Setelah rasa pusing yang familiar reda, Lucien melihat banyak bunga merah mengerikan di depannya. Lautan bunga berwarna merah itu tak berujung.
Begitu mencium aroma makhluk hidup, bunganya perlahan mekar, kelopak demi kelopak, kemudian darah dan daging bagian dalamnya tampak. Dagingnya bergerak! Bagaikan jantung, bagian tengah bunganya bisa berdetak!
Melihat bunga itu, hati Lucien mencelos. Dia tahu betapa berbahayanya bunga itu! Tapi tak lama kemudian dia menenangkan diri karena bagaimanapun dia sedang berdiri di kebun Rhine. Lucien mulai merapal mantra yang misterius dan menakutkan.
Begitu mantranya diucapkan, bunga yang cantik namun berbahaya itu mengayun lembut seolah mereka menyambut Lucien, kemudian bunganya dengan cepat berubah menjadi serangga merah kecil dan pergi bagaikan gelombang surut, menyisakan lahan hitam di tengah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com