Lu Yanchen menatap punggung Shi Guang yang langsing namun terlihat kesepian. Ia tidak memanggil Shi Guang, hanya mengikutinya dari belakang dalam diam.
Shi Guang terus berjalan sampai ia berada cukup jauh dari arena. Baru ketika itulah ia duduk di sebelah sebuah taman di sisi jalan, menatap lurus dengan diam dan tak bergerak seperti patung.
Ada orang berjalan di mana-mana. Dari waktu ke waktu, beberapa melirik Shi Guang dengan aneh. Akan tetapi, Shi Guang tidak memperhatikan karena ia sepenuhnya tenggelam dalam dunianya sendiri pada titik itu.
Melihat Shi Guang dalam keadaan seperti itu, hanya ada perasaan buruk di dalam hati Lu Yanchen yang sama sekali tak bisa ia jelaskan. Ia menyukai keramahan Shi Guang, sikap berani dan riang yang ditunjukkannya pada kehidupan. Tapi ia tidak suka melihat Shi Guang begitu kesepian, tak berdaya, dan terluka.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com