Fikri yang masih terlarut dalam ingatannya seketika tersadar bahwa kini semuanya telah berubah, semuanya benar benar berubah bahkan sepertinya dunianya tak semenyenangkan dulu kini dunianya sangat suram dan mencekam seperti seolah olah dia harus berhati hati jika salah selangkah saja ia bisa mati.
dunia memang kejam, kebohongan yang dibuat oleh dunia sungguh kejam sehingga membuat semua orang menderita termasuk dirinya tapi kematian yang nyata pun sangat menyakitkan.
jika dia disuruh memilih, mungkin fikri lebih memilih kenyataan yang menyakitkan daripada kebohongan yang indah dan dapat membuatnya semakin kacau, ya ini tentang kematian dan kehidupan.
kehidupan yang dipenuhi kebohongan yang indah membuat semuanya tanpa sadar sibuk didunianya sendiri tanpa memikirkan resiko jangka panjang yang dibuat oleh mereka sendiri tentu saja sehingga membuat semua orang tidak waras sedangkan kematian yang nyata akan tampak sangat menyakitkan karena kepergian seseorang yang dicintai tanpa kita duga sedikitpun.
dan disini kita bisa menyimpulkan bahwa 'kematian yang nyata sangat dibenci oleh manusia karena sangat menyakitkan sedangkan kehidupan yang dipenuhi kebohongan akan sangat disukai oleh manusia karena kebohongan yang indah membuat semuanya terlena oleh keindahan yang diciptakan oleh kebohongan itu sendiri'.
"berhenti menangis seperti orang gila, fikri. aku benci lihat air mata kamu"ujar seseorang yang sangat tak asing di indera pendengarannya. suara yang sangat ia rindukan dan suara yang membuatnya hampir gila karena tak bisa untuk mendengarnya lagi dan sempat membuatnya putus asa. ya, suara itu benar benar mirip dengan sahabat kecilnya. 'FREYA LEE'.
Tapi apakah mungkin itu suara sahabatnya? suara dari seseorang yang telah tiada? dan nama yang berada di nisan itu 'FREYA LEE'? ah, mungkin itu hanya halusinasinya saja karena terlalu merindukannya hingga membuat hidupnya hancur dan berantakan, bahkan ia tak pernah bisa tersenyum semenjak insiden itu dan dibalik wajah tampan yang begitu dingin ia menyembunyikan sosoknya yang terluka, sosoknya yang rapuh, dan sosoknya yang menyedihkan. dengan tampang yang begitu dingin, sehingga membuat orang berpikiran bahwa pria bernama fikri tak pernah merasakan apa itu sakit.
mengenyahkan pikiran itu Fikri pun beralih dari tempat itu namun baru saja ia berdiri dari tempat itu, suara yang mampu membuatnya hampir putus asa datang lagi dan semakin nyata, membuat fikri menolehkan kesana kemari untuk memastikan bahwa ada seseorang lagi disini bukan hanya dirinya saja, hingga tak sengaja pengelihatannya dapat menangkap sosok seorang wanita dengan balutan gaun putih bersih yang anggun dan simpel benar-benar nampak sesuai dengan ekspresinya kala itu.
tatapan hangat namun tajam yang diberikan padanya dan dengan senyum tipis yang menghiasi bibir tipis itu sangat indah ditambah pantulan sinar matahari yang tak terlalu terik membuat wanita itu tampak anggun, namun dibalik semua itu Fikri benar benar terkejut setengah mati akan sosok yang hadir dihadapannya dan kini tengah menatap kearahnya sama seperti dirinya yang tengah menatap kearah perempuan dengan balutan gaun putih yang anggun nan simpel. ya, sosok itu adalah sosok yang tengah Fikri rindukan, sosok yang membuat setiap harinya menderita karena merasa bersalah padanya, dan sosok itu tengah berada disini dan menatap lembut kearahnya.
Fikri sempat tak percaya dengan semua ini, dan untung saja tempat ini begitu sepi tak ada satu orang pun yang datang kecuali dirinya, tentu saja tempat ini sepi. jika tempat ini ramai berarti fikri sedang tak berada dipemakaman melainkan mall yang selalu ramai oleh pengunjung. sebab jujur saja perempuan itu benar-benar mirip sahabat kecilnya ataukah mungkin itu hanya seseorang yang mirip dengannya saja, hingga kemudian fikri harus percaya bahwa sosok dihadapannya benar-benar sahabatnya waktu kecil.
