webnovel

Sebuah Ciuman Tiba-tiba yang Tak Bisa Dicegah

Redakteur: Wave Literature

Tangan kecil Shi Guang melesat ke bawah dan berakhir menyentuh sesuatu yang seharusnya sama sekali tidak boleh disentuh. Membeku, ekspresi gelisah terlintas di matanya. Namun, ia seketika tersadar kembali ke akal sehatnya. Ini sangat mengagetkan! Begitu hebat kagetnya sampai membuatnya tersentak ke belakang tanpa sadar.

Sangatlah mudah untuk tergelincir dan jatuh ke dalam air. Karena kehilangan keseimbangan, ia tersentak ke belakang, siap terjatuh dan mendarat di dalam air. Tetapi karena insting, tubuh Shi Guang malah terdorong ke depan... dan ya begitu saja, seluruh tubuhnya terdorong ke arah Lu Yanchen. Menjelang ia sadar kembali akan hal tersebut, ia sudah mendarat di tubuh Lu Yanchen dan bersama jatuh dan masuk ke dalam air.

Dalam kekacauan sekarang, Shi Guang bangkit dengan tergesa-gesa. Dan pada saat berikutnya, dia menarik Lu Yanchen juga. Shi Guang tidak banyak menderita. Namun, di sisi lain, Lu Yanchen tersedak oleh air, dan matanya mulai memerah.

"Aku benar-benar minta maaf! Aku cuma kehilangan keseimbangan sedikit tadi!" Shi Guang ragu-ragu dan canggung untuk beberapa saat sebelum melanjutkan berkata dengan perasaan gelisah, "...D-di air benar-benar berbeda dibandingkan di darat. Sangat mudah untuk tergelincir dan jatuh di dalam air...."

Lu Yanchen berbalik dan berbaring di tepi kolam renang. Wajahnya agak pucat sekarang, sambil ia menggigit bibirnya erat-erat.

Shi Guang sedang susah payah untuk tetap tenang seraya terus berbicara, "...Erm, untuk berenang, ini benar-benar normal. Ini sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal-hal seperti tergelincir dan kontak tubuh…." Si*l! Shi Guang benar-benar ingin menggigit lidahnya sekarang. Ia bisa saja hanya mengatakan tergelincir! Mengapa ia harus mengatakan kontak tubuh atau yang lainnya?

Ada perasaan lucu ketika ia sangat berusaha untuk menyangkal apa yang telah terjadi sebelumnya dengan 'fakta' yang mencolok itu.

Lu Yanchen memicingkan matanya secara tajam. Sesaat berikutnya, bibirnya menampilkan senyum yang sangat licik seraya memutar kepalanya untuk memandang Shi Guang, "... Begitukah?"

Shi Guang, "..."

Iya! Seharusnya memang begitu saja! Tidak bisakah ia menyimpan senyum mengejeknya itu untuk dirinya sendiri? Jelas sekali, yang harus ia lakukan hanya membalas dengan satu 'Hmm' dan itu seharusnya menjadi akhir dari seluruh peristiwa ini!

Shi Guang berdeham dan mencoba yang terbaik untuk tidak terdengar terlalu canggung ketika ia berkata dengan raut wajah lurus, "Baiklah, mari kita lanjutkan. Mari kita coba sekali lagi…."

Shi Guang ingin mengubah topik sehingga ia bisa menutupi seluruh insiden tadi dengan melanjutkan pelajaran secara wajar. Namun, Lu Yanchen mengabaikannya sambil berjalan di sepanjang sisi kolam dan ingin memanjat.

"Kau menyudahi pelatihan begitu saja? Sudah berapa lama...?" Ia terlalu meremehkan, bukan?

Shi Guang mengulurkan tangan dan menarik Lu Yanchen. Meski ia tidak begitu mengerahkan kekuatannya untuk menarik Lu Yanchen, tanpa diduga, seluruh tubuh Lu Yanchen merosot ke belakang tanpa bisa dicegah!

Shi Guang benar-benar terkejut, "Lu Yanchen ...!"

Seketika, ia menyeret Lu Yanchen keluar dari air dan membantunya ke daratan sambil bertanya kepadanya dengan bingung, hatinya merasa seolah-olah ia sedang menapaki bara panas sekarang, "Ada apa denganmu?"

Ketika di dalam air, Lu Yanchen sudah merasakan pusing tak tertahankan. Meskipun ia menggunakan seluruh ketahanannya untuk memaksakan dirinya agar tidak kehilangan kesadaran, Lu Yanchen saat ini merasa seperti berada dalam kabut pekat.Mmengintip dari celah matanya yang mulai menutup, ia hanya bisa melihat seorang sosok ramping yang menopangnya dengan kedua tangan. Wajahnya panik sekarang, penuh dengan kekhawatiran di matanya.

Sosok yang sama ini menyatu dengan gambaran sosok lain yang ada dalam ingatannya. Lu Yanchen linglung, tidak dapat membedakan dengan jelas antara mereka saat ini. Menggunakan setiap kekuatan terakhir yang ia miliki, ia memaksakan dirinya ke posisi duduk.

Shi Guang menatapnya dengan cemas, merasa agak bersalah. Semuanya baik-baik saja pada awalnya. Tapi, berkat jatuhnya Shi Guang tampaknya telah membangunkan ketakutan Lu Yanchen akan air yang telah mengakar dalam.

Lu Yanchen tidak menjawab. Ia mengulurkan tangannya dan memegang rahang Shi Guang, menatapnya dengan pandangan yang amat bingung. Ia menatap wajah Shi Guang yang berantakan dengan air yang menetes.

Dan kemudian...Lu Yanchen mendekat.

Hidung mereka bersentuhan.

Sambil memiringkan kepalanya sedikit, Lu Yanchen mencium bibir Shi Guang.

Mata Shi Guang terbelalak lebar. Ia langsung tersentak sadar. Ia mendorong Lu Yanchen, ia ingin menghentikannya! Untuk mengatakan tidak!

Tapi, tangannya ditekan oleh Lu Yanchen. Saat bibirnya sedikit terbuka karena ingin mengatakan sesuatu, itu malah mempermudah Lu Yanchen. Lu Yanchen mencoba menciumnya lebih dalam seraya lidah mereka sedikit bersentuhan.

Tiba-tiba, ia menyentakkan dirinya sendiri dan menarik bibirnya sedikit. Namun, tindakan menarik diri sedikit itu bahkan tidak berlangsung selama satu detik. Seperti orang yang tenggelam yang baru saja menghirup udara segar, Lu Yanchen mencium Shi Guang dengan kalap.