Satu bulan dua minggu, tidak ada banyak hal yang di-alami oleh Leo beserta orang-orang terdekatnya dalam kurun waktu tersebut...
Pengecualian untuk sebuah negara kecil yang berbatasan langsung dengan pulau Kalimantan kepunyaan negara maritim tersebut, ada kabar burung yang mengatakan kalau tercipta sebuah konflik antara kedua pemilik [Soul Island] terkemuka..
Tapi ada juga yang mengatakan kalau konflik tersebut terjadi karena penyeludupan imigran ilegal, well tidak ada yang tahu pasti apa penyebab terjadinya konflik tersebut bukan karena kendala komunikasi bahkan bisa dikatakan seandainya ada pihak yang ingin menyelidiki hal tersebut maka kebenaran akan dengan mudah terungkap seketika.
Lebih tepat untuk mengatakan kalau bahwasannya konflik antara kedua belah pihak pemilik [Soul Island] ataupun insiden imigran gelap, sama sekali tidak mampu menarik perhatian dari media berita ataupun netizen awam.
Karena nyatanya terdapat berita yang berkali-kali lebih besar dibandingkan konflik kecil yang terjadi di negara terpencil tersebut, berita yang dapat dengan mudahnya membuat seluruh umat manusia bersorak kesenangan atau justru terpuruk dalam hitungan detik saja.
.
.
.
.
"Hoammm" Leo seperti seorang pelajar pada umumnya kini tengah menguap penuh kebosanan, tak jauh dari sisi Leo. Irene yang sedang merasa bosan dengan buku bacaan-nya pun hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah teman baiknya itu.
"Hihihi, cukup jarang daku dapat melihat Leo yang mati kebosanan seperti itu... Sayang sekali daku tidak membawa kamera" Ujar Irene sambil sesekali terkikik geli membayangkan dirinya mendapat-kan foto Leo dalam pose kebosanan itu.
"Kamu tahu Irene, mendengar gelak tawa-mu itu entah kenapa membuat seluruh bulu kuduk-ku berdiri seketika" Timpal sesosok gadis sambil mengangkat tangan kanannya memperlihat kepada Irene kalau hal yang dia katakan benar-benar terjadi.
"Hehehe maaf-maaf Rika, hanya sedikit membayangkan beberapa hal lucu saja" Yup, gadis tersebut tak lain ialah Rika yang semenjak memasuki ajaran baru menjadi teman sebangku dari Irene, Rika sendiri merupakan gadis yang termasuk ke dalam kategori penakut terhadap kikikan jadi wajar-wajar jika kita mendapati Rika dalam keadaan seperti ini (Ketakutan setengah mati terhadap gelak tawa dari Irene).
Dalam hitungan detik, Rika sebagai seorang salah satu gadis pengosip handal di Academy jelas mencium bau-bau berita viral pada penggalan kalimat Irene. "Hohoho, berita besar seorang primadona kelas 12-A menganggap seseorang lucu... Apakah primadona kelas kita telah menemukan seorang pujaan hati??" Rika bertanya dengan usil tapi siapa yang menyangka kalau Irene justru memerah malu mendengarkan ucapan dari gadis tukang gosip tersebut.
Menyebabkan Rika tak bisa berkata-kata menyaksikan tingkah laku dari sang primadona kelas tersebut, "Hmmm, kamu ini benar-benar Irene Handono kan?? Bukan seorang alien yang tengah menyamar menjadi dirinya??" Jelas pertanyaan yang barusan di-lontarkan oleh Rika membuat Irene tersedak oleh air liurnya sendiri, menyebabkan primadona kelas tersebut terburu-buru meminum air secara rakus.
Irene mendelik tajam teman sebangkunya tersebut sambil berkata "Benarkah?? Tampaknya kamu memiliki sedikit masalah dalam sirkuit otakmu itu Rika" Dengan nada yang agak sarkasme Irene berkata tapi Rika sama sekali tidak memperdulikan kata-kata yang mengandung sarkasme kecil tersebut padahal dia bisa saja membuat sang primadona kelas tersebut menjadi topik utama karena sarkasme-nya itu???
"Tidak ada kendala sama sekali dalam sirkuit otakku, semuanya berjalan baik-baik saja bahkan daku secara rutin melakukan perawatan berkala setiap minggunya" Bukan Rika namanya jika tidak mampu membalikkan keadaan, dan ya Irene-pun tak bisa berkata-kata mendengar perkataan sang gadis pengosip tersebut.
"Oh ya?? Benarkah itu, lalu bagaimana jika kita melakukan pengecekan lagi sekarang?? Mengingat sirkuit otakmu mungkin mengalami konsleting sekarang" Irene kembali berkata dengan senyuman anggunnya membuat Rika hanya bisa terdiam karena perkataan serta perbuatan sang primadona kelas sangat berbanding 360°.
