webnovel

Belajar Dari Yang Sukses

Redakteur: Wave Literature

Hari Sabtu telah tiba, dan seperti biasa, Luzhou pergi ke rumah Nyonya Yang untuk mengajari Han Mengqi matematika.

Saat Nyonya Yang pergi dari ruangan, gadis itu segera bertanya tanpa berbasa-basi. "Kudengar, kamu berhasil membuktikan Teori Zhou."

Luzhou menatap gadis itu dan menjawab, "Iya, minggu lalu."

Han Mengqi menggertakkan giginya dan berbisik, "Kalau begitu… Kamu tidak perlu mengajariku lagi."

Kemudian Luzhou bertanya dengan heran, "Memangnya kenapa?"

Lalu Han Mengqi berkata, "Kamu punya banyak uang sekarang… Apa kamu masih perlu bekerja sebagai guru les?"

Ini logika dari planet mana? Sejak kapan ada kata 'terlalu banyak uang'?

Tidak ada uang yang percuma.

Luzhou suka belajar, namun ia masih seorang manusia, bukan robot, dan ia bisa kelelahan kalau belajar tanpa henti setiap hari.

Hari-hari mengajari Han Mengqi adalah hari istirahat untuk Luzhou, hari di mana ia hanya perlu berpikir cara mengerjakan soal-soal yang sederhana. Ia bisa beristirahat dan mendapatkan uang. Untuk apa berhenti?

Luzhou menghela nafas lalu mengambil sebuah buku, kemudian menyentuh kepala gadis itu. "Jangan aneh-aneh, jaman sekarang mencari uang sangat sulit, dan kamu harus selalu menabung. Cepat ambil buku berisi jawaban-jawaban yang salah, dan kertas ulangan yang baru dibagikan."

Han Mengqi tidak menyangka bahwa kepalanya akan disentuh, ia menatap Luzhou dengan sedikit sebal.

Namun, setelah pertanyaan memalukan itu, gadis itu memutuskan untuk mengambil buku dan kertas dari tasnya.

Dengan bantuan kertas ulangan dan buku tersebut, Luzhou memeriksa perkembangan kemampuan gadis itu bulan ini.

Perkembangannya cukup bagus, dan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah dibahas tidak lagi salah.

Saat Luzhou sibuk memeriksa kertas ulangan beserta dengan soal-soal dalam buku, Han Mengqi berdehem dan bertanya, "Aku ingin… Aku ingin kamu mengajariku Fisika dan Kimia juga… Apa kamu tidak keberatan?"

Luzhou berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab, "Aku tidak keberatan, tapi aku tidak tahu banyak tentang soal-soal yang diberikan pada ujian masuk di daerah Provinsi Jiangsu. Aku hanya akan bisa membantu meningkatkan pengetahuanmu dan menyelesaikan soal-soal."

Menurut informasi yang pernah ia dengar, aturan-aturan untuk tes di daerah provinsi perbatasan seperti Jiangsu, berbeda dengan aturan untuk tes dalam provinsi-provinsi utama. Dalam tes, seorang calon mahasiswa tidak hanya diharuskan untuk mengerjakan soal-soal, namun juga memilih satu jurusan tambahan dari "Empat Pintu Kecil".

Ditambah lagi, tes masuk universitas kecil sangatlah rumit, dan aturan-aturan rumit itu digunakan untuk mengeluarkan sebagian besar calon murid mereka.

Informasi itu ia dapatkan dari mendengarkan perkataan Li Tao, anggota Himpunan Mahasiswa yang tinggal di kamar tepat sebelah. Li Tao adalah orang asli dari Provinsi Jiangsu, sehingga kebenaran informasi tersebut dapat dipastikan.

"Tidak apa-apa, itu sudah cukup." Jawab Han Mengqi.

"Kamu ingin masuk universitas apa? Apa kamu punya target lain?" Tanya Luzhou.

"Tidak, aku hanya akan mengambil tes Universitas Jinling." Ucap Han Mengqi. "Aku sudah janji pada sepupuku bahwa aku akan masuk ke universitas yang sama dengannya."

Luzhou memandang gadis itu dengan bingung. Awalnya, ia mengira gadis itu akan memutuskan untuk pergi ke universitas yang jauh demi menghindari ibunya, atau bahkan ke universitas asing di ujung dunia sekalipun. Ia tidak menyangka gadis itu ingin masuk ke universitas lokal.

Akhirnya, Luzhou memutuskan untuk diam dan tidak bertanya tentang keputusan itu.

Setiap orang memiliki hak untuk memilih jalan hidup mereka sendiri.

