Seketika , mata Rafi tertuju pada selembar kertas yang tergeletak dibawah kursi milik Rafa . Lalu ia mengambilnya dan membuka lipatan kertas tersebut . Ketika dibuka , ternyata kertas tersebut penuh dengan coretan tinta berwarna merah .
Sangat terkejut , saat Rafi membaca isi dari coretan tinta merah tersebut .
"WHAT ?????" pekik Rafi membelalakkan matanya dengan mulut terbuka lebar.
"Apaan sih ?" tanya Rachel heran . "Kertas apa yang elo pegang ?"
Rafi tak menjawab pertanyaan dari Rachel , ia malah fokus mengingat ingat suatu hal .
"Apa yang nulis cerita ini adalah cewek itu ? Cewek yang pernah gue tolong ." gumam Rafi pelan .
"Woi !" teriak Rachel namun masih terabaikan . "Elo dengar gak sih bang ?" tanyanya kesal . Lebih kesalnya lagi , Rafi malah bertanya kepada Rio . Sontak Rachel langsung mengerucutkan bibirnya seperti bebek yang monyongnya lima senti maju kedepan .
"Yo !" panggilnya dan Rio pun langsung menengok . "Elo ingat gak ?" tanya Rafi semangat .
"Enggak !" jawab Rio datar yang fokus menatap layar ponselnya .
"Belum selesai anjim !" ketus Rafi yang langsung dibalas senyum sinis oleh Rio . "Lo ingat kan , kalo dulu gue pernah nolongin cewek yang hampir tenggelam waktu didanau pas kita lagi jalan ke taman saat SMP ?" lanjut Rafi .
Rio yang sedang asyik ngegame seketika berhenti menatap layar ponselnya . "Cewek nerd itu ?" tanya Rio singkat dan langsung kembali fokus terhadap gamenya . "Why ?" sambungnya .
"Apa mungkin , kalo dia yang telah nyulik bang Rafa ?" celetuk Rafi .
"APA !?" ucap Rio dan Rachel bersamaan .
"Tunggu , tunggu , tunggu !" kata Rachel . "Maksud lo siapa sih ? Cewek siapa ?" tanya Rachel berturut turut .
"Atas dasar apa , dia nyulik bang Rafa ?" potong Rio .
Lagi lagi , Rachel diabaikan . "Ih ! Punya abang pada gila ya ? Gue dari tadi nanya gak ada yang mau jawab . What the hell have their crazy rich brother !" rutuk Rachel yang kemudian ia memilih untuk keluar dari kelas meninggalkan Rafi dan Rio . " Dah lah , males ."
Rafi masih saja mengacuhkannya . Lalu memberikan selembar kertas yang ia temukan kepada Rio dan Rio pun lansung membaca isi coretan tersebut .
"Apa !? Berarti ?" ucapan Rio terhenti dan menatap mata Rafi . Kemudin tersenyum menyeringai . "Gue tahu , kita harus ngapain ." katanya seraya beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Rafi pergi . Rafi yang tak mengerti apa yang dimaksud Rio hanya mengerutkan keningnya sambil berdiam diri mematung . "Buruan bangke !" teriak Rio .
Mereka pun akhirnya bergegas pergi menuju parkiran mobil . Sesampainya dihalaman parkiran sekolah , Rafi merasa ada yang kurang . Ia sadar akan Rachel yang tiba tiba sudah tidak bersamanya lagi .
"Yo ! Si baby bear kemana ? Gue kelupaan anjim ." ujarnya seraya melihat kesekeliling sekolah mencari batang hidungnya Rachel .
"Ah elo , pake acara nyuekin dia sgala lagi . Kabur kan jadinya ." umpat Rio . "Telpon aja telpon ." usulnya .
"Ya udah tunggu , gue telpon dulu ." ujar Rafi sambil masuk kedalam mobil dan duduk dikursi kemudi . Rio pun melakukan hal yang sama . Tetapi ia duduk dikursi penumpang .
"WOAH !!!!" Suara Rachel mengagetkan Rafi dan Rio yang memang disengaja .