"Huh?? Kamu ini ngajak ribut ya??" Dan pada akhirnya Rika-pun meletus bak laksana sebuah gunung berapi, nampaknya perdebatan kali ini di-menangkan oleh Irene.
Mengapa ada kata 'Kali ini'?? Well ini ada karena Irene serta Rika memang selalu berdebat kapan-pun dan dimana-pun, perdebatan yang mereka lakukan bisa berupa adu mulut seperti tadi ataupun mengadu nilai skor dalam mata pelajaran.
Mengingatkan kita dengan rivalitas yang di-miliki oleh beberapa protagonis serta antagonis dari cerita-cerita novel, maupun manga bukan???
.
.
.
.
{Time-Skip : Aula Academy}
Dua jam penuh itulah waktu yang di-habiskan oleh para guru Sharpening Soul Academy atau kita singkat SSA untuk melakukan rapat yang agaknya merupakan rapat paling penting dalam sejarah Academy Top tersebut.
Hampir seluruh murid yang berada di angkatan terakhir yakni murid-murid kelas 12 berkumpul di ruangan tersebut, jumlah mereka tidak terlalu banyak hanya sekitar 177 orang saja....
Ya kalian tidak salah membaca-nya sama sekali mengingat murid-murid tersebut merupakan gabungan dari kelas 12-A,12-B,12-C serta 12-D... "Test.. Test.. Satu-Dua-Tiga" Mendadak sebuah layar helogram berwarna biru muda memunculkan dirinya kepada murid-murid kelas 12.
Tak berselang lama teriakan tak jelas-pun terdengar dari beberapa murid kelas 12, murid-murid yang berteriak tersebut tak lain merupakan rombongan siswa dari kelas 12-D.
12-D sendiri merupakan kelas dengan jumlah siswa paling banyak yakni sekitar 51 orang, dimana kelas tersebut hanya dihuni oleh para siswa kaum Adam (Pria) saja.
Tak akhyal kelas 12-D pun menjelma menjadi kelas dengan jumlah tukang pukul (preman sekolah) paling banyak di seluruh Academy, dari hal tersebut-lah yang mendasari kenapa rombongan murid 12-D menjadi sangat memberontak serta masuk ke dalam kategori kelas yang paling tidak ingin di masuki oleh hampir seluruh guru SSA.
Tunggu sebentar kenapa kita justru membahas kelas 12-D?? Baiklah mari kita kembali ke alur utama dan tinggalkan masalah perihal 12-D yang penuh dengan berandalan kelas tersebut...
.
.
.
.
Netra transparan dari hologram tersebut bergerak dengan liar memandangi kumpulan murid kelas 12 yang tengah berkumpul di-ruangan aula tersebut, 'Bagus seluruh murid angkatan 12 telah berkumpul di sini, hal yang sangat bagus sekali!!! Jika begini daku bisa mulai melakukan pengumuman' Batin sang hologram yang tak lain merupakan kepala sekolah dari Sharpening Soul Academy
"Pstt, Irene hanya ingin bertanya dimana Leo sekarang?? Kenapa daku tidak dapat melihat batang hidungnya sama sekali sekarang??" Rika yang memang merupakan seorang gadis pengosip jelas selalu memperhatikan keadaan sekitarnya sehingga merupakan hal yang cukup wajar bagi dirinya, untuk menyaksikan kalau Leo sama sekali tidak berada di ruangan tersebut bersama mereka.
Netra kuning neon tersebut membelak sebesar-besarnya saking terkejutnya, tak perlu menunggu lama Irene-pun ikut serta memeriksa area sekitar demi mencari sahabat baiknya tersebut.
"Sial, kau benar Rika!!! Leo menghilang kita harus memberitahukan hal ini kepada kepala sekolah sekarang!!!" Tanpa basa-basi sedikit-pun Irene mengambil inisiatif untuk keluar dari kumpulan murid-murid tersebut, menyebabkan hologram biru muda itu-pun memandanginya dengan penuh tanda tanya.
"Lapor pak, teman sekelas Leo tidak berada di sini pak" Singkat dan jelas itu-lah yang di ucapkan oleh Irene, "HAH??!!!! APA KAU BILANG??" Hologram tersebut berteriak mengeluarkan volume suara yang cukup tinggi untuk merusak gendang telinga manusia menyebabkan para siswa secara serentak langsung menutupi gendang telinga mereka secara bersamaan.
.
.
.
{Sementara itu di tempat lain}
"Ahhh sungguh nyaman rasanya dapat menikmati semilir angin selatan, sejuk sekaliiii" Sesosok pria yang sudah tidak asing lagi buat kita semua terlihat jelas tengah bersandar ria di-bawah pohon beringin, sosok tersebut tak lain ialah Leonardi Erlangga.
Yang tanpa rasa bersalah sedikitpun justru tengah memejamkan matanya menikmati semilir angin selatan?? Sungguh inilah Leo, murid yang paling bersikap santai...
TBC