webnovel

Story Kalea&Ryuga

"Rasakan apa yang setiap terjadi dalam hidup kamu. Setelah itu baru kamu bisa mengeluh tentang sesuatu menurut pandanganmu." ----- Kekecewaannya terhadap ibu dan ayahnya karena hanya memikirkan Kania adiknya. Perasaan sakit hati, saat tau alasan kenapa ia harus tinggal bersama nenek dan kakeknya. Membuat Kalea menjadi tak berperasa. Sudah tak bisa mengartikan kesakitan dengan definisi yang berbeda-beda lagi. Sampai seseorang datang. Menawarkan penawaran hidup yang lebih baik. Dengan berat hati, Kalea menerima itu semua. Agar dirinya terbebas dari sebuah lilitan yang tak terlihat mata. Namun memasuki hidup yang baru tidak seindah pandangan mata. Banyak yang harus Kalea lalui mulai dari cinta tak terbalas, cinta segitiga dan banyak hal lainnya. Tapi tetap saja, tujuan pulangnya adalah satu. Tetap pada orang yang sama yang pertama ia temui setelah perpisahan

matspon · Teenager
Zu wenig Bewertungen
12 Chs

pena pertama

Cinta emang engga bilang-bilang saat dia mau berlabuh.

Seseorang pernah berkata. Manusia memiliki kepintaran dalam 3 cara. Bakat mereka dari lahir, dari buku-buku, dan yang terakhir karena selalu dilatih. Kalea tak memiliki itu semua. Dia tidak pintar, tidak berbakat juga dalam bilang lainnya. Hanya Kania lah yang memiliki itu semua. Kania dengan kesempurnaannya telah memikat hati banyak orang. Sampai ke Eyang Suma dan keluarga besarnya. Sampai Kalea redup.

Kalea berhenti didepan gerbang rumah nenek. Karena ia melihat mobil kedua orang tuanya terparkir disana.

Kenapa mereka kesini?

"Kalea!" panggil hangat perempuan baya. Itu mamahnya.

Kalea diam saja ditempat. Sampai sang mamah berhambur dan memeluknya. Lantas mengajak Kalea untuk masuk kedalam.

"Apa kabar sayang? Kok kamu engga pernah hubungin mamah sih?"

"Kalian juga engga gitu,"

"Kak, aku mau bilang sesuatu." Kania datang dengan suaranya. Apa itu? Ia mau mengambil juga neneknya?

"Apaan?"

"Hush, jangan gitu Lea." tegur nenek dari ibu. Sebut saja Nek Ila.

Kenapa semua orang harus berpusat sama Kania sih? Buat apa coba mereka kesini?!

"Aku dapet tropy baca puisi. Se-provinsi, dan rencananya—"

"Kamu kesini cuman mau pamer kebanggaan?" Mamah yang duduk disebelahku langsung menyikutkan lengannya.

"Engga Kal, Kania cuman mau kasih tau kamu buat hadir di acara pesta keberhasilan Kania. Papah yang ngerencanain semuanya. Mamah dan keluarga harap kamu dateng yah, soalnya kami rindu sama kamu."

Mentang-mentang Kania menang. Coba aku, papah bahkan engga inget ulang tahunku kapan.

"Kamu mau ya sayang,"

"Nanti dipikirin." singkatku dan lagsung hengkang dari sana. Aku mual melihat Kania dan Mamah. Mereka bahkan baik-baik saja, berpisah dengan anak pertama. Apa karena aku tidak sepenting itu? Dulu saat Kania jatuh. Papah bahkan langsung memecat beberapa karyawan karena keteledoran mereka.

Setelah aku nyungseb dikamar. Sampai sore aku masih mendengar suara mereka. Bahkan sekarang aku mau pipis pun harus ditahan. Karena tak mau bertemu mereka.

Ih lama! Lain kali kalau tau gitu. Mending aku latihan basket kan.

Tapi setelah beberapa menit. Akhirnya hal yang ditunggu pun terjadi. Mamah mulai berpamitan pada nenek. Dan saat aku mendengar suara mobil yang mulai menjauh. Akhirnya aku membuka pintu dan langsung lari terbirit ke kamar mandi.

Rumah nenek hanya memiliki kamar mandi satu. Dengan dua kamar, sebenarnya Nek Ila punya anak dua. Yang satu yaitu ibuku, yang satunya lagi Mas Andri. Tapi Mas Andri lagi kuliah diluar kota. Jadi nge-kost gitu.

Ketika aku berbalik.

"Astaga."

Nenek berdiri tegap dengan memakai handuk dikepala. Kan bawaannya kaya liat palak jadinya.

"Astagfirullah, kamu kok pake bahasa kasar gitu sih." koreksi Nenek.

Aku langsung memeluknya. Sambil berkata,"Maap, nene tayang. Lea kelupaan,"

"Yasudah minggir, nenek mau mandi. Bau soalnya,"

Nenek langsung masuk."Pake minyak wangi yang banyak ya nek."

***

Kalea langsung turun dari motor setelah sampai disekolah. Tak lupa menyalim tangan kakeknya itu.

Semua masih datar. Masih tak ada hal yang semenarik itu di SMA. Lagi pula, masa SMA cuman 3 tahun bukan? Ini akan lebih cepat kalo kita menikmatinya. Enjoy aja deh.

Ternyata dikelas hanya mendapati dua orang saja. Padahal ini masih pagi loh. Ternyata ada yang lebih kepagian dari saya.

"Hai Ola." sapaku hangat. Ola ini termasuk tipikel orang yang kalau ditanya jawab, sisanya terserah deh.

"Hai juga Kal," balasnya sedetik dan langsung beralih lagi ke Hapenya.