"Kalau tidak salah, Universitas Jin Ling mengharuskan calon mahasiswa dari Provinsi Jiangsu untuk mendapatkan nilai A dalam tes masuk dan rata-rata Fisika. Kamu harus bekerja keras." Kata Luzhou.

Han Mengqi mengangguk dengan penuh semangat. "Baiklah! Aku akan berusaha!"

...

Pada jam 6 malam, sesi les mereka berakhir.

Luzhou mengenakan celemek masak lalu pergi ke dapur, dan memasak tiga macam cemilan beserta dengan sup ikan. Ia harus memberikan sesuatu kepada tuan rumah, dan ia tidak bisa membeli barang-barang mahal. Akhirnya, ia memutuskan untuk membantu memasak.

Tidak lama kemudian, makanan telah tersaji, dan Luzhou menggantung celemek-nya di dekat pintu.

Pada jam 6 tepat, Yang Danyun tiba di rumah.

Saat wanita itu masuk dan mencium bau makanan, ia memandang Luzhou dengan tatapan terkejut.

Luzhou tersenyum dan menyapanya. "Mari makan bersama, aku sudah membuat tiga porsi."

Yang Danyun terdiam sesaat sebelum menyunggingkan senyum. "Baiklah, kalau begitu, tolong ambilkan semangkuk nasi."

Han Mengqi mengedutkan bibirnya dan segera pergi ke kamar mandi tanpa mengatakan apa-apa.

Seperti biasa, suasana meja makan sangatlah hening.

Jika hanya ada mereka berdua, Han Mengqi akan terus berbicara tentang berbagai hal. Namun, saat ibunya ada di sana, gadis itu akan diam membisu.

Awalnya, Luzhou mengira bahwa perubahan nilai Han Mengqi akan membuat hubungan gadis itu dengan ibunya menjadi sedikit lebih baik.

Namun, kenyataan berkata lain.

Memang, semua orang punya cobaan hidup masing-masing…

Untuk menyingkirkan suasana canggung itu, Luzhou terpaksa harus berdiskusi di meja makan.

Akhirnya, mereka berbincang-bincang tentang aplikasi kereta kampus-nya.

Luzhou ingin mendengar saran dari Nyonya Yang, seorang wanita karir yang sukses.

Mendengar pertanyaan Luzhou, Yang Danyun balik bertanya, "Apa kamu membuat aplikasi?"

"Benar."

"Apakah kamu sudah melakukan analisis produk?"

Luzhou tidak menyangka, Nyonya Yang tidak bertanya tentang produk apa atau berapa jumlah pengguna yang dimiliki aplikasi itu.

Luzhou berpikir selama beberapa saat dan menggeleng, "Belum."

Dia tidak sedang berusaha menarik investor, namun ia sedang berusaha untuk belajar. Jika ia berpura-pura tahu, pertemuan ini akan percuma. Jadi, ia memutuskan untuk jujur.

Nyonya Yang terdiam selama beberapa saat. "Begini, dalam sudut pandang seorang investor, proyek yang bagus untuk diberi investasi adalah proyek dengan nilai N+1. Proyek dengan kualitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata."

"N+1?"

"Benar, N adalah rata-rata, dan +1 adalah nilai inovasi." Nyonya Yang mengangguk. "Tentu saja, menjadi N+1 tidak cukup, dan investor selalu akan melihat pilihan apa saja yang ada sebelum memilih, bahkan membandingkan proyek yang kamu miliki dengan proyek lain dalam industri yang sama. +1 itu adalah peningkatan kemungkinan proyek-mu masuk dalam daftar investasi investor itu."

Nyonya Yang terdiam.

"Lakukan analisis industri dan prospek, serta jangan membahas hal-hal yang tidak penting di depan investor. Zaman investasi untung-untungan sudah lewat, dan semuanya menjadi lebih hati-hati sekarang. Saat membahas analisis dan prospek, gunakan bahasa yang singkat dan jelas. Hal terpenting adalah membuat para investor memahami apa inti proyek-mu."

Rasanya sulit sekali…

Namun, Luzhou terus mendengarkan penjelasan itu dengan seksama.

Ini adalah pengetahuan berharga yang tidak akan bisa ia dapatkan di kelas.

"Setelah analisis industri dan prospek, kamu harus melakukan analisis produk. Misalnya, jika kamu ingin menarik perhatianku sebagai investor, maka kamu harus memberitahuku siapa sasaran konsumen-mu, ada berapa potensi konsumen, dan ada berapa aplikasi lain yang menjadi saingan-mu. Apa kelebihan para saingan itu? Dan bagaimana kamu bisa menjadi lebih menguntungkan?"

Yang Danyun menatap mata Luzhou.

Tatapan itu terasa tajam dan menusuk, hingga Luzhou tidak bisa bernafas selama sepersekian detik.

