webnovel

Saya Tidak Bisa Memakan Daging

Redakteur: Wave Literature

Chen Yushan menatap papan catur sambil menggigit ibu jarinya dan mengerutkan alisnya. Gadis itu tampak sedang berpikir.

Kekalahan sudah di depan mata… .

Tidak ada kesempatan untuk mengulang permainan.

Chen Yushan butuh waktu yang lama untuk menerima kekalahannya, hingga ia kembali memohon dengan ragu-ragu.

"Sekali lagi… ."

Sementara itu, Luzhou tampak menghela nafas dan menatap langit-langit.

"Apakah aku boleh menyatakan kekalahanmu sekarang?"

"Tidak boleh!"

Chen Yushan merasa sangat marah sampai ia ingin menghentakkan kakinya.

Ketika ia mendapat pertanyaan tentang matematika, ia selalu mendengar gunjingan seperti, "Apakah ini merupakan sub-topik?" atau "Apakah kamu mengikuti ujian pascasarjana?". Sebenarnya Chen Yushan berharap kalau ia dapat memenangkan permainan catur ini, tetapi Luzhou tidak memberikannya kesempatan, bahkan pemuda itu sudah sepuluh kali menang darinya. Walaupun begitu, Luzhou masih mengizinkannya untuk bermain terlebih dahulu.

'Apakah tingkat kecerdasanku begitu rendah?' Pikir Chen Yushan.

Sekarang Chen Yushan yang merupakan seorang siswa terbaik selama tiga tahun mulai meragukan dirinya.

Ketika Luzhou melihat Chen Yushan meminta satu kali kesempatan untuk bermain lagi, pemuda itu kemudian mengajukan satu pertanyaan.

"Apakah aku boleh bertanya?"

Wajah Chen Yushan terlihat kesal, tetapi tetap membalas pertanyaan Luzhou barusan. "Memangnya kamu mau bertanya apa?"

"Mengapa kamu menganggap dirimu mahir bermain catur?" Tanya Luzhou dengan serius.

Ketika mendengar pertanyaan tersebut, wajah Chen Yushan menjadi memerah dan dengan malu-malu berkata, "Ketika aku masih kecil…aku pernah bermain catur dengan Ayah dan Ibu ku, dan aku tidak pernah kalah."

"Kapan?"

"Sepertinya pada saat SD." Jawab Yushan dengan suara pelan.

Ya ampun!

Kamu masih mengingat hal-hal yang terjadi pada saat kamu masih SD!

Jika kamu pernah bermain bersama dengan orang tuamu, apakah kamu juga pernah bermain dengan orang lain?

Entah mengapa, Luzhou tiba-tiba merasa simpati dengan Chen Yushan.

Makan siang mereka adalah Pizza Seafood Keju Istimewa. Ternyata Nona Yang memang tidak berbohong, karena pizza di kafe ini benar-benar lezat.

Sekalipun harganya agak mahal, tetapi bukan Luzou sendiri yang membayarnya. Selain itu, pemuda tersebut masih memesan satu porsi es krim.

Ketika Chen Yushan sedang melahap Sandwichnya, ia melihat Luzhou yang duduk di seberangnya sedang makan dengan lahap. "Kamu benar-benar makan dengan lahap, hati-hati kalau perutmu menjadi besar." Ujar Chen Yushan.

"Aku lebih senang menjadi gemuk." Jawab Luzhou sambil memakan es krim berkalori tinggi dengan taburan meses coklat. "Tapi aku tidak bisa memakan daging." Imbuhnya.

Tiba-tiba ia terdiam, Chen Yushan juga tidak berbicara apapun.

Emmm...

Tampaknya lelucon ini mengungkapkan sedikit rasa benci, bukan?

Sepertinya ada keluhan di dalam ucapan barusan…

Luzhou pun akhirnya menggigil…

...

Mereka pun kembali ke kampus pada jam dua siang. Hari ini cuaca terasa lebih panas daripada biasanya.