Susah sekali mendapatkan sahabat dijaman era super Hape semua. Dulu-dulu, ketika beberapa teman hapenya kentang. Kami masih bisa asik mengobrol ya walaupun kebanyakannya dosa karena gibahin orang. Tapi sekarang, ada sesuatu ditengah-tengah yang menjadi dinding pencegah interaksi sesama manusia. Juga sebagian mereka langsung putar arah dan haluannya. Kepada sesuatu yang sedang nge-tren, K-pop, K-drama dan lain sebagainya.

Intinya sih jadi minim banget kalo soal persahabatan. So, jadi jangan disia-siakan ya sobat.

"La, ada tugas engga sih sekarang?"

Ola menggeleng. Cuma basa-basi, mencoba pendekatan. Elah kok jadi saya sendiri yang ribetnya ya?

Nanya apa lagi yah??

Soal guru hot yang masih muda kali yah. Dia suka gak?

"Menurutmu Pak Ryuga gimana sih?"

Ola menaikkan kaca matanya. Lalu menyimpan hapenya. Ia memutar kursi dan menghadapku sekarang.

"Lo tau engga? Pak Ryuga itu masih jomblo."

"Engga tau, barusan dikasih tau Lo."

"Gue minat banget, kalo harus jadi istrinya. Soalnya nih ya, dia punya perusahaan sendiri. Nah kan udah maju, dah gitu dewasa, keren lagi." ucapnya antusias. Aku hanya melongo, kalo tau dia bakal ngomong panjang lebar tentang Pak Ryuga. Lain kali kuajak dia membahas Pak Ryuga. Kalo bisa setiap hari! Soalnya lucu.

"Oh gitu yah, iya sih. Em umurnya berapa yah kira-kira?"

"25 tahun," serunya dengan cepat.

"Lo tau darimana?"

"Gue tau dari, GC."

"GC, apaan?"

"Jadi sekolah kita tuh bikin GC khusus cewe yang ngefans sama Pak Ryuga. Jadi kita tuh, bocor-bocoran soal status, hubungan, dan kehidupan dia." Aku tambah melongo.

"Ilegal engga sih?"

"Emang dikira pencuri ikan apa! Ini tuh kaya, Lo tau kan fans kayak ke K-pop gitu. Ini tuh sama kaya gitu!"

Gagal paham!

"Most wanted banget yah, Pak Ryuga ini."

"Emang Lo engga suka?" Tubuhku kenapa tiba-tiba panas dingin yah?

Kalo jawab engga, nanti Ola makin jauh lagi dong. Jadi Fans pura-pura boleh engga yah?

"Suka kok,"

"Kalo gitu, Gue masukin Lo ke GC yah!"

Serahmu deh neng!

Anda telah ditambahkan oleh Ola.

Aku hanya bisa tersenyum polos. Dan seperti bahagia, HAHA HIHI.

"Nanti ke kantin bareng yah!" ajaknya semangat. Engga papa deh saya pura-pura suka sama Pak Ryuga. Yang penting dapet Ola.

***

Kami berjalan bersama disekitar lapang bola basket. Sesuatu memikat untuk dilihat. Spontan aku terdiam ditempat dan melihatnya dengan seksama.

"Itu siapa?"

Ola berbalik lagi."Oh itu, Zidan masa Lo engga tau. Dia temen sekelas kita juga."

"Oh ya?"

Saat mengalihkan pandangan ternyata Ola sudah pergi lagi.

"Ola tunggu!"

Kini sekelas jadi hening. Karena mendapati guru Fisika yang super killer. Meskipun ada soal didepan, masih adem ayem nih kelas.

"Kalian kenapa hanya diam saja? Cepat kerjakan soal yang didepan! Kalau tidak bisa, bergerak cari ke bangku sebelah. Ini mah"

Langsung semuanya bergerak dengan cepat. Bener kan, atmosfer yang satu ini berbeda. Walaupun biasanya jam sore emang panas ditambah lelah jadi semangat yang tinggal sisanya. Dengan guru yang galak super, tambah lelah lah hati ini bersama fisik dan semuanya.

"Rid, gimana?" tanyaku pada sang KM.

Reaksinya hanya mengangkat bahu. Sambil memerhatikan bukunya. Aku langsung duduk dikursi didepannya. Karena kosong kan lumayan. Katanya Ridwan itu pandai, jadi dia kepilih jadi KM. Tapi kalo soal bener-bener kepilih jadi KM nya juga engga tau. Soalnya dia sendiri juga engga ngacungin tangan buat jadi calon.

"Siapa disini yang waktu semasa di SMP nya juara umum?"

Ada 5 orang diantaranya. Itu Adel

"Saya Adel bu, di SMP bangsa."

"Ikke bu, di SMP negri bandung."

"Abbar bu, SMP suka asih."

"Ridwan, di SMP Star."

"Zidan, di SMP khayalan." krik..

"Emang ada Zidan? Kok ibu engga pernah denger."

"Tapi boongan bu." candanya dan langsung cengiran sedangkan ibu hanya terkekeh sedikit.

"Ada yang sudah selesai?" ibu kembali bertanya. Aku hanya melihat buku dengan tatapan miris. Baru setengah jalan. Karena aku tak paham jalan setelahnya.

Adel mengangkat tangannya. Lalu membawa bukunya ke depan meja ibu.

Pantes lah, didalam kelas juara umumnya ada 4. Dan yang ranking 1 sampai 5 besarnya juga banyak. Apalah dayaku yang masuk sepuluh besar juga udah alhamdulillah.

"Kal, sini Gue bantuin. Yang mana yang Lo engga ngerti?" Ridwan menarik bukuku lebih dekat. Lalu mulai melihat-lihat.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komennya guys. Karena setelah ini akan ada hubungan yang sangat pelik diantara mereka.