Dini tidak mampu lagi berkata-kata, kerongkongannya terasa penuh dan seketika lidah pun terasa sangat kelu. Bagaimana bisa ia menahan air mata yang kini mulai menggenang? Bukan hal yang mudah untuk tidak menangis pada saat ini.
"Maaf, Mbak. Aku--" Perempuan itu tidak bisa menyelesaikan ucapannya yang tersangkut di tenggorokan.
"Aku yang harus minta maaf padamu, Din. Seandainya saja aku punya banyak uang, pasti aku akan menolak tawaran itu dengan tegas, Din. Tapi sayangnya ... aku masih punya banyak tanggungan hutang yang jumlahnya tidak sedikit."
"Aku tahu, Mbak. Aku tahu. Tidak apa-apa. Kau jangan merasa bersalah padaku. Justru aku yang seharusnya minta maaf. Karena aku, kau terpaksa harus mengalami semua ini. Mulai dari kebakaran toko sampai sekarang harus menjual rumah kesayanganmu ini."
"Dini--"
"Maaf, Mbak. Aku sudah selesai sarapan," ucapnya, seraya berdiri dan membawa piring bekas makannya ke belakang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com