Bu Nyai sudah mengambilkan nasi ke setiap piring yang ia letakkan di atas meja makan, saat Bara dan juga Dini datang. Keduanya tampak sedikit gusar saat bertemu pandang dengan tatapan mata Abah yang sempat menghela nafas.
"Mau pakai lauk apa? Pilih saja, ya!" ucap Bu Nyai.
"Iya, Bu," jawab Dini.
"Pepesnya dong, Sayang!" pinta Bara.
Dini pun segera mengambil satu bungkus pepes dari atas piring saji. Perlahan dibukanya bungkus dari daun pisang yang telah berubah warna itu dari tusuk lidi yang menyematnya. Aroma wangi dari pepes langsung menguar dan menggugah selera.
"Ini benar-benar pepes favoritku. Nggak ada pepes yang selezat buatan Ibuku," ucap Bara.
"Bukannya di restoran banyak makanan yang lebih enak?" sahut Bu Nyai.
"Jauh dong, Bu! Tetap pepes ini yang juara!" ucap Bara.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com