Sebelum dia pergi untuk berlatih dan mengembangkan Badao zhenqi-nya, Fan Xian tidak percaya tubuh manusia bisa lebih keras dari batu. Tetapi setelah salah satu pukulan telapak tangannya meninggalkan bekas di batu, dia berubah pikiran.
Bahkan sekarang pun, dia masih tidak percaya bahwa seseorang akan baik-baik saja setelah melompat dari tebing setinggi puluhan meter, ditambah lagi tanpa melambat sedikitpun saat turun. Wu Zhu membantunya mematahkan pemikiran itu, dan di saat yang sama memberinya kengerian yang tidak terhingga; Fan Xian tidak pernah membayangkan kemampuan asli dari orang yang terkuat di dunia ini bisa semenakutkan begini!
…
...
Kain hitam yang menutupi mata Wu Zhu menyerupai sutra hitam yang melambai di udara, mengikuti Wu Zhu yang jatuh dengan kecepatan tinggi bagaikan anak panah yang akan menghujam sasarannya dengan kekuatan seperti guntur. Dia mengarahkan kakinya ke perahu kecil itu.
Wu Zhu tidak menggunakan qinggong [1]1, ia hanya terjun bebas dengan bantuan gravitasi. Saat terjun puluhan meter, ia tidak pernah kehilangan kecepatan. Pada saat dia hendak mendarat di atas perahu, ia telah mencapai kecepatan yang sangat tinggi. Suara mendesing yang menakutkan terdengar saat dia terjun melesat lebih cepat dari suara angin, seolah-olah dia telah membelah udara.
Gaya dorong Wu Zhu mencapai perahu lebih dulu dari tubuhnya, menghempaskan topi pria yang sedang duduk dan bernyanyi di perahu itu.
Topi bambu itu melayang jauh sebelum akhirnya jatuh ke laut, memperlihatkan wajah pria itu.
Pria itu memiliki raut wajah sederhana, rendah hati, matanya jernih seperti air musim gugur. Namun, pupil matanya mengecil saat dia melihat sepasang kaki yang terhujam dari atas.
Sepasang tangan yang pucat seperti giok putih, keluar dari lengan baju pria itu dan melambai dengan lembut. Dengan jari-jari terbuka seperti ranting pohon yang menumbuhkan dedaunan baru, semburan qi yang tak terhitung jumlahnya terpancar keluar dengan deras dari ujung jarinya. Tepat sesaat sebelum Wu Zhu mendarat di perahu yang terombang-ambing di permukaan laut yang bergejolak, semburan qi itu dengan kuat mendorong mundur perahu itu beberapa langkah.
Wu Zhu dengan brutal jatuh terhujam seperti meteorit. Karena perahu terdorong mundur, Wu Zhu mendarat di dek perahu dan bukan di atas pria yang sedang bernyanyi.
Tidak mungkin perahu kecil ini bisa menahan hentakan seperti itu, sehingga sebelum suara hembusan angin mereda, terdengar suara retak yang keras dan tajam.
Karena Wu Zhu mendarat di anjungan perahu itu, ia menyebabkan seluruh bagian depan perahu itu tenggelam ke dalam air, sedangkan buritan perahu terangkat keluar, menghadap ke langit.
Penyanyi itu terlempar tinggi ke udara. Saat di udara, dia tidak bisa melakukan apa-apa selain merentangkan tangannya sambil terlihat sangat mengenaskan.
Dengan percikan ombak yang besar, perahu kecil itu pecah akibat benturan keras yang diterimanya, lalu tenggelam.
Sebuah bayangan hitam meletus keluar dari permukaan laut, dan mengarah ke penyanyi yang masih di udara itu. Dalam sekejap mata, jari-jari melesat keluar seperti bilah pedang, mengarah ke tenggorokan si penyanyi itu.
Penyanyi itu menggerakkan tangannya, seolah-olah dia sedang membangun tiang penyanggah atap rumah. Dengan gerakan yang begitu mantap namun tetap anggun, dia dengan kuat menghadang serangan Wu Zhu.
Ledakan-ledakan kecil muncul di udara, akibat dari bentrokan antara dua qi yang sama-sama kuat. Sulit untuk menghitung berapa banyak teknik yang digunakan dua pendekar kelas dunia ini yang terjadi dalam waktu singkat.
Beberapa saat kemudian, kedua bayangan itu berpisah, mendarat di dua sisi tumpukan pasir yang sangat sempit tepat di bawah tebing.
Di laut, serpihan bangkai perahu perlahan-lahan muncul, tampak seperti puing-puing yang tersisa di dalam toples. Setengah bagian belakang perahu masih mengambang, tanpa pemilik dan tampak terlantar.
...
...
