webnovel
#ROMANCE
#COMEDY

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Teen
Zu wenig Bewertungen
321 Chs
#ROMANCE
#COMEDY

Pencarian Rebecca

"Jadi, kamu mau berapa?"

"Lima ratus juta"

Rebecca membelalakan kedua bola matanya. Sakti benar-benar akan menjualnya. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?

Gadis itu hanya bisa menunduk sebari menangis. Kedua tangannya diikat oleh Sakti dengan sangat kencang.

"Apa kamu yakin, kalau dia bisa bekerja dengan baik?"

Sakti tersenyum menyeringai dan mendekat ke arah sang mami. "Dia masih ori" bisiknya.

Kabar gembira itu di sambut dengan senyum lebar oleh mucikari yang terdengar licik di kelab malam itu. Selain pelit, ia juga tidak segan-segan untuk menyiksa anak-anaknya ketika menolak melayani pelanggan.

"Bawa dia ke kamar!"

Rebecca sedikit terkejut ketika dua orang pria bertubuh besar memegangi kedua tangan dan menariknya pergi dari sana.

"Kalian mau ngapain? Lepasin gue!"

Gadis itu terus berteriak, namun hasilnya tetap sama. Tidak ada satu pun orang yang membantunya. Termasuk Sakti. Lelaki itulah yang sudah membawanya ke tempat biadab itu.