Dengan cepat Rein menggigit ibu jarinya dengan giginya. Darah keluar dari ibu jarinya, setelah darah keluar Rein mengangkat tangan dan berteriak.
"Blood Sword aktifkan!" Darah mengalir lebih banyak dari ibu jari Rein dan darah itu bergerak melayang ke udara.
Dengan cepat darah yang keluar dari ibu jari Rein membentuk sebuah pedang dengan warna yang sama dengan darah. Rein segera mengambil pedang itu dan mengayunkan nya secara horizontal ke perut hobgoblin.
Sang hobgoblin tak sempat bereaksi karena Rein melakukannya sambil menggunakan skill gerakan kilat.
Dengan sekali tebas, tubuh hobgoblin didepannya terbelah menjadi dua. Rein melebarkan mata, dia sendiri terkejut Blood Sword nya bisa membelah tubuh hobgoblin yang keras.
[Anda telah menyelesaikan misi membunuh seekor hobgoblin!]
[Anda mendapatkan hadiah skill Pengelihatan malam.]
[Anda telah mendapatkan hadiah skill High Senses.]
[Skill High Senses telah aktif secara otomatis.]
Baru saja menebas hobgoblin didepannya, dari arah belakang, hobgoblin lain menyerang Rein dengan menggunakan sebuah gada.
Rein dengan cepat mengarahkan kaki nya ke perut hobgoblin itu. Rein masih mengaktifkan skill Tapak Api. Api meluncur keluar dari kaki Rein dan menembus perut sang hobgoblin.
[Anda mendapatkan bonus +10 SP karena telah membunuh dua hobgoblin.]
Rein bisa dengan cepat menyadari hobgoblin itu karena skill barunya yaitu high senses. Dengan skill ini Rein bisa merasakan apa yang ada disekitarnya bahkan jika tidak melihatnya dengan mata.
Kedua tubuh hobgoblin itu akhirnya terjatuh ke tanah. Rein menonaktifkan skill tapak api dan Blood Sword secara bersamaan. Setelah itu ia mengatur nafas sebelum memperhatikan ke sekitar.
Banyak mayat goblin berserakan dengan noda darah berceceran di mana-mana. Disaat Rein menoleh ke kanan, sebuah bola hitam yang merupakan sebuah sihir meluncur ke arah Rein.
Rein menyadari bola hitam itu dan menghindarinya dengan skill gerakan kilat.
'Siapa yang melakukan sihir tadi?! Apa itu goblin shaman?!' Rein memperhatikan sekitar sebelum maju dengan mengaktifkan skill pengelihatan malam yang baru saja ia dapatkan.
Dari nama skill itu Rein tau kalau skill ini digunakan untuk melihat dalam gelap.
Setelah mengaktifkan skill itu, sekarang nampak terlihat dari kejauhan seseorang sedang berlari.
'Manusia?'
Rein yang curiga dengan orang itu mempercepat larinya dan menggunakan skill gerakan kilat setiap kali cooldown skill itu pulih.
Seharusnya orang biasa takkan bisa menandingi kecepatan skill gerakan kilat kecuali orang itu memiliki kekuatan yang mampu menandingi skill ini.
Orang itu berbelok ke arah kanan yang mana merupakan sebuah hutan. Orang itu akhirnya masuk ke dalam hutan. Rein yang belum ingin kehilangan jejak orang itu pergi mengikuti orang itu.
Sekarang terlihat jelas kalau orang itu memakai sebuah jubah hitam dan bertudung. Orang itu tak terlihat wajahnya karena sedari tadi dia sama sekali tak menoleh ke arah belakang.
Karena sudah terlalu lama memasuki hutan, Rein memutuskan untuk menggunakan skill berpedang unknown sekali lagi. Tetapi bagaimana cara Rein menggunakan skill itu padahal pedangnya sudah ia buang sebelumnya?
'Aku tidak boleh membiarkan orang itu pergi!'
Rein mengaktifkan skill Blood Sword. Dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya yaitu menggigit jarinya hingga mengeluarkan darah.
