Night ternyata sampai duluan di tempat tinggal Sang Leluhur Selatan. Lalu tuan rumah datang sekitar beberapa menit setelahnya.
"Maaf kalau saya membuat Anda menunggu, Yang Mulia," ucap Larry sambil menundukkan kepalanya.
Night menggeleng cuek sambil menyamankan dirinya di salah satu sofa. "Tak apa-apa. Tak perlu tegang," ucapnya datar.
Larry tampak segera mendudukkan tubuh di sofa di depan sang raja.
"Tapi Anda dari mana, Paman? Apa yang kau kerjakan sampai meninggalkan tempat tinggalmu?"
Larry tak bisa menyahut. Dalam beberapa saat mahluk itu terdiam, ketika otaknya sibuk memikirkan alasan. Karena kini dia harus kembali berbohong pada orang yang dia hormati itu. Bukannya dia menginginkan hal itu, melainkan karena tak ada pilihan lain yang ia punya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com