webnovel

Stolen Voices

Anneth dan Deven dua orang yang mempunyai suara ajaib di saat mereka menginjak usia 13 tahun, nama mereka berdua melejit seperti pesawat yang terbang di angkasa tapi setinggi apapun mereka terbang, pesawat itu akan kembali mendarat... dimana mereka mendarat? ini kisah mereka 6 tahun kemudian saat mereka menginjak masa-masa kuliah, masa-masa pencarian jati diri, dimana persahabatan, cita-cita dan cinta melebur menjadi sebuah cerita klasik... apa yang terjadi dalam 6 tahun?, cerita Anneth berbeda dengan cerita Deven... seperti apa ceritanya? ini fiksi meskipun saya mendapatkan inspirasi dari ajang pencarian bakat di salah satu stasiun TV Nasional

Anna_M_Wang · Prominente
Zu wenig Bewertungen
23 Chs

Happy

Rumah tempat kos Deven dan Gogo adalah rumah biasa yang terbilang cukup besar untuk tinggal 2 orang anak manusia

Ada teras rumah yang bercampur dengan halaman dimana ada bangku kayu yang diletakan di depan karena kadang Gogo yang hobby'nya bikin lagu suka main gitar disana

Lalu ada ruang tamu kecil dimana ada TV dan PS 4 juga X-Box, Gogo dan Deven sama-sama suka main sepak bola kalau gak ada kegiatan.

Di ruang tamu itu ada dapur lengkap dengan meja makan yang sangat rapi dan bersih, siapa yang bersih-bersih?, Charisa dengan suka rela yang bersih-bersih yang sering mampir untuk mengcheck keadaan Deven, di depan dapur ada 2 kamar... kamar Deven yang dekat dengan ruang tamu

sedangkan kamar Gogo lebih dekat dengan dapur sementara kamar mandi'nya ada di dalam kamar masing-masing.

Diantara kamar Deven dan Gogo ada mesin cuci yang biasanya mereka pakai gantian, sementara dekat kamar Gogo ada pintu menuju ke halaman belakang tempat jemur pakaian.

Saat ini Charisa sedang duduk di meja makan dengan Gogo

Charisa bercerita mengenai Anneth

"Tapi lo gak sampe ngomong apa-apa tentang Deven khan Cha?" tanya Gogo

"Enggak Go" kata Charisa "tapi khan tetap aja, gue hampir keceplosan... gawat deh kalau sampe Deven tau masalah ini"

"Gak yakin gue Anneth kalau gak tanya langsung ke Deven" kata Gogo sambil menggosok-gosok dagunya tampak berpikir

"Jangan gitu dong Go, gue jadi tambah takut khan" kata Charisa merenggek sambil menggoyangkan tangan Gogo

"Ya gue gak mau nakutin elo Cha tapi ya gitu lo mesti hati-hati kalau cerita sama Anneth apalagi kalau bahas Deven" kata Gogo

"Ya gue gak tega liat Anneth nangis Go" kata Charisa sedih "lo kalau lihat Anneth lo juga bakalan gak tega, orang dia gak tau ada apa"

Lalu terdengar suara pintu terbuka, Gogo menoleh dan Charisa mendongak...

Deven baru keluar dari kamarnya, alisnya terangkat heran

"Lagi ngomongin gue?" tanya Deven nyengir "kok pada diem?"

"Enggak, kita lagi ngomongin Anneth" kata Charisa

"Memang kenapa lagi ama Anneth?" tanya Deven berjalan ke arah kulkas

"Lo kemarin bust dia nangis Pon" kata Charisa "dia cerita ke gue"

"Masa sih?" kata Deven sambil mengambil botol minum dari dalam kulkas "perasaan terakhir ketemu dia kemarin, gue udah minta maaf kok"

"Lo minta maaf sama Anneth???" kali ini Gogo yang bicara menatap Deven yang lagi meneguk air dari botol minuman "demi apa Pon?"

"Ya bukan apa sih, gue gak enak aja kemarin gue memang ngomongnya agak keterlaluan ama dia" kata Deven sambil berdiri di sebelah Charisa menatap Gogo dan menaruh botol di depan Gogo "lo ngapain kesini Cha?, gak ada kuliah?"

"Ada" kata Charisa "tapi nanti, masih 3 jam lagi... gue kesini mau ngingetin elo hari ini lo mesti ke rumah sakit khan Pon"

"Gue inget kali gue hari ini ke rumah sakit" kata Deven

"Gue temenin ya Pon" kata Gogo

Deven menoleh ke arah Gogo "ngapain Go?, gak usah lah, gue udah biasa sendirian kok"

"Justru karena lo biasa sendirian, kali ini gue temenin Pon" kata Gogo "masa iya lo ke rumah sakit naik sepeda motor?, mama lo udah pesen ke gue suruh bantuin ngeliatin elo Pon"

"Gue ngerti Go tapi gue bukan anak kecil yang harus ditemenin" kata Deven

"Udahlah Pon, ada yang nemenin khan lebih bagus" kata Charisa "lo jadi gak sendirian"

"Dasar kalian komplotan memang" kata Deven geleng-geleng sambil tersenyum geli "ya udah, terserah deh Go kalau lo mau nemenin"

Deven meminum air lagi dari botolnya lalu berdiri "ya udah kalau gitu gue mandi sekarang, kalau naik mobil khan bakalan macet"

Deven-pun berjalan menjauh masuk ke dalam kamarnya

"Suasana hatinya lebih baik ya" kata Gogo

"Iya, apa gara-gara Anneth ya?" tanya Charisa

Gogo hanya mengangkat bahunya.

