Oslan membuka lipatan kertas yang kudapatkan dari sodoran tangan Baron. Lalu, seluas mata memandang, dia meranggul hingga melipatnya kembali lembaran kertas tersebut.
"Hm. Simpan dan baca sampe semuanya. Ini bagus! Asyik bisa kenalan sama orang besar kayak tuan Baron."
Lembaran kertas itu pun jatuh ke tanganku lagi. Dimana peletakan lembaran ini kembali menyelinap ke balik tas tangan. Mataku jadi lebih fokus ke depan pintu yang sebentar lagi akan segera terbuka.
Jantungku yang sempat mengempis kaku, akhirnya merasa lega lagi tenang. Aku tidak bisa menyahut banyak kepada Oslan. Hanya lekukan senyuman tipis terlukis di bibirku.
Pintu ini terbuka secara bebas, kami pun segera menginjak lantai terakhir, dimana tujuan selanjutnya adalah makan siang.
"Kita isi perut dulu, terus kita langsung ke tempat pemotretan. Oke." Oslan memperingatkan setiap pergerakanku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com