" sepertinya kau telah meremehkanku wahai roh ,
sepertinya dirimu telah melupakan ku hahaha , aku
ada disini , dan akan membalaskan perbuatanmu terhadap siren , bersiaplah "
untuk sesaat diriku berdiam diriku , aku memejamkan mata , terasa ada sesuatu yang mengalir di diriku , angin angir disekitarku terasa sangat kencang , mengumpul pada satu titik yaitu diriku
" kau benar siren , aku telah melupakan jati diriku , namun aku tidak akan melupakan apa yang akan kulakukan jika teman ku terluka "
SISTEM 1 ( ROY ) MATA DEWA
mataku terasa sakit , terasa sangat perih , air berwarna kebiruan jatuh dari kelopakku , seperti menangisi sesuatu namun hanya mata kanan ,
rasa sakitnya sama seperti yang terjadi padaku pada saat aku memeriksakannya kedokter ,
" aaah rasa sakit ini sepertinya aku sudah pernah merasakannya , ohh ya pada masa itu , terasa sangat jangkal , ada sesuatu yang menarik yang telah kulihat , mungkin aku akan mencobanya saat ini "
tanganku mengeluarkan cahaya berwarna merah , merah darah , warna yang tak asing dimataku , cahaya ditangan kanan memadat dan membentuk sebuah benda , sekarang terdapat sebilah pedang ditanganku , pedang yang amat indah , Dengan mata runcing yang siap menusuk siapapun , Dengan berhiaskan mutiara berwarna merah menyala
membuat kesan tersendiri saat memakainya
tersadar dirinya dalam keadaan berbahaya , Dengan tekanan yang kuat dan begitu besarnya yang kuberikan , seakan siap menyerang siapa pun yang menyerangku , roh tersebut semakin memancarkan aura yang besar ,
" hah manusia biasa , apakah kau berfikir aku akan takut melawanmu ? aku akan mengeluarkan seluruh kekuatanku untuk melawanmu , berbanggalah karna kau akan mati dihadapan roh yang kuat ini "
roh tersebut berteriak sejadi jadinya , seakan mengeluarkan seluruh kemampuannya , kabut sekarang berubah menjadi hitam pekat , terjadi pertarungan batin sesaat diantara kami , aura yang kami pancarkan bertabrakan , angin angin berhembusan tak karuan bahkan sampai merobohkan bangunan bangunan disekitar ,
" kenapa apa kau takut !? " tanya roh tersebut dengan sombongnya
" lihat dirimu bodoh , perkataanmu menggambarkan keadaanmu saat ini "
" apa kau tak melihat perbedaan kekuatan yang jauh diantara kita ? ternyata bukan hanya bodoh ya ,ternyata kau juga buta "
mendengar perkataanku , aku tau roh tersebut sangat jengkel terhadapku , aku senang karna berhasil mengintimidasi roh tersebut
" orang yang sedang marah besar biasanya akan membuat kesalahan dan jatuh , mari kita lihat apa yang akan dilakukan roh bodoh ini " tantangku pada roh tersebut
sebuah benda melayang dengan cepet ke arahku , namun dengan kabut yang berwarna hitam pekat membuatku kesulitan melihat dan bernafas ,
sudah beberapa menit aku berusaha menghemat bernafas , sekarang keadaanku kacau , badanku terasa lemas dan kepalaku pusing , aku bahkan hampir tidak sadarkan diri
wuuss benda tersebut mendarat tepat disebelahku , mendarat dengan cepatnya membuat dinding dibelakangku pecah berhamburan , jika saja benda yang dilemparkannya tepat mengenaiku bisa dipastikan aku tak sadarkan diri dan kalah darinya
" hampir saja , "
aku segera melompat dan berlari menjauh dari tempat tersebut , mencari roh tersebut dari balik kabut yang pekat , aku terus terusan berlari , melompat dari mobil ke mobil , namun sebuah tiang parkir datang dengan cepat menghampiriku
aku menundukkan kelapaku dan berhasil kembali menghindari serangan roh tersebut
" sangat sulit melawan roh bodoh itu jika terhalang kabut ini , membuatku kesulitan melihat dengan mata ini dan membuatku kesulitan bernafas "
aku mempusatkan energi yang tersisa dari tubuhku kesebilah pedang yang ku gemgam , mutiara dipedangku berkilau lebih terang dari sebelumnya ,