Setelah Deven dan Gogo berangkat ke rumah sakit, Charisa berangkat ke kampus dan entah mengapa ia kepikiran sekali dengan Deven dan Anneth, gak biasanya suasana hati Deven baik seperti tadi, Deven yang dulu mungkin banyak tertawa tapi Deven yang sekali tersenyum itu susah sekali kalau tidak karena mood nya benar-benar bagus, Charisa harus ketemu Anneth karena mungkin hanya Anneth saja yang bisa mengembalikan Deven yang dulu.

Selesai kelas, Charisa langsung menelepon Anneth untuk mencari tahu dimana Anneth berada

"Hallo Neth"

"Hallo Cha"

"Lo ada dimana Neth?" tanya Charisa

"Gue di rumah Cha" jawab Anneth

"Lo gak ke kampus?"

"Gue hari ini gak ada kelas, dosennya liburan Cha"

"Gue ke rumah lo, bisa?" tanya Charisa "ada yang mau gue omongin Neth"

"Ngomongin apa neh?, tumben banget lo ke rumah gue" kata Anneth

"Tentang Deven" kata Charisa

Tidak terdengar suara Anneth selama beberapa saat lalu "iya udah deh, gue hari ini di rumah aja kok Cha"

"Okay deh, sampe nanti ya Neth... bye" Charisa menutup teleponnya dan langsung pergi ke rumah Anneth.

Mami Anneth begitu senang melihat Charisa datang karena setau maminya Anneth yang sering ke rumah itu Joa dan Nashwa

Mami Anneth langsung bertanya banyak hal mengenai Charisa mulai dari sekolah sampe kegiatan nyanyi'nya, kalau gak diseret Anneth masuk ke kamarnya mungkin pertanyaan maminya akan merantak ke urusan pribadi bahkan bisa-bisa tanya tentang Deven.

Di dalam kamar Anneth, Charisa duduk di karpet pink berbulu yang nyaman, Anneth-pun ikut duduk disana dan Charisa bertanya tentang Deven, Anneth bercerita yang terjadi tentang yang terjadi dan semua omongan Deven

"Jadi dia bilang kalau dia masih punya perasaan sama lo?" tanya Charisa melotot kaget

Anneth mengangguk "gue sampe gak bisa ngomong waktu itu Cha" kata Anneth "memang dia gak pernah ngomong ama lo tentang gue?"

Charisa menggelengkan kepalanya "Deven sekarang tertutup orangnya Neth, kalau gak ulet tanya... gak mungkin dijawab ama dia"

Anneth mengangguk "ya gue lihat dia berubah banyak banget sih, dingin banget sekarang orangnya"

"Tapi sebenernya dia masih baik kok Neth" kata Charisa

Anneth tertawa sambil memegang tangan Charisa "gue tau lah kalau Deven itu orangnya baik Cha tapi ya gitu, lo tau kalau dia udah gak mau temenan deket lagi ama gue"

Charisa mengangguk dan menunduk tampak prihatin tapi pikiran Charisa memikirkan sesuatu, kalau Deven masih punya perasaan sama Anneth berarti orang yang bisa merubah Deven menjadi Deven yang dulu cuma Anneth, Charisa tersenyum licik... ini kesempatan

"Lo ngapain senyum-senyum gitu Cha?" tanya Anneth bingung

"Lo mau temenan ama Deven kayak dulu khan Neth?" tanya Charisa

"Iya mau lah, meskipun kita mantan bukan berarti jadi orang gak kenal khan" kata Anneth

"Oke, gue bantuin lo temenan lagi ama Deven" kata Charisa "tapi... gue minta dengan sangat, lo jangan nyakitin dia lagi Neth"

Anneth mengangguk "gue cuma mau temenan ama Deven, Cha bukan balikan pacaran"

"Ya udah kalau gitu, gue bantuin" kata Charisa

"Gimana caranya?, dia loh gak mau deket-deket ama gue Cha" tanya Anneth bingung

"Kita harus ngumpulin massa Neth" kata Charisa dengan tawa nyaring "Joa, Nashwa, Putri sama Lifia bisa bantuin kita, nanti kalau Gogo biar gue yang ngomong"

"Memang mereka mau bantuin gue Cha?" tanya Anneth

"Demi persahabatan kita, kenapa mereka gak mau?, kita ini udah lama loh kayak hubungannya ada gap gitu, gap elo dan gap'nya Deven... karena sekarang lo dan Deven ada kemungkinan berteman lagi, gue yakin mereka semua pasti mau" kata Charisa "gue sebenernya udah lama nungguin moment ini, kita semua bersatu lagi kayak dulu"

Anneth mengangguk, apa yang dibilang Charisa memang betul... sejak putus dari Deven, banyak yang berubah dari kehidupannya tidak hanya ada yang hilang dari masalah percintaannya tapi juga persahabatannya dengan teman-teman yang lainnya.