Mereka sudah tahu, bahkan tatapan Riko bersama Maila tampak biasa saja. Mataku berkelebat miring ke arah dua posisi yang berbeda. Bila hatiku merasa gundah, tentunya mereka adalah teman di kala kesedihanku.
Mereka adalah keluarga yang tadinya memang selalu dekat denganku. Teman dan keluarga, tapi setelah aku menemukan bukti bahwa genetika dalam darahku bukanlah anak kandung tuan Darwis. Jika begitu, ternyata mereka sudah mengetahuinya.
"Jadi, sudah berapa lama kalian udah tahu?" tanyaku mulai berkeliling.
Riko mendatarkan raut wajahnya, memalingkan pandangan ke lain arah. Tidak seperti Maila, dia hanya terlihat lusuh hingga menunduk pilu.
Sebelah tangan Maila pun menepuk bahuku dengan pukulan ringannya.
"Jangan dipikirin, Kak Ocha. Walaupun kita udah tahu kalo kakak bukan anak kandung om Darwis, tapi kita nggak pernah bedain mana kandung sama bukan kan, heh?" Maila mencongakkan kepalanya tegak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com