webnovel

SHEILA

sheila gadis berusia 29 tahun yang belum menikah bertemu dengan dimas seorang duda yang berusia 39 tahun yang memiliki dua orang anak yang bernama yuna dan jeno. akan kah keluarga sheila menerima dimas yang ternyata adalah seorang duda

PDA_iskndr · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
1 Chs

(1) Sheila

Seorang gadis berjalan tak tentu arah.  Padahal hari sudah menunjukkan pukul 01.00 wib. Suasana kota yang begitu ramai, sehingga tidak begitu keliatan kalau hari sudah menunjukkan dini hari.

Gadis itu mendengus sebal, ia benci keadaan nya saat ini. Ia benci keluarga nya.

Memang nya kenapa kalau usia 29 belum menikah. Ada yang salah? Padahal artis-artis diluar sana umur 40 aja belum tentu sudah menikah.

"menikah atau tidak itu sama saja! Kalau bajingan ya bakalan tetap bajingan"

Gadis itu masih mengingat perkataan bos nya dulu. Yah meskipun sekarang dia tidak bekerja di situ lagi.

Entah kenapa malam ini gadis itu enggan untuk pulang ke rumah.

Ia capek berdebat. Karena berdebat dengan orangtua tidak akan pernah selesai.

Ketika belum menikah seseorang akan ditanya "kapan menikah?"

Ketika sudah menikah tapi belum punya anak akan ditanya "kapan punya anak?"

Ketika sudah menikah dan punya anak pertanyaan ini akan kembali terlontar "kapan nambah? Kasian anak nya sendiri loh, gak ada temen main"

Gitu-Gitu aja terus sampe nenek moyang di dalam kubur, kembali hidup.

Gadis itu menendang kerikil yang ada di hadapan nya.

Tanpa di sadari mengenai seseorang yang baru saja keluar dari mobil nya.

Dengan cepat gadis itu memutar tubuh nya.

'Sial!' rutuk nya.

***

Mobil dimas berhenti di perkarangan rumah nya.

Ia keluar berjalan hendak menutup gerbang pintu rumah nya.

Tapi tiba-tiba dimas merasa ada sesuatu yang menimpuk kepala nya.

"Duh!"

Dimas melihat sekeliling nya. mencari seseorang yang melempar batu itu kepada nya.

Sampai akhirnya ia melihat tubuh seorang gadis.

dari bentuk-bentuk tubuhnya. Seperti nya dimas tau ini siapa?

"Sheila?" tebaknya

Gadis itu menunduk. Kemudian membalik kan tubuhnya menghadap dimas.

"Loh pak dimas? Maaf ya pak, saya gak Sengaja. Maaf banget"

Dimas mengangguk paham.

"Kamu ngapain jam segini ada didepan rumah saya?"

Mendengar pertanyaan dimas. Terlintas dipikiran sheila untuk meminta pertolongan dimas malam ini.

"Boleh gak saya nginep di rumah bapak. Tenang aja saya gak niat ngapa-ngapain kok"

"Maaf? Kamu gak salah mau nginep disini?"

Sheila mengangguk.

"Alhamdulillah sih saya masih sehat dan waras"

Dimas memijat pelipis nya. Perlahan kemudian ia  tampak berpikir sejenak. beberapa saat kemudian dimas mengangguk.

"Silahkan masuk, tunggu di depan dulu. Saya mengun---ci pagar"

Belum sempat dimas berhenti berbicara, sheila sudah masuk dan berdiri menunggu dimas.

"Okey terserah. Yang pasti selama kamu tidak merepot kan"

Sheila mengangguk.

"Tenang saja pak, saya tidak merepot kan pak. Saya kan sudah dewasa" kekeh sheila.

Sedangkan dimas hanya mengangguk pasrah.

"Pak, bapak gak rindu sama saya?"

"Enggak"

"Bohong! Bilang aja bapak itu sebenarnya rindu, tapi malu iya kan? Secara saya kan karyawan tercerdas di perusahaan bapak dulu"

Dimas mengabaikan ucapan sheila. Ia membuka pintu rumah nya.

"Pak, masa nih ya ada yang bilang kalau bapak itu duda. Bohong kan ya?"

"Terus juga ada yang bilang, katanya bapak itu diseling---"

Ucapan sheila terhenti karena di sambung dimas.

"Ngomong sekali lagi saya usir kamu"

Sheila menutup mulutnya.

"maaf" cicitnya.

Dimas mengantar sheila ke kamar tamu.

"Saya disini pak?"

Dimas mengangguk

"Jadi, kamu mau dimana?"

Sheila mengerucut kan bibirnya kesal.

"Ya sama bapak lah!"

"Mimpi kamu!" dimas menoyor kepala sheila.

Sheila mengusap kepala nya.

"Ia maaf pak, kan tadi bercanda" sheila masuk kedalam kamar itu.

