[Banquet hall]
Ada terlalu banyak perbedaan yang terjadi dalam kurun waktu satu bulan ini, dan perbedaan paling besar ialah bertambahnya jumlah penduduk [Haunted Island]
Yang awalnya hanya berjumlah enam makhluk dengan dua di-antara merupakan manusia serta empat sosok hantu, berubah seketika mencapai angka dua ratus delapan.
Bertambah hingga dua ratus dua, tentu saja seluruh hantu tersebut entah itu merupakan media kutukan ataupun sosok Red-Spectre sekalipun.... Mereka semua masih mendapatkan tubuh fisiknya masing-masing.
Yang agaknya merupakan dambaan dari para hantu tersebut bukan, bertambahnya jumlah hantu jelas memaksa ke-enam senior yang ada untuk mengambil berbagai macam keputusan seperti mengubah lima kamar di lantai pertama pada bangunan GCA menjadi Ruang perjamuan [Banquet hall].
Enam kamar di lantai pertama yang di-ubah secara dratis menjadi kamar mandi campuran serta jangan lupakan dengan fakta kalau lima kamar yang tersisa dilantai pertama telah menjadi ruangan dapur serta merta gudang untuk menyimpan sumber daya makanan.
Efesiensi serta efektivitas yang sangat mengerikan dari tim pembangunan dibawah naungan Zhang Gui tersebut meski tidak bisa dikatakan kalau hal-hal itu murni karena pekerjaan tangan mereka saja sih, bahkan bisa dikatakan beberapa proyek mereka terdapat campur tangan tim lain.
Contohnya saja proyek desa hantu yang dimana berkat kerja sama dari tiga tim yakni tim pembangunan, tim wahana beserta tim keamanan-lah...
Proyek besar itu dapat dikejar dalam waktu yang cukup singkat hanya sekitar dua belas harian saja, cukup hebat bukan kerja sama mereka semua??
.
.
.
[BIP.. BIP.. Click]
"Hallo, Sia?? Apa masih lama lagi, bisa tidak kalian bekerja lebih cepat?? Aku sangat kelaparan sekali" Leo yang sebelum-sebelumnya entah darimana telah terlihat duduk manis di salah satu bangku.
Menggunakan smart-watch miliknya menelpon ketua dari tim sumber daya yang sekaligus merupakan kepala chef juga, lagipula mustahil untuk Leo yang merupakan pemilik pulau melakukan hal-hal seperti memasak bukan?? Jika ia terus melakukannya maka bisa-bisa para karyawan hantu yang baru saja bergabung akan menganggap remeh dirinya bukan??
Meski Siasandra jelas-jelas merupakan hantu type pembunuh tapi jangan lupakan satu hal, sebelum menjadi sosok hantu air. Siasandra pernah menjadi kepala chef di sebuah hotel bintang lima, meski hal tersebut tidak bisa terlalu dibanggakan juga sih sebab hotel itu telah bangkrut beberapa puluh tahun lampau.
Lagipula Siasandra meninggal karena terlilit oleh utang yang disebabkan oleh sang suami, dikhianati oleh sosok yang dia cintai serta kehilangan harta benda telah membuat Siasandra bergelap mata.
Dan setelah kurun waktu yang cukup lama ia-pun mengambil keputusan nekat, mengambil nyawa sang suami untuk ikut serta bersama dirinya ke alam baka secara bersama-samaan.
Tapi siapa sangka, hanya sang suami sajalah yang pergi ke alam baka meninggalkan jiwa Siasandra di alam duniawi menjadi sosok hantu penasaran serta penuh dendam.
Setidaknya itulah kisah dari Siasandra sosok hantu air yang perlahan-lahan kembali ke identitas awalnya sebagai kepala chef [Haunted Island], "Sabar sebentar Leo, apa kau pikir kami tidak kerepotan sekarang??" Suara lantang milik Siasandra-pun terdengar dari smart-watch milik Leo.
