Lidya memandangi foto bayi yang baru lahir. Itu adalah foto anaknya yang pertama. Berjenis kelamin laki-laki. Anaknya yang sudah lama meninggal. Meninggal tanpa ditemukan jasadnya sama sekali. Sampai sekarang, entah kenapa Lidya masih mempunyai harapan. Harapan bahwa anaknya masih hidup.
Sudah hampir dua puluh delapan tahun berlalu. Sedih. Ya, tentu dirinya sedih. Ibu mana yang tidak sedih kehilangan anaknya dalam keadaan yang tidak wajar.
"Nak. Mama sangat merindukanmu. Di mana dirimu sekarang? Apakah memang kamu sudah berada di surga?" lirihnya sendu.
Setetes air mata keluar tanpa seizinnya. "Hiks .... Hiks ...." Menghapus air matanya.
Lidya memeluk foto itu dengan sayang. Ia sangat berharap kalau anaknya itu masih hidup. Walau terdengar sangat mustahil. Namun, tidak ada salahnya ia berharap kan?
Suara dering telepon seketika menyadarkan dirinya. Lidya langsung menoleh dan berjalan mengarah ke meja kecil dimana ponselnya terletak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com