"haii fikri"sapaan suara halus yang memenuhi indera pendengarannya membuat fikri sempat tercekat karena sapaan yang begitu hangat dan dengan senyuman manis yang begitu sangat ia rindukan, ia tahu bahwa sosok itu tak nyata tapi entah mengapa ketika melihatnya nampak begitu nyata apalagi sosok itu kini tengah tersenyum lembut kearahnya. membuat fikri tak tahu harus apa dan bagaimana, masalahnya ia juga terkejut ketika melihat sosok itu sebab sejak ia masih kecil fikri tak pernah melihat hal hal yang 'aneh' tapi sekarang, kenapa ia bisa melihat sosok sahabatnya yang tengah berada dihadapannya? atau mungkin fikri terlalu banyak salah padanya sehingga sosok itu muncul?.
seakan mengerti dengan kebingungan yang tengah fikri rasakan, sosok itu semakin tersenyum cerah kearah fikri dan memberikan sebuah gelengan serta mengatakan....
"nggak fikri, kamu nggak salah, dan nggak ada yang salah"ujar sosok itu lagi sembari menggelengkan kepalanya pelan masih dengan senyuman manis yang menghiasi bibir tipis miliknya.
dan kali ini pun fikri memberanikan diri untuk merespon ucapan sosok itu dan sosok- baik mulai dari sini mari kita menamai sosok itu dengan freya, supaya lebih mudah. dan freya pun semakin mengembangkan senyumannya ketika fikri merespon ucapannya.
"maksud kamu apa dan kamu siapa?" tanya fikri pada freya karena jujur ia tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh sosok freya dihadapannya.
"aku freya! apa kamu lupa?"sahut sosok freya dengan suara yang lembut
"bukan gitu tapi maksud aki itu, kamu
belum sempat fikri melanjutkan kalimatnya tapi soso freya itu menyelanya terlebih dahulu membuatnya diam dan bungkam. apalagi ketika mendengar pengakuan dari sosok freya yang kini ada dihadapannya.
"kamu percaya seseorang yang telah meninggal tapi rohnya masih bisa dilihat oleh manusia, ya dan itu aku"sahut sosok freya sembari tersenyum lembut kearah pria itu yang tak lain adalah fikri.
dan fikri pun mulai paham akan apa yang barusan dikatakan oleh sosok freya dihadapannya yang tak ia pahami kenapa sosok freya itu tiba tiba muncul dan mengatakan ini padanya? fikri semakin dibuat pusing sendiri.
mengerti akan keterdiaman fikri dan kebingunannya sosok freya pun hanya tersenyum maklum sebab dunianya dan dunia fikri sangatlah berbeda dan itu tentu memang benar adanya.
freya pun dengan senang hati mengatakan ini pada fikri agar pria itu tak terlalu larut dalam penyesalan dan semua rasa bersalah padanya.
"nggak ada orang yang salah dan yang benar, fikri. itu semua karena aku tulus ngedonorin jantuku buat ega, karena suatu saat nanti kamu akan tahu satu hal, kenapa aku ngedonorin jantungku buat ega, saat itu"ujar sosok freya lembut dan fikri semakin dibuat bingung akan setiap kata yang sosok freya itu lontarkan untuknya.
"maksudnya apa? aku nggak ngerti"sahut fikri bingung
"kamu akan tahu, jika waktunya tiba. dan aku saranin buat tetep disisi ega sampai kapan pun karena aku nggak mau kamu menderita lagi, sebab aku yakin kebahagian kamu cuma pada ega, satu pesan terakhirku untukmu, jagalah ega dengan benar jangan sampai ada yang boleh nyakitin dia termasuk saudariku sekaligus, karena kalo kamu biarin ega terluka. itu artinya...." kalimat yang digantung sosok freya membuat fikri penasaran namun setelah mendengarnya ia tercekat akan kata kata yang dilontarkan sosok itu.
"apa?"tanya fikri penasaran dan kalimat selanjutnya yang sosok freya katakan mampu membuatnya tercekat dan mematung ditempatnya bahkan rasanya jantung miliknya tak berdegup lagi.
"itu artinya..... kamu juga ngebiarin aku terluka" ujar sosok freya untuk terakhir kalinya dan dengan kaliamat yang ia lontarkan sosok itu pun perlahan menghilang dari pandangan fikri membuat fikri semakin bingung dan entah kenapa dengan kepergian sosok itu mampu membuatnya merasa gelisah apalagi setiap kalimat yang sosok itu lontarkan padanya, apalagi ketika sosok freya melontarkan kata 'terluka' itu membuat pikirnya seketika kacau dan perasaannya pun tak enak.