Jika berdasarkan nada suara pihak lain, agaknya Siasandra sedang sibuk sekarang kan?? "Oke, aku akan menunggu dengan sabar" Oleh karena itu jugalah Leo langsung mematikan panggilan smart-watch miliknya.
Leo yang telah menutup panggilan telepon miliknya mengarahkan kedua netra miliknya ke sembarangan arah, dan ya ia-pun berjumpa dengan rombongan keluarga Chang.
Yang pada saat ini terlihat cukup tertekan sekaligus penuh nuansa suram juga, hal ini membuat Leo bertanya-tanya seketika 'Hal apakah yang telah di alami oleh mereka semua dalam touring singkat tersebut??'
.
.
.
.
"Selamat siang Paman, Bibi, dan juga Silvia. Bagaimana touring singkat kalian tadi, apakah menyenangkan??" Dengan niatan untuk berperilaku baik, Leo-pun bangkit dari kursi malas yang memang sengaja dibuatkan oleh Zhang Gui untuk dirinya seorang.
Luke yang saat ini telah terlihat cukup baik dibandingkan beberapa saat lalu-pun memberikan sebuah senyuman kepada calon menantu idamannya tersebut "Mungkin lebih tepat untuk mengatakan touring singkat itu sebagai 'Pengalaman Menyeramkan serta penuh Horror' Leo..." Ucap Luke sembari mengubah senyuman hangatnya menjadi sebuah senyuman miris.
Lagipula ia tidak pernah menyangka kalau hasil kerjaan tangan dari calon menantu serta putri angkatnya tersebut akan berhasil dengan mudahnya membuat mereka terkena mental seketika, bahkan putri angkatnya juga tidak luput dari imbasan tersebut.
"Eh, hehehehe.. Syukurlah kalau begitu, ini bermakna kalau wahana horror buatan kami semua telah sukses menakut-nakuti sepasang pengguna kekuatan juga kan??"Ucap Leo dengan ekspresi kepuasan sekaligus penuh kebanggaan di wajahnya, lagipula para pengguna kekuatan spesial biasanya memiliki kondisi mental yang jauh lebih baik dibandingkan manusia awam.
Maknanya ialah mereka (para pengguna kekuatan spesial) lebih tahan banting menghadapi benda-benda berbau mistikal seperti penampakan hantu serta hal-hal menyeramkan seperti pembunuhan berantai, kesuksesan kecil ini jelas membuat Leo beserta para staff merasa puas untuk sesaat.
Bahkan Irene yang beberapa saat lalu berada dalam kondisi hati kurang baik-pun tidak luput dari perasaan tersebut, merasa senang sebab hasil kerja kerasnya sebagai wakil pemilik pulau sekaligus sekertaris mampu menggoyangkan mental baja sang ayah.
"Iya dan tidak mungkin, lagipula itu baru satu wahana saja kan?? Desa hantu itu memiliki lebih dari lima wahana kan, hal kecil ini hanya bisa dikatakan sukses jika wahana-wahana lain mampu memberikan pengalaman seperti tadi juga" Tidak ingin membuat Leo beserta para staff merasa senang di atas penderitaan mereka, Luke-pun membuat alasan tersebut.
Mengenai perkataan Luke tersebut membuat Leo hanya bisa menggelengkan kepalanya secara pelan 'Sungguh kekanak-kanakan sekali, pria tua ini' Pikir Leo sembari tertawa kecil melihat kelakuan pria terumur tiga puluh tujuh tahunan tersebut.
.
.
.
"Ehem baiklah kalau begitu, bagaimana jika kalian berempat duduk bersama diriku di meja tersebut?? Kebetulan juga sebentar lagi, jam makan siang" Sedikit berdehem Leo-pun mencoba mengganti topik pembicaraan, lagipun Leo merasa semakin sering ia membahas hal ini bisa-bisa pria tua ini akan meledak dengan amarah nantinya.
Bisa repot nantinya kalau pria tua ini membawa paksa Irene kembali ke bintang biru, bisa-bisa Leo akan tepar karena berbagai macam laporan harian tersebut kan??
.
.
.
.
.
TBC