webnovel

Bisakah Kau... Lebih Bodoh Lagi?

Redakteur: Wave Literature

Mata Shi Guang terbelalak karena syok, penuh rasa ketidakpercayaan. Ia tak bisa berkata-kata saat ini, tak dapat merasakan apa-apa juga selain kekonyolan yang begitu menggelikan tentang semua kejadian ini.

Ia jelas-jelas tidak melakukan apa-apa sama sekali. Tapi, He Xinnuo bertindak seolah-olah ia adalah korban, seperti ia telah dirundung dalam waktu yang lama hingga sekarang. Jika ada orang yang bisa menggambarkan perasaannya, pada awalnya Shi Guang terkejut oleh oleh serangan mendadak, bahkan mungkin agak marah karenanya, tapi kini ia sangat kalem dan tenang.

"He Xinnuo, bisakah kau... lebih bodoh dari ini?" Bibirnya melengkung dengan nada mengejek dan kasihan.

Mengapa ia harus menghabiskan hari-harinya memikirkan semua polemik politik dan pertengkaran ini? Sebagai atlet, bukankah pekerjaan mereka seharusnya memperbaiki diri dan bekerja keras dalam latihan?

Surga mungkin telah mengecewakan seseorang yang telah bekerja keras, tetapi mereka tidak akan pernah mengecewakan orang yang selalu bekerja keras.

Kenapa He Xinnuo tidak bisa memahami logika itu?

Kena amukan kemarahan Shi Guang memang sudah direncanakan dan diprediksi oleh He Xinnuo. Yang dia inginkan adalah agar Shi Guang memarahinya sehingga ia bisa menunjukkan betapa menyedihkannya dirinya, memperkuat statusnya sebagai korban. Tetapi ketika ia melihat betapa tenangnya Shi Guang dan seakan ia tidak peduli, He Xinnuo tidak bisa menahan dirinya untuk mengeluarkan kilatan ekspresi dinginnya sekali lagi.

"Bahkan ketika seekor kelinci diganggu hingga batas akhirnya, mereka akan menggigit. Kamu kira aku akan terbiasa dengan rundunganmu, tapi sekarang, aku benar-benar tidak tahan lagi! Terkadang, kamu benar-benar terlalu berlebihan! Lupakan! Daripada dirundung olehmu sepanjang waktu, semakin hari semakin buruk, aku akan pindah ke klub lain saja."

Ketika He Xinnuo meneruskan kata-katanya, air matanya menjadi lebih banyak sampai jatuh menetes-netes ke tanah terus menerus, terlihat seolah-olah air matanya adalah hujan yang menyayat hati orang yang mendengarnya.

Dan tepat pada saat itu, Boss Lei dan Wu Xing datang ke tempat latihan.

Saat mereka mendengar bahwa Lu Yanchen ada di sini, mereka langsung segera berlari. Selagi terkejut, sebagian besar sebenarnya adalah rasa kekhawatiran, takut kalau mereka mungkin telah dianggap kurang berkenan dalam hal-hal yang bisa jadi juga telah menyinggung 'Dewa' yang agung di sini.

Setelah menyapanya dengan penuh sopan dan santun, Bos Lei bertanya dengan nada lembut sambil memperhatikan wajah muram Lu Yanchen, "Apa yang terjadi di sini?"

He Xinnuo memperhatikan Lu Yanchen sebelum menjawab dengan hati-hati, "Bos, Shi Guang melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada Tuan Muda Lu."

Bos Lei mengutukinya dalam hatinya sebelum diikuti dengan suara tawa kecil seketika, "Tuan Muda Lu, Shi Guang masih muda. Ia hanya seorang gadis konyol yang tidak tahu apa-apa tentang hal lain selain berenang, dan tidak terlalu baik dalam urusan-urusan dunia pada umumnya. Jika ada sesuatu yang ia lakukan yang kurang berkenan, tolong dimaa…,"

'Shi Guang ini! Bukankah aku sudah memperingatkannya sebelumnya bahwa ia harus mengajari Tuan Muda Lu dengan sebaik-baiknya?! Ia kan gadis yang cerdas, jadi seharusnya ia tahu bahwa keluarga Lu tidak boleh sampai tersinggung!'

Saat Bos Lei berbicara, ia sambil melirik Shi Guang sesekali, mengisyaratkan padanya untuk menghampiri Lu Yanchen dan meminta maaf.

Shi Guang menggigit bibirnya.

Untuk apa ia meminta maaf? Ia bahkan bukan orang yang mengirim pesan-pesan teks itu! Tapi... orang-orang juga mungkin akan melupakannya! Jika meminta maaf dapat menyelesaikan masalah ini, maka lakukan saja. Semakin sedikit masalah semakin baik, daripada menambah masalah lagi jika diperpanjang.

Namun, He Xinnuo maju lebih dulu daripada Shi Guang.

Air mata masih mengucur di wajahnya, sambil memaksakan senyum pahit sebelum memandang Lu Yanchen dan berkata, "Tuan Muda Lu, saya minta maaf karena membiarkanmu menyaksikan kekonyolan ini hari ini. Saya tadi benar-benar tidak tahu apa yang yang terjadi ketika tiba-tiba difitnah oleh Shi Guang akan semua ini. Biasanya, saya bisa menahan semuanya sendiri. Saya juga tidak tahu apa yang terjadi pada diri saya hari ini! Saya juga sudah coba menahannya, tetapi tidak bisa melakukannya! Saat saya melihat Tuan Muda Lu... Saya hanya ingin menangis!"

He Xinnuo kemudian menundukkan kepalanya, seolah-olah ia sangat tersakiti. Setelah itu, ia diam-diam melirik Wu Xing.

Melihat lirikan He Xinnuo, pikiran Wu Xing mencoba mencernanya dan seketika ia maksud. Ia kemudian melangkah maju juga. "Tuan Muda Lu, karakter Xinnuo memang sedikit lebih lembut, dan selalu rendah hati serta santai dalam segala hal. Kenyataannya, ia sebenarnya perenang terbaik di klub kami. Dan tentu saja, ia juga yang paling profesional. Setiap siswa yang pernah diajarinya pasti memujinya."