"Tenang dulu sayang, kamu minum ya." Edward menyodorkan segelas air pada Chiraaz. Istrinya itu kemudian meminumnya.
"Apa Eljovan menelpon? Kenapa dia jarang sekali mau mengangkat video call dariku," kata Chiraaz.
"Mungkin dia sedang banyak Peekrjaan, itu sebabnya dia tidak menjawab panggilan kamu," kata Edward menjawab.
"Kita kembali saja ke Jepang yuk. Sudah lama sekali rasanya, Ed," pinta Chiraaz merengek sambil menggoyangkan tubuh Edward.
"Aku masih banyak pekerjaan di sini. Lagian Kevin sama Papanya, biarkan sajalah mereka dekat. Eljovan sudah janji akan memberikan Kevin padamu," kata Eljovan.
"Tapi aku merindukannya." Chiraaz memelas.
"Daripada memikirkan hal itu terus, bagaimana kalau kita bikin anak saja?" ajak Edward. tersenyum genit.
"Edward please, aku takut ini suatu pertanda," kata Chiraaz.
"Kamu berlebihan ah, lagian ini masih siang loh. Mimpi seperti itu kan, bunganya tidur sayang." Edward mengusap wajah Chiraaz dengan mesra.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com