"Upaya pembunuhanmu gagal, jadi kamu harus membayarku kembali untuk perahu yang telah kau hancurkan." Penyanyi itu menatap penutup mata Wu Zhu dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan melambaikan tangan, seolah mengharapkan pembayaran langsung.
Ada sekitar sembilan meter jarak antara dia dan Wu Zhu. Menanggapi gerakan tangan ini, Wu Zhu mengerutkan kening, memutar tubuhnya ke samping, lalu mengambil dua langkah ke belakang dengan kecepatan yang tak tertandingi.
Dengan seretan kaki ringan, tempat Wu Zhu berdiri beberapa saat yang lalu tampak berbintik-bintik, seolah-olah hujan telah jatuh di atas pasir.
Dari sembilan meter jauhnya, qi penyanyi yang kuat itu menembus pasir, hanya dengan sedikit gerakan tangan. Di dunia ini, tidak banyak yang bisa mencapai tingkatan seperti itu.
"Kenapa kamu datang ke sini?" Wu Zhu sedikit memiringkan kepalanya. Walau ia tetap tanpa ekspresi, ia terlihat lebih berhati-hati dari biasanya.
"Aku bertarung melawanmu sekali, 16 tahun yang lalu. Sejak itu, aku tidak berhasil menemukan lawan yang pantas untuk kuhadapi," jawab penyanyi itu sambil menyeringai. "Tahun lalu ketika aku mengunjungi ibukota, Ye Zhong mengatakan kalau kamu telah menghilang selama beberapa tahun terakhir. Aku kira kamu telah mengikuti Nyonya Ye menuju alam baka. Aku punya dua botol alkohol, salah satunya kutuangkan ke tanah dengan sedikit air mata. Lalu aku berangkat lagi tahun ini. Karena telah merasakan qi yang kuat dari jauh, aku datang untuk menyelidiki ... Siapa sangka ternyata itu kamu?"
Penyanyi itu kemudian menjadi marah. "Aku sudah tidak melihatmu lebih dari sepuluh tahun, kawan lamaku. Kenapa kamu mencoba membunuhku ditempat? Kamu tahu betul bahwa kita tidak bisa saling membunuh."
Wu Zhu memikirkannya sejenak, lalu memiringkan kepalanya seolah menerima fakta ini.
Penyanyi itu tahu tentang temperamen tidak biasa yang dimiliki pria buta itu. Jika Wu Zhu benar-benar bisa membunuhnya, dia tidak akan ragu, dan penyanyi itu sadar akan kemungkinan itu. Dia kemudian berkata sambil tersenyum, "Setelah Nyonya pergi, aku mengira kamu akan kembali ke kuil. Lalu mengapa kamu datang ke Pelabuhan Danzhou?"
"Kamu tahu mengapa aku ingin membunuhmu," ucap Wu Zhu dingin, mengabaikan pertanyaan si penyanyi. "Jumlah orang yang mengenalku di dunia ini hanya sedikit. Dan di antara mereka, mulutmu yang paling besar."
Tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi, penyanyi itu menjadi malu.
Wu Zhu lanjut berbicara, "Jika kamu bisa kubunuh agar terbungkam selamanya, aku dengan sangat senang akan melakukannya."
Penyanyi itu tersenyum gelisah dan menghela nafas. "Kulihat, kau masih pemarah seperti dulu. Jarang ada orang yang telah berlatih hingga tingkat setinggi itu, namun masih tetap bersifat haus darah."
Wu Zhu menggelengkan kepalanya. "Tujuan membenarkan cara mencapainya." Dia tiba-tiba mengerutkan keningnya. "Karena kamu sudah menemukan apa yang kamu cari, kamu bisa pergi sekarang." Cara yang cukup jelas untuk mengusir seseorang.
Penyanyi itu menarik nafas sebelum tertawa panjang. Dia mengepalkan tangannya saat dia tersenyum. "Sebenarnya, aku bukan orang yang banyak bicara."
Begitu dia mengatakan itu, penyanyi itu menggulung lengan bajunya dan meletakkan tangan di belakang punggungnya. Dia dengan santai melayang kembali ke bagian perahunya yang masih tersisa, yang entah bagaimana masih mengambang. Berdiri di atas puing-puing perahu yang tersisa dan dengan konyol kembali melakukan gerakan mendayung, penyanyi itu menggerakkan pecahan perahunya dengan qi dan berangkat menuju Danzhou.
Wu Zhu menghadap ke arah yang sama, diam dibalik kain hitam.
...
...
"Siapa itu?" Fan Xian, yang baru saja turun dari puncak gunung, dia tidak mendengar percakapan itu. Dia masih terkagum setelah menyaksikan pertempuran antara dua pendekar terkuat di dunia.
"Ye Liuyun."
"Sudah kuduga..." Fan Xian menghela nafas sambil mengikuti Wu Zhu dari belakang. Keduanya pun juga menuju ke Pelabuhan Danzhou.