webnovel
#ROMANCE
#COMEDY

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Teen
Zu wenig Bewertungen
321 Chs
#ROMANCE
#COMEDY

Perkelahian Kedua

"She, gimana kabar mama dan papa kamu?."

"Baik, Tante."

Keluarga Aksadana sedang melaksanakan makan malam. Sekaligus untuk menyambut kedatangan Arumi dan Wisnu.

"Oh ya Aksa, gimana persiapan pernikahannya? Apa udah semua?," tanya Wisnu.

"Udah, Yah. Semuanya Irona yang atur."

"Om, Tante. Kenapa Aksa mau nikah cepet-cepet, sih? Nanti Sheila kesepian dong di rumah ini."

Arumi dan Wisnu tertawa kecil. "Nggak apa-apa, She. Kan ada mbak Ana. Lagian di sini kan ada temen-temen Aksa. Tante yakin, mereka bakal jagain kamu," jawab Arumi.

"Tuh, dengerin! Lo harus belajar mandiri. Dulu, gue juga sendiri di rumah in. Tapi gue masih bertahan sampe sekarang."

Sheila memuta bola matanya malas, karena Aksa tak memiliki rasa empati atau kasihan padanya.

"Atau kamu mau kembali ke Palembang?," sanggah Wisnu.

"Nggak! Gak mau, Om. Sheila pengen di sini aja."

"Kenapa, sih? Kenapa lo pengen tinggal di Bandung?."