Orang berjubah itu tiba-tiba berhenti dan membalikkan badan tanpa rasa takut sama sekali. Wajah nya ditutupi oleh topeng berwarna hitam yang hanya terdapat dua lubang untuk melihat dengan mata.
Setelah berbalik dia mengambil sebuah belati dari balik bajunya. Rein menduga orang itu akan menerjang maju dengan belati itu namun dugaan nya hancur begitu melihat orang itu mengarahkan belati itu ke dada kiri nya yang merupakan tempat terletaknya jantung.
Dengan cepat orang itu menusuk dada nya sendiri dan mengenai jantung. Begitu menusuk jantung, dia jatuh ke tanah.
Rein terkejut melihat tindakan orang itu, tak lama kemudian asap hitam keluar dari tubuh orang berjubah itu. Rein melihat asap itu berhenti mengejar dan menyiapkan posiai menyerang, dia merasakan hal yang berbahaya dari asap itu.
Asap itu membentuk menjadi sesuatu, lama kelamaan bentuk dari asap itu terlihat jelas. Asap itu membentuk menjadi seorang berjubah yang tak terlihat wajahnya.
Di tangan kanannya dia memegang sebuah sabit yang sama hitamnya dengannya. Aura hitam yang mencekam muncul dari tubuh asap itu dan membuat Rein merasa merinding.
'Makhluk apa itu? Apakah ini sihir pengorbanan?!' Pikir Rein sambil melihat asao hitam itu masih diam di tempat dengan kepala menunduk.
Misi mengalahkan Darkness Assassin
Kalahkan Darkness Assassin yang ada didepan anda saat ini. Anda bisa mengalahkannya dengan segala cara. Tak perlu membuatnya mati, anda bisa membuatnya pingsan.
Hukuman:
Kematian
Hadiah:
???
Terima/Tolak
Sebuah panel muncul di sebelah Rein, Rein segera membacanya secepatnya karena dia tak boleh memalingkan pandangan dari makhluk yang berada tak jauh di depannya.
Setelah Rein membaca isi misi, ia kembali menatap ke makhluk hitam itu. 'Jadi makhluk itu adalah Darkness Assassin? Aku tak mendapatkan penjelasan apapun tentang makhluk itu.'
'Itu berarti aku harus melihatnya menyerang terlebih dahulu!'
***
Sementara itu beberapa menit yang lalu di desa
Kedua penjaga yang disuruh oleh Rein untuk pulang sedang berjalan dengan kegelisahan dan kekhawatiran. Mereka sebenarnya ingin kembali melihat keadaan Rein tetapi hal itu tidak bisa mereka lakukan.
Disaat mereka berjalan, ternyata mereka dilihat oleh kepala desa dan membuat kepala desa merasa curiga.
Kepala desa menghampiri keduanya lalu berbicara. "Mengapa kalian berdua ada disini? Bukankah kalian harusnya menjaga gerbang?" Ucap kepala desa.
Kedua penjaga menolehkan kepala ke sumber suara. Mereka terkejut dan menjadi ketakutan. "Ke...kepala desa?!"
Kepala desa hanya diam meminta penjelasan. Kedua penjaga merasa tak boleh merahasiakan hal itu.
Salah satu dari keduanya berbicara memberi penejelasan. Mendengar penjelasan nya, kepala desa menjadi terkejut dan melebarkan mata.
"Mengapa kau tidak memberitahu hal itu sejak awal?!" Kepala desa marah kepada mereka berdua.
Kepala desa mendengar para goblin menyerang dan Rein pergi keluar untuk mengurus nya.
"Ma..maaf kepala desa, tuan Rei yang meminta kami untuk tak bilang." Mereka beruda menundukan kepala menyesal.
"Kita harus membantunya! Panggil para pria untuk ikut!" Ucap kepala desa.
Keduanya terkejut mendengar ucapan kepala desa. "Eh?!"
"Ta..tapi kepala desa! Memangnya kita bisa mengalahkan goblin?!" Ucap salah satu penjaga.
"Tidak ada tapi tapian! Panggil mereka sekarang juga dan suruh perkumpul di gerbang desa!"
Kedua penjaga itu akhirnya hanya bisa menuruti perkataan kepala desa dan pergi dari rumah ke rumah.