webnovel

Teka-teki yang terjawab

Sekuat hati ia menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi bulir-bulir bening itu terus meluncur bak hujan yang tidak terbendung. Kedua tangan dengan jari-jari gemetar itu bahkan tidak mampu lagi mengusap basah di wajahnya. Dini terisak, lantas menangis semakin keras ketika volume musik di dalam taksi itu perlahan meninggi.

Ponsel di dalam tas terus berdering tiada henti, tapi Dini tidak sekali pun perduli atau pun mengangkat panggilan itu. Sementara itu, mobil ber-argo itu terus melaju tenang memecah lalu lalang kendaraan yang tampak ramai dan lancar.

Lima belas menit berselang, tangis Dini mulai tenang dan hanya menyisakan sesenggukan yang sesekali terdengar. Kedua matanya tampak sembab dan memerah, pun ujung hidungnya yang entah berapa kali ia tekan dengan tissue pemberian sang supir taksi.

"Mau turun di mana, Neng?" tanya supir taksi itu, setelah mengecilkan suara musik di laci mobilnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com