kusentuhkan ujung pedang ketanah yang ku injak
air turun menetes dari langit yang cerah berubah menjadi gelap , semakin deras membuat tubuhku basah kuyub , kabut disekelilingku semakin menipis dan semakin menghilang , jalan jalan dipenuhi genangan air dan rintikan hujan
" apa kau suka hujan ? aku suka hujan "
Dengan hujan yang semakin lebat dan membuat kabut menghilang , roh tersebut kembali ke wujud semulanya
" sudah cukup bermain mainnya , ini sudah cukup untuk membuktikannya , bukti betapa kuat kekuatanku ini " sombongku
" apa yang kau lakukan , bagaimana kau bisa menurunkan hujan tanpa meramalkan mantra ? " raut roh tersebut kaget
" oh kau bertanya ? , bukankah sudah ku bilang kau terlalu meremehkanku , lalu kenapa jika aku menurunkan hujan tanpa kata ? apa rencana mu gagal ? rencana menyerangku saat aku mencoba meramalkan mantra hujan , kau tau menurunkan air
begitu banyak sangat membutuhkan waktu , dan kau akan memanfaatkan moment itukan ? apa aku benar ? "
" kenapa kau tau manusia , kau hanya manusia bagaimana mungkin kau tau "
" Didunia ini banyak misteri yang tersimpan dan orang belum mengetahuinya , aku adalah misteri itu sendiri , ada hal yang tak bisa kau lihat , dan aku sudah jauh dari apa yang ketahui detik ini "
" apa maks-"
belum selesai berbicara roh tersebut memberentikan ucapannya , dia melihatku dengan seriusnya , tatapannya tertuju padaku , Dengan raut yang ketakutan roh tersebut melanjutkan ucapannya
" mata ituuu , siapa kau sebenarnya "
aku tertawa terbahak bahak , aku merasa senang saat bertarung , rasa adrenalin yang tercipta , membuatku semakin ingat dengan jati diriku
bersenang senang saat bertarung , dan membuat musuhmu tak berdaya sungguh membuatku puas sekali
" syukur kalau kau sudah tau , mata ini bernama mata dewa , takkan ada yang bisa lolos setelah melihatnya , bahkan takdir , aku bisa melihat apa yang akan terjadi kedepannya , Dengan kata lain melihat masa depan , dan masa depanmu sudah ditentukan dengan mata ini "
" masa depanku !? jangan bercanda , aku adalah roh , aku tidak mempunyai masa depan , jangan bercanda "
aku menatap matanya dengan mata dewaku , roh tersebut kemudian jatuh dan tergeletak lemas ,
" sudah ku bilang , aku tau apa yang kau tak tau , bahkan masa depanmu , hanya saja sedih untuk mengatakannya , masa depanmu hanyalah kematian , dan kau roh harus menerimanya , ini mutlak tergambar jelas dimataku "
aku menganyunkan pedangku dari atas langit ke depan dengan cepat , kemudian petir menyambar roh tersebut , dengan keadaan yang rapuh dan tak berdaya , roh tersebut tersambar hingga terbakar menjadi abu dan lenyap
" walaupun aku mengalahkanmu , harus kuakui kau sangatlah kuat , untuk menghormatimu aku akan berjanji untuk tak lagi meremehkan para roh , dan aku akan bertarung dengan sungguh sungguh "
" perpisahan yang sangat menyedihkan, namun aku roy berterimakasih kepadamu , berkat bertarung dengan mu aku mulai mengingat jati diriku , memahami potensi mataku dan aku sangat menghargai ini "
meredahnya hujan menyudahi pertarungan yang sangat menyenangkan ,
aku melangkah diantara genangan air membawa siren yang tak sadarkan diri , sinar matahari sore menyinari kami , kami pulang kembali dan menyadari bahwa rumahku sebagian sudah hancur ,
" maaf tuan , bukannya menjaga tuan , aku malah merepotkan tuan roy , aku berjanji aku akan bertambah kuat , dan menjaga tuan segenap rasaku
" sudahlah yang penting kau sudah baikan , yang penting berkat bertarung tadi aku menyadari satu hal " kataku
" hal apa tuan "
aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan siren
" tuan sinar matahari masuk , dan kenapa atap kita bolong ? "