"Argh!"
Tanpa bisa ditahan, pisau itu menikam Honey tepat di perutnya. Sukses membuat wanita itu terkejut. Dia melotot memandang tak percaya seorang dengan pakaian wanita yang tiba-tiba menyerangnya.
Namun tak hanya dirinya, sosok yang menjadi saksi kejadian itu juga tak bisa melakukan apapun. Karena waktu mereka berlainan. Ia hanya seorang pengintip yang datang dari masa depan untuk melihat lagi semua yang terjadi. Dia tak punya hak untuk terlibat dengan kronologi ini.
"K-Kau siapa? K-Kenapa… k-kenapa kau…."
Dengan susah payah Honey bertanya. Dia menguatkan diri untuk tetap berdiri, sambil memegangi perutnya yang terasa ngilu luar biasa. Di mana darah dengan tanpa henti terus merembes dan membasahinya.
Dan yang lebih membuat darah Night mendidih adalah bagaimana pelaku malah menyunggingkan seringaian yang kejam. Tak ada sekali tanda-tanda merasa bersalah apalagi menyesal di wajahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com