Ini adalah kali pertama bagi Dini mendatangi makam Alika sejak kepergiannya beberapa bulan yang lalu. Selama ini, ia berkeras untuk menolak kematian sang putri dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah datang ke makan buah hatinya tersebut. Sejak menjadi yatim piatu, ia sangat membenci area pemakaman.
"Bisakah ... kau tinggalkan aku sebentar, Riki? Aku ingin berdua saja dengan Alika," pinta Dini lirih.
Awalnya Riki seperti enggan, tapi kemudian menuruti permintaan Dini dengan menjauh darinya. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk memastikan kalau perempuan yang baru keluar dari rumah sakit itu baik-baik saja.
Dini berjongkok dan mengusap pusara sang buah hati yang di atasnya telah bertabur bunga dan basah oleh guyuran air mawar yang masih menyisakan basah.
"Halo, Sayang! Ini Mama," ucap Dini , seraya kembali mengusap nisan tanpa nama itu dengan tangan yang masih ditandai dengan plester akibat dipasang jarum infus.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com