"Pak tapi nih ya masa--"

"Bisa gak kamu diem terus tidur kan selesai" dimas berlalu dari kamar sheila.

"Untung ganteng"

Sheila menatap sekelilingnya.

Sheila merebahkan tubuhnya di kasur. Beruntung ia bertemu dengan dimas malam ini jadi dia tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk menyewa penginapan.

"Tapi kok gue ngerasa seneng ya, gangguin pak dimas" kekeh sheila.

Sheila perlahan memejam kan matanya. Hingga ia tertidur lelap.

***

"AYAHHHHH!!! INI SEPATUU SIAPA?!" teriak yuna. Ia baru saja akan membereskan sepatu-sepatu

"YUNA BERISIK YA!" ujar jeno baru turun dari kamarnya. Dengan wajah bantalnya.

"INI SEPATU SIAPA??! YUNA GAPUNYA YANG BEGINI! INIKAN PUNYA TANTE-TANTE"

"Punya kamu kali, baru dibeliin ayah"

Yuna menggeleng kemudian yuna menarik tangan jeno kearah kamar ayah.

"Ayah! Jangan bilang ayah bawa perempuan"

Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya biarin lah yuna. Urusan orang dewasa! Males ih urusin yang berbau dewasa"

Yuna mengetuk pintu kamar ayah.

"AYAH!"

Tidak lama pintu kamar dimas terbuka, menampil sosok yang seperti nya baru selesai mandi.

"Kalian ngapain?"

Yuna melirik kearah dalam kamar. Tapi tidak ada seorang yang yuna lihat

"Yuna kamu lihat apaan?"

Yuna menggeleng. Ia menatap jeno

Sedangkan jeno menggeleng.

"Kalian kenapa sih?" dimas menatap kedua anak nya yang seperti nya menyembunyikan sesuatu.

"Ayah jujur sama yuna! Mana tante itu"

"Tante siapa?!"

"Ya pokoknya tante-tante lah!"

Yuna melirik-melirik kearah kamar ayah nya. Kemudian ia memicingkan matanya

"Ayah habis ngapain sama tante semalem?"

Jeno memukul tangan yuna.

"Ish! Dibilang jangan terlalu frontal" bisik jeno

"Ayah bawa bunda baru ya?" ejek jeno

Dimas tertawa pelan. Ia serasa sedang di interograsi oleh anaknya.

"Gak ada jenooo, gaada yang bawa bunda baru"

Yuna menggeleng tidak percaya.

"Jadi sepatu di depan, sepatu siapa?"

"Gaada yuna" ujar dimas pelan.

Jeno terkekeh menggeleng melihat kelakuan ayah dan adiknya.

"Yuna marah nih, kalau gak jujur"

Dimas memeluk putri nya. Ia mengabaikan perkataan yuna.

"Selamat pagi anak-anak ayah" dimas mengusap kepala jeno.

"Gak ah, ayah gak seru karena gak bilang-bilang kalau punya cewek baru"

Dimas tertawa terbahak-bahak.

"Ga ada astaga, kalian kenapa sih?"

Suasana menjadi hening. Hingga tiba-tiba seseorang keluar dari kamar tamu.

"SELAMAT PAGI DUNIAAAAAAA" teriak gadis itu.

Membuat yuna dan jeno melirik dimas.

"Bukan, bukan dia bukan pacar ayah"

Jeno menatap yuna, kemudian yuna mengangguk.

1

2

3

hitungan ke tiga mereka segera berlari

"AYOO KEBAWAHHH"

Yuna dan jeno berlari menuruni tangga. Hingga membuat sheila menatap bingung.

"Kalian siapa?" tanya sheila bingung.

"Dih pake nanya? Yang harusnya nanya itu kami, tante siapa?" sarkas yuna.

"Ih kok tante, muka masih muda gini, dibilang tante"

Jeno mendekat kearah telinga yuna, kemudian ia berbisik

"Jadi dia calon bunda kita?"

Yuna mengedikkan bahu nya.

"Kalian siapa sih? Kok dirumah pak dimas"

"Kami anak nya pak dimas! Tante siapa?"

"oh saya tem-- APAA ANAK? KALIAN SERIUS?!"

jeno dan yuna mengangguk pelan

"Ha? KOK SAYA GAK TAU SIH!"

"Ya mana kita tau" ujar yuna dan jeno kompak

"Yaampun jadi ada calon anak" sheila merapikan rambut nya.

"Halo, kenalin nama tante, sheila"

"Halo tante, aku yuna" ujar yuna.

Dan entah sejak kapan keduanya dengan cepat mereka berbicara santai.

Membuat jeno dan dimas menatap keduanya heran.

"Ayah, yuna mau tante sheila jadi bunda baru dong!"

"HA?!!"

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

PDA_iskndrcreators' thoughts