"HUAAHH !" teriak Rafi lebay karena merasa terkejut oleh Rachel yang tiba tiba saja sudah berada didalam mobil . Berbeda dengan Rio yang keep calm , walaupun ia sempat terkejut . Tetapi ia nampak biasa saja bagaikan es batu yang datar dan dingin .
"Astaga naga !" ketus Rafi . "Kaget gue anjim ! Sejak kapan lo ada dimobil ?" tanyanya sambil mengusap dada menetralkan kembali detak jantung yang sempat terguncang hebat oleh teriakan maut Rachel sehingga meninmbulkan kekagetan yang luar biasa .
"Lo juga ngapa bisa masuk mobil ?" timpah Rio .
"Kalian pikir , gue ini setan ? Bisa nembus pintu mobil ." cibir Rachel .
"Hehee... Gue lupa ngunci mobil ." kata Rafi menyeringai .
"Ck ! Yaudah jalan ." titah Rio .
"Mau pada kemana ?" tanya Rachel .
"Tahu tuh si Rio ." jawab Rafi sambil melajukan mobil lalu pergi meninggalkan pekarangan sekolah .
Mobil sport berwarna putih itu melesat dengan sangat cepat . Rio pun mengarahkan Rafi untuk pergi ke suatu tempat yang diingankan Rio .
*****
**SMP Bunga Bangsa**
Tak lama kemudian , mereka telah sampai di halaman salah satu sekolah SMP elit di Jakarta . Yaitu , SMP Bunga Bangsa . Tempat dimana keempat cucu Winata bersekolah dulu , yang sekarang menjadi tempat sekolahnya si bontot alias Reynal .
Waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB . Entah apa yang akan dilakukan Rio disekolah itu , Rafi hanya menurutinya . Setelah menitipkan mobil kepada satpam didepan pos , Rafi segera mengikuti Rio dan Rachel menuju ruang perpustakaan yang berada di lantai 2 .
Setibanya diruangan tersebut , Rachel hanya duduk manis dikursi yang memang disediakan untuk pengunjung atau pembaca diperpustakaan itu seraya menengok ke arah jendela melihat kesekeliling sekolah .
"Suasananya masih kayak dulu." gumam Rachel mengingat masa masa SMP nya dulu disekolah itu . Sedangkan Rio , mengitari setiap rak buku mencari sesuatu .
"Chel !" panggilnya . "Bantuin napa ? Daripada senyam senyum kagak jelas gitu ." Rio pun menggerutu seraya mengacak acak buku .
"Heh bangke !" kata Rachel dengan nada tinggi . "Elo ngajak kesini , tujuannya aja gue kagak tahu . Lah sekarang gue disuruh bantuin elo ? Lo nyuruh gue buat ngacak ngacak ni buku semua ?" ujarnya sewot .
"Ya kagak gitu bego !" timpal Rio yang masih nyari nyari buku yang dimaksud .
"Terus apa ?" tanya Rachel penasaran .
"Nyari apaan sih ?" timpah Rafi yang baru saja masuk perpustakaan .
"Nih !" sahut Rio sambil menunjukkan buku yang dimaksud . "Gue nyari buku ini ." lanjutnya .
Rachel pun mengernyitkan alisnya . "Buku sejarah ?" gumamnya . Lalu Rio pun langsung duduk dan membuka buku tersebut .
Jadi guys , buku sejarah yang dimaksud mereka itu adalah semacam buku kenangan yang berisikan foto foto dan nama semua murid per angkatannya .
"Bang ! Elo masih ingat kan , sama muka cewek yang elo tolong itu ?" tanya Rio .
"Emmm... Gak tahu juga sih ." jawab Rafi mikir. "Soalnya udah lama banget , lagian gue ketemu dia cuma dua atau tiga kali lah ." terangnya . "Emang kenapa sih ?"
"Kalau gitu mah , gue susah nyarinya dong ." tukas Rio .
"Tapi yang gue inget itu , dia pakai kacamata bulat ." lanjutnya sambil berpikir mengingat kembali sosok wajah perempuan yang dimaksud Rafi . "Rambutnya agak ikal sebahu . Terus ada tahi lalat dibagian hidungnya ." jelas Rafi .
