Bibir Shang Mo melengkung dengan senyum dingin.
Rong Mo menghadap mata yang dingin dan tak bernyawa itu, yang seakan dimiliki oleh seseorang yang superior. Setelah sejenak, Shang Mo menepiskan pembawaan dinginnya dan berubah menjadi seorang pria yang hangat. "Nenek menunggumu. Kau punya 10 menit untuk berkemas!"
Rong Mo bergegas menambahkan, "Baiklah!"
Ia melepaskan rambut palsunya dan menghapus riasan dari wajahnya menggunakan sapu tangan sebelum pergi ke ruang ganti. Shang Mo menatapnya dengan bibir berkerut. Meski wajahnya tanpa ekspresi, hatinya mengomel dingin.
Anak itu sangat tenang dan tidak pernah salah bersikap bahkan ketika menangani orang lain. Ternyata ia bahkan sama sekali tidak tahu bahwa ada sesuatu dengan Rong Mo!
Namun itu yang terbaik—itu hanya membuat permainannya semakin menarik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com