Niky mendengus. "Udah pernah, makasih." Jawabnya ceplas-ceplos hingga membuat Ariel kehilangan kata-katanya dan Luna terkikik geli karena sejak tadi mengamati gelagat Ariel.
"Na, gue balik, ya." Ujar Niky.
"Tapi besok ke sini lagi, kan?" tanya Luna memastikan. "masih kangen tahu..."
"lya... hadiah dari Ibu buat Gian sama Gion juga masih ketinggalan di hotel."
Niky membungkuk untuk mengecup pipi Luna, mengucapkan selamat sekali lagi sebelum berlalu pergi tanpa berpamitan baik pada Amir maupun Ariel.
Sepeninggalan Niky, Amir mengajak Luna mengobrol, sedangkan Ariel yang sejak tadi hanya berdiri di tempatnya, terdiam kaku karena tiba-tiba saja, perasaan hampa itu semakin menyelimutinya.
Niky terlihat baik-baik saja. Dia bahkan... seperti tidak terusik sedikitpun oleh keberadaan Ariel. Apa mungkin yang Luna katakan tadi itu benar? Niky sudah memiliki kekasih dan Ariel tidak lagi berarti di matanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com