Aku memutuskan untuk berhenti di salah satu warung, tempat biasa aku dan sahabatku sarapan pagi kalau sedang pergi berolahraga pada akhir pekan. Aku langsung memarkirkan motorku, Anisa terlihat bingung, tetapi dia tidak bertanya apa pun. Aku memberi isyarat agar ia berjalan di sisiku. Kami menuju salah satu warung makan kecil di pinggir jalan itu. Warung kecil beratap terpal berwarna merah, yang di dalamnya ada bangku dan meja panjang tersusun rapi. Yang menyediakan sarapan ala Padang Sumatra Barat.
"Buk, lontong gulai paku dua." Iya, kedengaran memang agak seram sih, masak makan lontong pakek paku. hehehe. Kalau kamu tidak pernah tinggal di kota Padang dan tidak mengerti bahasa Minang. Lontong paku adalah lontong sayur—yang sayurnya adalah daun pakis muda. Kami orang Minang menamai daun pakis itu adalah daun paku. Dengan kuah gulai bersama racikan cabai rawit, santan, dan bumbu-bumbu lainnya. Agak pedas memang, tetapi sekali mencoba cukup membuat ketagihan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com