telah selesai mengerjakan soal yang disuruh bu Merry .
"Sudah bu ." ucap Rachel . Semua murid pun kaget dengan hasil jawaban Rachel yang tepat . Bukan karena kecepatan Rachel dalam mengerjakan soal , tetapi semua murid dibuat kagum olehnya sebab bisa mengerjakan soal yang baru dibahas minggu kemarin sedangkan Rachel sendiri tidak masuk sekolah .
"Bagus ! Silahkan duduk ." Rachel pun segera kembali ke tempatnya . "Kalian boleh saja bolos , asal kalian mempunyai otak seperti Rachel ." ujar Merry .
"Chel !" panggil salah seorang murid laki laki . "Tukeran otak yuk ?" ajaknya terhadap Rachel yang langsung disoraki semua murid .
"Heh Benny ! Mana mau dia tukeran otak sama elo . Orang pikiran lo mesum semua ." ledek Nadin yang membuat semua murid tertawa .
"Sudah ! Sudah !" ujar Bu Merry menenangkan .
***
Beberapa jam kemudian , bel pulang berbunyi . Waktu yang sangat ditunggu tunggu oleh semua murid beserta para Guru .
"Bang , tungguin gue diparkiran aja ." titah Rachel . "Hari ini piket gue , gue mau nganterin tugas anak anak yang harus dikumpulkan ." terangnya .
"Okeh !" jawab singkat Rafa .
"Jangan lama lama lo , baby bear ." ujar Rafi .
"Gak bakalan dah ." timpal Rachel yang langsung pergi membawa beberapa tumpukan buku catatan murid murid .
Sesaat sebelum sampai diruang guru , seseorang telah menabrak dirinya sampai menjatuhkan semua buku yang dibawanya .
BRUUKKK !!!!
"Arrgghh ! Elo kalau jalan hati hati dong !" umpatnya kesal yang langsung mengambil buku buku yang jatuh . Saat melihat siapa orang yang menabraknya , Rachel sontak kaget .
"Elo lagi ?" gumamnya .
"Hai Parcel !" sapa seorang laki laki dengan senyum menyeringai . Lalu pergi begitu saja meninggalkan Rachel .
"Iiihhh , dasar es kutub ! Nama gue Rachel , bukan parcel . Awas lo ya , gue balas perbuatan lo ." Rachel pun mulai menggerutu dan melanjutkan kembali ke ruang guru setelah selesai merapihkan buku buku tersebut .
"Rachel !" ucap seseorang lagi yang baru saja keluar dari ruang guru .
"Ck ! Apes banget gue hari ini ." gumamnya kesal . "Minggir lo singa !" titahnya .
"Gue bantuin ya ?" ucap orang tersebut tanpa tersinggung apa yang telah diucapkan oleh Rachel padanya .
"Kagak usah ." jawab Rachel jutek . Lalu masuk ke ruang guru dan meletakkan buku buku tersebut di meja Bu Ririn , setelah itu dirinya segera pergi meninggalkan ruang guru .
"Kenapa harus ketemu sama dua cowok aneh kayak mereka sih ? Argh ! Bisa bisa gue setres sekolah disini ." rutuk Rachel .
"Elo kemana aja sih , udah gue bilangin jangan lama lama ?" tanya Rafi setiba di parkiran mobil .
"Anjim emang ya , gue baru tiba langsung ngomel . Bisa gak sih , gak pada bikin gue kesal ." omel balik Rachel yang langsung masuk ke dalam mobil .
"Lah , elo kenapa ? Muka lo kusut amat . Bibir lo juga udah kayak tutut aja tuh ." tanya Rafi lagi seraya mengikuti Rachel masuk ke mobil .
Rafa pun segera menginjak gas dan perlahan mobil sport putih itu melesat pergi meninggalkan pekarangan sekolah .
"Bang ! Gue minta pindah sekolah aja deh ." ujar Rachel tiba tiba .
"Hah , maksud lo ?" tanya Rafi .
"Gue malas kalau harus ketemu sama si es kutub , apalagi si Singa . Yang ada dia bakalan terus ngejar gue ." jelas Rachel .
"Bentar bentar , yang elo maksud itu siapa ?" tanya Rafi heran . "Elo bilang es kutub ? Siapa sih ? Sini bilang sama gue , siapa yang udah buat lo kesal ?" ujar Rafi songong .
"Apa yang elo maksud itu si Jason ?" tanya Rafa .
"Bener kata elo bang , dia cuma mirip aja . Kelakuannya iiihhhh , mit amit dah ." tukas Rachel bergidik ngeri .
"What ? Maksud kalian murid baru itu ? Memangnya kalian kenal ?"
"Kagak lah !" jawab cepat Rachel .
"Lah , terus ?"
***
Waktu menunjukkan pukul 4 sore . Rachel turun dari mobil dengan sangat kesal sekali . Ia menghentak hentakan kakinya dengan keras sekali .
"Assalamu'alaikum ! Oma ! Omaaaa !" ucapnya seraya memanggil Rere .
"Ada apa Rachel ? Kenapa teriak teriak panggil oma ?" tanya Rere yang baru saja keluar dari kamarnya .
"Oma !" rengeknya . "Rachel mau pindah sekolah aja deh ." jelasnya .
"Lho kenapa ?" tanya Rere heran dengan tingkah cucu perempuannya . "Ada masalah apa , sampai kamu ingin pindah sekolah ?"
"Gara gara ada Leon , oma ." timpal Rafa .
"Leon ? Oh bagus dong ." ucap oma senang . Rafa Rafi , dan Rio pun hanya tertawa kecil mendengar ucapan sang nenek .
"Aaahhhh.... kayaknya gue salah tempat deh ." rengek Rachel yang semakin kesal . "Udah ah , Rachel mo mandi . Bye !"
★★★★★