Dini tidak menjawab pertanyaan Riki yang berdiri menatapnya dengan tajam. Ada rasa sedih saat menyadari kalau sorot mata yang terpancar dari sepasang manik pemuda itu, tidak lagi selembut sebelumnya.
"Ayo, Din! Kita tidak perlu mengurusi sesuatu yang tidak penting," ucap Maria, seraya mengajak perempuan itu pergi.
"Sebentar!" seru Riki.
Detik berikutnya, tangan pemuda berwajah tampan itu telah menahan lengan Dini. Sekali lagi hal itu membuat langkah keduanya kembali terhenti karena Riki kini menghadang di hadapan mereka.
"Bisa nggak, kamu bersikap sopan, hah!? Mau aku panggilkan security?" gertak Maria dengan wajah yang kesal.
"Tolong jangan ikut campur! Ini urusan saya dengan dia," sahut Riki.
"Apa kamu bilang?"
"Nggak apa-apa, Mbak. Aku nggak apa-apa. Biarkan saja dia mau ngomong apa," ucap Dini, berusaha menenangkan Maria yang sudah mulai terpancing emosi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com