Karena takut kepanasan, Chen Yushan pun enggan berjalan-jalan keluar. Ia melambaikan tangannya untuk mengucapkan perpisahan pada Luzhou, kemudian segera kembali ke kamar asrama.

Luzhou lalu kembali ke kamar asrama untuk mengambil komputer dan buku yang dipinjamnya dari perpustakaan. Setelah itu, ia pergi menuju ke bangunan fakultas dan masuk ke dalam ruangan belajar yang kosong dan ditempati oleh siapapun.

Masih ada waktu empat jam sebelum efek dari kapsul fokus berakhir. Luzhou mengkonsumsi obat tersebut saat jam enam dan akan berakhir sampai jam sebelas, tetapi efeknya masih sedikit tersisa hingga jam dua belas. Karena hari ini perpustakaan tutup lebih awal, maka Luzhou tak bisa belajar di sana seperti biasanya.

Awalnya Luzhou berencana untuk mengkonsumsi obatnya setiap dua hari sekali, tetapi karena besok ia memiliki rencana lain, maka ia memutuskan untuk begadang agar tidak membuang waktu demi menyelesaikan misi.

Setelah menyalakan komputer, Luzhou segera memeriksa kotak masuk email dan mengetahui bahwa Wang Xiaodong telah mengirimkan program yang telah terselesaikan.

Setelah memeriksa program tersebut, Luzhou pertama-tama memasukkan kode ke dalam kotak pengisian, kemudian mulai menulis sesuai dengan format makalah pemodelan matematika.

Luzhou baru menyelesaikannya ketika hari sudah sore. Ia kemudian mengirimkan makalah dan programnya ke email Profesor Liu.

"Lebih baik aku pergi ke kantin untuk makan lalu kembali lagi." Kata Luzhou sembari merentangkan pinggangnya lalu berdiri dari posisinya dan berjalan keluar dari kelas.

Karena saat ini adalah liburan musim panas, maka kantinnya pun sepi.

Artinya, Luzhou tidak perlu berbaris untuk mengantri makanan. Akan tetapi, banyak bibi penjaga kantin yang berlibur dengan para mahasiswa, dan hanya ada beberapa orang bibi penjaga yang terlihat dari jendela kantin.

Namun hal tersebut tidak berpengaruh pada Luzhou. Ia tetap memesan semangkuk mie seperti biasanya.

Ketika Luzhou sedang makan malam, ia secara kebetulan bertemu dengan Profesor Tang. Luzhou kemudian menghampiri beliau dan menyapanya. Luzhou kemudian duduk berhadapan dengan Profesor Tang.

Profesor Tang pun tersenyum saat menatap Luzhou dan bertanya secara langsung. "Bagaimana dengan persiapan pemodelan matematika kalian?"

Luzhou pun membalas senyuman tersebut, lalu berkata, "Sudah siap. Saya baru saja menyerahkan tugasnya kepada Profesor Liu."

"Apa yang telah kamu pelajari belakangan ini?"

Luzhou tahu bahwa Profesor Tang tidak membicarakan tentang pemodelan matematika, jadi ia berpikir sejenak kemudian menjawab. "Belakangan ini saya membaca dokumen tentang kemajuan proyek penelitian tentang GIMPS.

Profesor Tang mengangkat alisnya lalu tersenyum dan bertanya, "Apakah itu artikel dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok?"

"Ya, itu benar." Jawab Luzhou sembari menganggukkan kepalanya. "Saya membaca makalah dari tahun 1992 yang berjudul Distribusi Bilangan Prima Mersenne dan melihat bahwa hipotesis yang ada di dalamnya sangat menarik, tetapi prosesnya terlalu singkat. Hanya ada satu kesimpulan di dalam penelitian tersebut, jadi saya mencoba untuk mempelajarinya." Ujar Luzhou.

"Saya tahu makalah itu." Balas Profesor Tang lalu menghela nafas seolah ia mengingat ada sesuatu yang ia lewatkan. "Makalah Tuan Zhou yang juga diakui secara internasional itu, telah memberikan reputasi kuat bagi Komunitas Matematika Tiongkok."

