Dini hanya membelalak dan hampir saja terbahak kalau saja tidak cepat menyadari sedang berada di tempat umum. Salma hanya tertawa kecil seraya mengedipkan matanya dengan nakal dan berujung pada tampilan sekali lagi di bahunya.
"Astaga ... Mbak!"
'Kenapa emang?"
"Masa pake ... ah! Udah, udah. Jangan ngomongin itu lagi, Mbak. Malah ngaco!" ucapnya, sembari mengibaskan tangan.
"Biasa aja, sih. Masih dalam batas normal sebagai manusia, Din. Kita-kita juga bukan batu, masih punya kebutuhan biologis seperti orang lain."
"Aku jadi ingin meluk," ucap Dini, seraya merentangkan kedua tangannya.
Alih-alih segera menyambutnya, Salma justru menyeringai dan menggelengkan kepala. Hal ini semakin membuat Dini geli dan buru-buru menghambur ke pelukannya. Kedua perempuan itu tertawa cekikikan, sembari saling menepuk dan memgusap-usap punggung masing-masing untuk saling menguatkan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com