Namun, tidak lama kemudian, semuanya kembali normal.

Nyonya Yang meminum sup-nya dan meletakkan sendok-nya. "Sepertinya, kamu tidak pernah memikirkan semua itu."

Luzhou hanya bisa mengangguk.

Dia adalah satu-satunya orang yang bekerja dalam proyek tersebut, dan jika proyeknya tidak menjadi salah satu trending topik, mungkin tidak akan ada yang tahu tentang keberadaan aplikasi-nya. Direktur Zhang tidak akan membantunya, dan Direktur Lu tidak akan membantunya mendapat pinjaman 500 ribu yuan.

Ditambah lagi, belakangan ini energinya terkuras karena lomba model komputer dan berbagai hal lainnya, sehingga ia mengesampingkan aplikasi tersebut. Sekarang, masa-masa kembali ke sekolah sudah lewat, dan aktivitas pengguna menurun drastis. Aktivitas akan bertambah sekitar jam 11, namun setelah itu, semuanya akan kembali hening.

Ia menerima kritik dari Weibo, dan walaupun kritik itu menyakitkan, tapi ia memahami bahwa mereka benar. Saat ini, tidak ada investor yang mau mendekatinya dan membantu mengembangkan aplikasi-nya.

"Aku ingin bertanya juga, sasaran konsumen-mu adalah mahasiswa, kan? Mengapa hanya mahasiswa? Dan jika kamu tetap ingin menargetkan kepada mereka, mengapa kamu hanya memberikan jasa memesan tiket? Jika aplikasi lain seperti Alipay atau QQ punya fungsi pemesanan tiket, apakah pengguna mau tetap menggunakan aplikasi itu? Grup untuk chatting? Sudah ada banyak aplikasi yang bisa melakukan itu."

Wanita itu benar-benar kuat, dan sudah lama berkutat dalam bisnis… Dalam waktu singkat, ia berhasil melihat kelemahan aplikasi Luzhou.

Luzhou menyadari bahwa ia telah meremehkan kekuatan internet.

Nyonya Yang kembali angkat bicara, "Tapi, di sisi lain, proyek ini masih berpotensi. Setidaknya lebih baik ketimbang mereka yang hanya bisa membuat PPT dan menunjukkan produk tidak jadi, namun sudah mimpi menjadi penarik investor."

"Jika kamu tidak suka mengatur perusahaan, kamu bisa mempekerjakan manajer profesional, tapi menurutku itu adalah ide yang buruk. Pemimpin terbaik untuk perusahaan baru adalah perintis perusahaan itu sendiri, dan manajer profesional tidak akan mau bekerja di perusahaan yang masih baru. Jika ada yang berani mengklaim mereka mau bekerja, biasanya mereka tidak punya otak, atau mereka punya rencana jahat."

Nyonya Yang mengatakan semua kritikan itu dengan sopan.

Luzhou sama sekali tidak sedih ataupun malu. Perusahaan-nya masih baru, dan ia masih punya harapan.

Ia berpikir selama beberapa saat sebelum akhirnya bertanya, "Apakah Anda punya ide?"

"Tenaga dan kemampuan seseorang sangatlah terbatas, bagaimana jika kamu mencari teman-teman yang bisa membantu?" Jawab Nyonya Yang, "Kamu punya banyak tugas dari universitas, beserta dengan riset, dan lain-lain. Ingatlah, riset, ilmu pengetahuan, dan uang bukanlah tiga hal yang terpisah, namun kamu harus mencari keseimbangan antara ketiga hal itu dengan waktu dan kemampuanmu. Temukan keseimbangan ini."

Luzhou mengangguk dan berkata, "Terima kasih, akan kuingat semua saran Anda."

Pembicaraan itu memberi Luzhou banyak informasi.

Saat ini, ia sudah memiliki beberapa ide untuk memperbesar perusahaannya.

Nyonya Yang mengangguk dan tersenyum senang.

Han Mengqi memandang Luzhou dan Nyonya Yang yang membicarakan bisnis saat mereka makan, "Kalian tidak bisa tidak membahas pekerjaan di meja makan, ya…"

Nyonya Yang terkejut mendengar perkataan anaknya itu, dan seketika terdiam.

Luzhou memandang kedua orang di depannya, dan walaupun ia tidak ingin ikut-ikutan mengurusi masalah rumah tangga orang lain…

Benar kata Nyonya Yang, energi seseorang sangatlah terbatas.

Namun, di dunia ini, ada berapa sih orang yang berhasil menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari?

Ahli bisnis terbaik di dunia pun memiliki kelemahan.

Dalam kasus ini, kelemahan itu adalah keluarga….