Satu-satunya masalah yang ada di dalam makalah tersebut adalah, makalahnya terlalu singkat dan hanya berisi dua halaman. Sekalipun rumus akurat dari Distribusi Bilangan Prima Mersenne telah diusulkan, tetapi proses pembuktiannya tidak diberikan, sehingga hanya bisa diterbitkan sebagai hipotesis.

Profesor Tang lalu menatap Luzhou dan berkata sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, jika kamu tidak mempelajari Fungsi Linier, bagaimana kamu bisa mempelajari Bilangan Prima Mersenne?"

"Eh…mungkin karena aku tertarik?"

Ucapan Luzhou barusan terdengar ragu, karena ia tidak mempercayai kata-katanya sendiri.

Profesor Tang juga tidak terlalu mempercayai perkataan Luzhou barusan. Beliau pun menggelengkan kepalanya dan berbicara dengan nada serius. "Bakatmu dalam matematika itu tidak terduga, tetapi kamu kurang sabar. Apa yang bisa kamu capai jika kamu terburu-buru? Jangan terburu-buru, lagipula kamu masih perlu banyak belajar. Apakah kamu berpikir bahwa Bilangan Prima Mersenne begitu perlu untuk dipelajari? Proyek GIMPS yang kamu katakan membutuhkan waktu delapan tahun untuk mengetahui apakah Bilangan Prima Mersenne yang ke 44 merupakan masalah yang ke 44. Apakah kamu yakin bisa mendapatkan penghargaan jika kamu melakukannya?"

Sekalipun Bilangan Prima Mersenne yang ke 44 telah ditemukan pada tahun 2006, tetapi dari 14 tahun yang lalu hingga sekarang, Komunitas Akademik masih meragukan Bilangan Prima Mersenne yang ke 43.

Karena jumlah Bilangan Prima Mersenne terlalu besar, bahkan melebihi batasan manusia, maka melakukan penelitian mengenai hal tersebut sangatlah tidak mudah.

Sekarang, menurut kriteria penghargaan proyek GIMPS, jika ingin mendapatkan hadiah, maka perlu menemukan 100 juta Bilangan Prima Mersenne. Lalu, apakah yang sudah dilakukan sudah sebanding dengan apa yang telah diberikan?

Bukankah lebih baik menggali Bitcoin dan melakukan penelitian? Bear-benar lucu!

Menyadari karakter Luzhou yang tertarik dengan uang, Profesor Tang secara subjektif percaya bahwa Luzhou pasti mampu mendapatkan penghargaan dan mampu mendapatkan hadiah uang tersebut.

Sementara itu, Luzhou tampak tersenyum ragu dan tidak bisa menyangkal.

Karena Luzhou kesulitan untuk menjelaskannya.

Luzhou tidak tahu bagaimana mungkin Profesor Tang bisa salah paham.

Ketika Profesor Tang sadar bahwa Luzhou terdiam, beliau lalu menghela nafas dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Makalahmu sangat bagus. Tidak hanya saya saja yang berpikir seperti itu, tetapi beberapa Profesor di Departemen Fisika yang telah melihatnya, juga berpikiran bahwa makalahmu sangat bagus. Jika kamu ingin terus mempelajarinya, saya yakin bahwa kamu akan mampu mendapatkan penghasilan yang besar dalam waktu kurang dari dua tahun."

"Profesor, apakah anda menyarankan saya untuk terus mempelajari bidang ini?" Tanya Luzhou dengan suara lirih.

Profesor Tang menggelengkan kepala seraya berkata, "Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya tidak begitu menyukai arahan yang ini, pertama karena tidak begitu populer, yang kedua karena tidak dapat memberikan penghasilan, dan yang ketiga karena saya kurang mendalaminya jadi saya tidak bisa membantumu. Jika kamu tertarik untuk mempelajarinya, saya tidak akan menghalangimu. Namun kamu mungkin akan sedikit kesulitan jika ingin memperdalamnya. Lebih baik kamu pertimbangkan hal ini terlebih dahulu."