"Inisial nama yang ada disurat itu AP kan ?" tanya Rio memastikan dan langsung dibalas anggukan oleh Rachel . "Mungkin gak , kalau inisial AP itu adalah Alisa Putri ?" tanyanya lagi .
"Maybe..." jawab Rachel lagi dengan santai .
"Bang , coba lo tengok foto ini deh ." suruh Rio . Rafi pun mendekat dan mengambil buku yang dipegang oleh Rio .
Kaget bukan kepalang , Rafi merasa foto yang ada dibuku itu sama persis dengan perempuan yang ia tolong sewaktu SMP .
"Benar ! Dia orang yang udah gue tolong ." tegas Rafi .
"Wait , wait , wait !" potong Rachel . "Dia kan ?" Rachel pun mengingat ingat fakta tentang foto perempuan itu . "Bukannya dia udah meninggal ?" ujar Rachel .
"Maksud lo ?" tanya Rio tak mengerti .
"Iya , cewek itu dinyatakan bunuh diri oleh pihak kepolisian . Mereka menemukan jasadnya mengapung didanau taman dekat rumah kita ." jelas Rachel sedetail mungkin . "Setelah dievakuasi , tubuh perempuan itu sama sekali tidak ada bekas luka atau apalah yang menyebabkan kematiannya . Dia juga tidak memakan atau meminum sesuatu yang beracun , sehingga pihak polisi menyimpulkan bahwa kematian cewek itu murni bunuh diri ." lanjutnya .
Selesai menjelaskan , Rafi malah bertepuk tangan sambil memberi pujian terhadap Rachel .
"Ck , ck , ck ! Hebat lo , udah kayak intel aja ." puji Rafa .
"Kok , elo bisa tahu ?" Tanya Rio heran . "Tahu dari mana ?"
"Waktu itu kan heboh banget beritanya . Lagian kejadiannya pas kita kelas dua akhir." ujar Rachel . "Coba lo cek dibuku itu bagian akhir." titah Rachel . "Disitu ada daftar nama nama murid sekolah ini yang udah meninggal ."
Rafi pun segera membuka halaman buku paling belakang . Dan ternyata , nama Alisa Putri itu memang terdaftar sebagai murid yang sudah meninggal .
"Sial !" rutuk Rio seraya menggebrak meja . "Kalau dia sudah meninggal , jadi siapa yang kirim kado sama surat itu ?" Rio pun bertanya tanya .
"Hantu kali !" celetuk Rachel sambil terkekeh .
"Hus ! Jangan ngasal deh ." cibir Rafi .
"Jadi gimana nih ? Selanjutnya apa yang harus kita lakukan ?" Rio bertanya pasrah .
"Udah deh , mending kita ke mesjid aja dulu ." kata Rachel . "Udah dzuhur nih . Kita tunaikan ibadah dulu , setelah itu baru kita lanjut berpikir ."
"Benar juga lo ." timpah Rafi . "Siapa tahu kita dapat petunjuk ."
Akhirnya mereka memutuskan pergi ke masjid terdekat untuk menunaikan ibadah shalat dzuhur karna sudah waktunya . Tak perlu habiskan waktu lama , merekapun telah selesai melaksanakan kewajibannya sebgai umat islam.
Lalu Rafi berniat untuk menyusul papahnya yang sedang melakukan pencarian Rafa beserta dengan anggota keluarga yang lainnya . Mereka pun bergegas pergi meninggalkan halaman masjid . Mobil pun kian melaju menuju arah utara .
Ditengah perjalanan , Rachel meminta Rafi untuk mampir sebentar disupermarket . Rafi pun mengiyakan kemauan Rachel . Tak lama , Rafi menemukan supermarket tetapi diseberang jalan . Dan Rafi pun harus putar arah , sesaat setelah itu tiba tiba.....
"AAAAAHHHHHHHH !!!!!!!"
☆☆☆☆☆
•••To be continue guys :) Stay terus yaa•••